WhatsApp
SNIKB_2025


Batik Sebagai Identitas Bangsa dan Kekuatan Ekonomi Kreatif

Yogyakarta, 24 September 2025 — Batik kembali menjadi sorotan dunia melalui penyelenggaraan Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) VII 2025, yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI).

Mengusung tema “Strategi Branding Batik: Dari Warisan Budaya ke Komunitas Global”, seminar ini menjadi wadah strategis untuk menguatkan posisi batik dan kerajinan Indonesia di tengah arus globalisasi dan perubahan pasar dunia.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah—mulai dari akademisi, peneliti, praktisi, hingga pelaku industri kreatif. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa semangat menjaga warisan budaya dapat berjalan beriringan dengan upaya membangun daya saing industri nasional.

Sinergi Pemangku Kepentingan: Kunci Branding Batik yang Kuat

Dalam sambutannya, Kepala BSKJI Kemenperin RI, Dr. Andi Rizaldi, S.T., M.M., menegaskan bahwa strategi branding batik tidak hanya soal memperkenalkan produk, tetapi juga memperkuat identitas dan nilai budaya bangsa.

“Batik bukan sekadar produk budaya, melainkan identitas bangsa yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Dengan strategi branding yang tepat, kita dapat membawa batik menembus komunitas global dan menjadikannya kebanggaan Indonesia di kancah internasional,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa industri kecil dan menengah (IKM) di sektor batik dan kerajinan adalah tulang punggung ekonomi nasional. IKM tidak hanya menjaga keberlanjutan warisan budaya, tetapi juga berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan nilai ekspor.

 

SNIKB Sebagai Forum Kolaborasi dan Inovasi

Kepala BBSPJIKB, Jonni Afrizon, S.E., M.M., menjelaskan bahwa SNIKB telah menjadi forum tahunan berbagi pengetahuan dan kolaborasi lintas sektor.

“SNIKB VII tahun 2025 ini kami harapkan menjadi ruang sinergi antara akademisi, peneliti, praktisi, industri, dan pemerintah. Melalui diskusi dan paparan ide-ide baru, kita dapat memperkuat ekosistem batik dan kerajinan agar tetap relevan dengan tren global,” ujarnya.

Forum ini menghadirkan tiga narasumber utama dengan kompetensi berbeda:

1. Prof. Dr. Guntur, M.Hum. – Guru Besar Kriya Seni ISI Surakarta, yang menyoroti aspek estetika dan nilai filosofi batik dalam pengembangan produk kreatif.

2. Deddy Effendy An, S.T. – CEO CV. Palem Craft, yang berbagi pengalaman praktis membangun merek kerajinan lokal agar mampu bersaing di pasar ekspor.

3. Vanny Aldilla, S.H., M.H. – Analis Kekayaan Intelektual Kanwil Kemenkumham DIY, yang membahas pentingnya perlindungan hak cipta dan sertifikasi untuk menjaga orisinalitas karya batik dan kerajinan.

Diskusi panel berlangsung interaktif, membahas strategi penguatan branding, legalitas, inovasi desain, dan digital marketing untuk memperluas jangkauan pasar produk batik dan kerajinan Indonesia.

 

Kontribusi Nyata Industri Batik dan Kerajinan bagi Perekonomian Nasional

Sektor IKM batik dan kerajinan memegang peranan vital dalam perekonomian nasional. Berdasarkan data Kemenperin, terdapat 4,52 juta unit usaha IKM dengan serapan tenaga kerja mencapai 13 juta orang. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,51%, dengan proporsi 99% dari total unit usaha nasional.

Untuk industri batik sendiri, nilai ekspor triwulan I tahun 2025 tercatat sebesar USD 7,63 juta. Produk batik Indonesia telah menembus pasar global melalui 214 sentra batik di 11 provinsi, dengan total sekitar 47 ribu unit usaha. Data tersebut menunjukkan bahwa setiap helai batik bukan hanya karya seni, tetapi juga penopang ekonomi daerah dan simbol kemandirian bangsa.

 

Dari Warisan Budaya Menuju Produk Global

Penyelenggaraan SNIKB VII 2025 merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Batik Nasional. Melalui kegiatan ini, Kemenperin menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi industri batik dan kerajinan menuju industri kreatif berkelanjutan dan berdaya saing global.

Strategi branding batik yang kuat bukan hanya soal promosi, tetapi juga tentang membangun narasi budaya, memperkuat inovasi produk, serta memperluas akses pasar melalui digitalisasi dan standardisasi mutu.

Dengan dukungan pemerintah, akademisi, dan pelaku industri, diharapkan batik dan kerajinan Indonesia mampu menembus komunitas global tanpa kehilangan akar tradisinya.

 

Arah ke Depan: Kolaborasi untuk Masa Depan Batik

Melalui forum seperti SNIKB, diharapkan muncul ekosistem kolaboratif yang mendorong riset, inovasi, serta pelatihan berkelanjutan. Dinas perindustrian di daerah juga diharapkan memperkuat peran fasilitator untuk menghubungkan perajin dengan akses teknologi, bahan baku, dan pasar internasional.

“Kekuatan industri batik dan kerajinan terletak pada harmoni antara tradisi dan inovasi. Dengan kolaborasi lintas sektor, kita bisa membawa batik menjadi simbol budaya yang mendunia sekaligus sumber kesejahteraan masyarakat,” ujar Jonni Afrizon.

Mari bersama-sama wujudkan industri batik dan kerajinan yang berdaya saing global!

Lihat rekaman kegiatan SNIKB 2025 secara langkap: Video SNIKB 2025

#SNIKB2025 #BatikIndonesia #KerajinanNasional #BrandingBatik #IndustriKreatif #IKMIndonesia #Kemenperin #BSKJI #BBSPJIKB #HariBatikNasional #IndustriBatik #EkonomiKreatif #WarisanBudaya #BatikGoGlobal #MadeInIndonesia


BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK

Jalan Kusumanegara No. 7, Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta 55166
Telp. 0274-546111 Ext.109 | Fax. 0274-543582
E-mail:bbkb@kemenperin.go.id | Instagram : @bbspjikb_kemenperin | Whatsapp : 6282223799288

Bagikan di Media Sosial Anda