Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian di Yogyakarta terus mendorong lahir start-up industri kerajinan dan batik di tengah Masa Pandemi COVID 19
Seperti yang telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2020. Di masa pandemi COVID-19, Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta (BBKB) terus mendorong tumbuh industri baru yang innovatif di Bidang Kerajinan dan Batik yang ada di Yogyakarta. Kegiatan ini didukung penuh Oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (BPPI) Kementerian Perindustrian melalui Sekretariat BPPI dan Puslitbang Industri Agro. Kegiatan Innovating Jogja merupakan pencarian start-up berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik yang dilaksanakan melalui sistem kompetisi ide inovasi Bisnis. Proses seleksi ide bisnis dan Produk Inovatif telah dilaksanakan sejak bulan Februari 2020. Sebanyak 91 proposal ide diterima oleh Panitia. Setelah melalui Seleksi administrasi dan Seleksi Substansi Proposal maka terpilihlah 30 peserta yang mengikuti kegiatan bootcamp pengembangan bisnis yang dilakukan pada selama 5 hari pada bulan Agustus 2020. Peserta yang telah mengikuti bootcamp kemudian mengikuti seleksi bisnis plan yang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Agustus 2020. Bertindak sebagai juri pada seleksi bisnis plan adalah Ibu Titik Purwati Widowati (Kepala BBKB), Bp.M. Arifin (Sekretaris BPPI), Bp. Afif Syakur (Ketua III PPBI Sekar Jagad), Bp. Amir Panzuri (Dewan Pengarah APIKRI) dan Febriyo Hadikesuma dan Mara Trishell (Konsultan Bisnis Bio Hadikesuma Management Consulting and Trainning). Setelah Hasil Penjurian terpilih 5 (lima) orang peserta yang memiliki ide bisnis inovatif, rencana bisnis yang baik dan semangat kewirausahaan yang baik, yaitu:
1. Eyster Puspitasari dengan nama usaha Puspita Batik Indigo Natural Dye dengan Inovasi Blue Gold Instant (Paket Zat Warna Indigo lengkap dengan reduktor dan alkalinya)
2. Alfira Oktavia dengan nama usaha Semilir dengan produk inovasi teknik ecoprint pada kulit kayu lantung
3. Agung Setiawan, ST dengan nama usaha Woodeco Indonesia dengan produk inovasi wooden jewelry box dan wooden ring box dari limbah kayu industri furniture
4. Annisa Septipanindya Sari dengan nama usaha Artsy Craft dengan inovasi produk mahar dari produk bunga kering
5. Dian Kartini dengan Nama usaha Toja Indonesia dengan Inovasi Produk penerapan ragam hias nusantara pada produk rajut
5 (orang) yang lolos dari Seleksi tersebut kemudian akan dibina sebagai tenant inkubator bisnis Innovating Jogja di Balai Besar Kerajinan dan Batik. Mereka akan menerima Pendampingan Manajemen Mutu Produk dari Balai Besar Kerajinan dan Batik dan Pendampingan Bisnis dari BHMTC, selain itu mereka akan mendapatkan fasilitas bahan produksi sebesar 20 juta rupiah dari Puslitabang Industri Agro. Jika ditotal nilai fasilitasi yang diberikan kepada tenant mencapai senilai 73 juta rupiah. “Yogyakarta merupakan daerah yang kuat dengan industri kreatifnya, Kegiatan Innovating Jogja ini merupakan salah bentuk dukungan Kementerian Perindustrian untuk terus menumbuhkan Industri Kreatif yang inovatif di bidang industri Kerajinan dan batik di Yogyakarta. Dan melalui kegiatan ini masyarakat berkesempatan menfaatkan kehadiran fasilitas layanan jasa dan hasil litbang dari BPPI Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik” menurut Bp. Doddy Rahardi Kepala BPPI “Berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, Beberapa kendala Pandemi COVID-19 yang terjadi kami terus mendorong pelaksanaan kegiatan Innovating Jogja 2020 ini, mulai dari awal Sosialisasi kegiatan, pendaftaran, seleksi administasi, Presentasi proposal sampai kegiatan bootcamp dan pitching peserta dilakukan secara online, teknologi informasi telah membuat kita dapat mengurangi pertermuan fisik.” Ujar Ir. Titik Purwati Widowati, MP (Kepala BBKB) Penyerahan Fasilitasi Produksi diberikan langsung Oleh Bp. Dr. Ir Doddy Rahadi, MT Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian pada hari Kamis tanggal 27 Agustus 2020 di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Serta dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan D. I. Yogyakarta. Bp. Aris Riyanta. Sejumlah hasil litbang Balai Besar Kerajinan dan batik telah dimanfaatkan oleh para tenant Innovating Jogja antara lain, Teknik Batik Latar Ringkel yang telah digunakan oleh Tizania Jumputan (Tenant Innovating Jogja tahun 2018) dan Teknologi Aplikasi nanopartikel ZnO untuk Produk Batik Antibakteri yang telah diterapkan oleh CV. Smart Batik Indonesia (Tenant Innovating Jogja tahun 2019). Penerapan teknologo anti bakteri pada batik sangat diminati oleh para pengemar batik di tengah merebaknya wabah virus corona yang terjadi saat ini. Atas pendampingan yang dilakukan pada kegiatan Innovating Jogja mampu bertahan di masa Pandemi COVID-19. Bahka Beberapa tenant Innvovating Jogja lain seperti Djadi Batik dan RaMundi, juga mengalami peningkatan permintaan produk. Djadi Batik memiliki usaha untuk memproduksi batik dengan gaya korea yang digemari generasi milenial, melakukan inovasi dengan membuat hanbook yang dibuat dengan batik yang kombinasi bahan plastik sehingga dapat berfungsi sebagai hazmat yang cantik. Omset Djadi Batik mengalami peningkatan sebesar 50% di masa pandemi. Sedangkan Ramundi yang memproduksi pakaian bayi dari bahan batik, juga mengalami peningkatan omset sebesar 70% dengan strategi packaging dan pemasaran online. Melalui kegiatan Innvoating Jogja tahun 2020 diharapkan Kementerian Perindustrian mampu mendorong, mengawal dan menfasilitasi ide-ide dan inovasi luar biasa yang baru sehingga mampu menjadi industri baru dari seluruh indonesia.