STANDARDISASI
Fungsi Standardisasi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) atau selanjutnya disebut Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) sesuai dengan Permenperin No 1 Tahun 2022 adalah melaksanakan analisis, penerapan, dan pengawasan standardisasi industri kerajinan dan batik. Standar Nasional Indonesia (SNI) diartikan sebagai dokumen yang berisikan ketentuan teknis, pedoman dan karakteristik kegiatan dan produk, yang disusun dan disepakati oleh pihak pemangku kepentingan dan ditetapkan oleh BSN sebagai acuan yang berlaku secara nasional untuk membentuk keteraturan yang optimum dalam konteks keperluan tertentu. SNI sebagai satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia, dirumuskan oleh Komite Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:
· Openness (keterbukaan)
· Transparency (transparansi)
· Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak)
· Effectiveness and relevance (efektif dan relevan)
· Coherence (koheren)
· Development dimension (berdimensi pembangunan)
Penerapan SNI (UU No. 20 tahun 2014 pasal 20) :
1. Penerapan SNI dilakukan dengan cara menerapkan persyaratan SNI terhadap Barang, Jasa, Sistem, Proses, atau Personal.
2. Penerapan SNI dilaksanakan secara sukarela atau diberlakukan secara wajib.
3. Penerapan SNI dibuktikan melalui pemilikan sertifikat dan/atau pembubuhan Tanda SNI dan/atau Tanda Kesesuaian
Penerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela namun dalam hal berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan, atau pelestarian fungsi lingkungan hidup, kementerian/lembaga pemerintah non kementerian berwenang menetapkan pemberlakuan SNI secara wajib dengan Peraturan Menteri atau Peraturan Kepala Lembaga Pemerintah Non kementerian.
Pemberlakuan SNI wajib perlu didukung peran pemerintah dalam hal pengawasan pasar.
ALUR PERUMUSAN SNI
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014, tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, Perumusan SNI merupakan subsistem dari Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Perumusan standar pada dasarnya merupakan akumulasi pengetahuan, teknologi dan pengalaman dari para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam proses pencapaian kesepakatan atau konsensus. Perumusan standar didasarkan pada Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) sehingga Perumusan SNI dilakukan dengan memperhatikan waktu penyelesaian yang efektif dan efisien.
Program Nasional Perumusan Standar yang selanjutnya disingkat PNPS berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2014, Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian adalah usulan rancangan SNI dari Pemangku Kepentingan yang akan dirumuskan secara terencana, terpadu, dan sistematis. Selain itu, dalam UU tersebut, dalam perencanaannya perlu memperhatikan rencana pembangunan dan kebijakan nasional. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018 tentang Sistem Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian Nasional, PNPS merupakan skala prioritas program perumusan SNI sehingga PNPS didasarkan pada usulan Pemangku Kepentingan.
Pengembangan suatu standar melalui 2 (dua) pendekatan berbeda:
· Berbasis konsensus, kesepakatan terhadap suatu rancangan standar di kalangan para pemangku kepentingan(stakeholders)
· Berbasis scientific evidence, kesepakatan terhadap suatu rancangan standar yang berlandaskan pada pembuktian secara ilmiah
Agar semua norma pengembangan standar dapat diterapkan secara baik, maka BSN melakukan:
· Penguatan fungsi Komite Kebijakan Pengembangan Standar (KKPS)
Komite Kebijakan Pengembangan Standar (KKPS) merupkan Komite yang merumuskan rekomendasi kebijakan di bidang pengembangan standar yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Standardisasi Nasional.
· Penguatan posisi Masyarakat Standardisasi Indonesia (MASTAN)
MASTAN merupakan organisasi non- pemerintah yang diperlukan untuk memberikan wadah dan saluran yang seluas mungkin bagi stakeholder untuk berpartisipasi dalam berbagai proses standardisasi .Dalam proses pengembangan SNI, khususnya dalam pelaksanaan tahap jajak pendapat dan tahap persetujuan RSNI. agar partisipasi dan pelaksanaan konsensus pihak berkentingan dapat semakin luas.
· Restrukturisasi Komite Teknis SNI agar masing-masing memiliki lingkup yang jelas, terstruktur serta sumberdaya yang kompeten dan memadai .
Perubahan Pedoman Pengembangan Standar yang berkaitan dengan prosedur pembentukan Komite Teknis SNI, proses pengembangan SNI dan ketentuan penyusunan SNI.
Untuk menerapkan norma tersebut, pengembangan SNI dilaksanakan melalui tahapan perumusan sebagai berikut:
Tahap 1 Perencanaan Program Nasional Perumusan(PNPS) SNI
Tahap 2 Penyusunan konsep Rancangan SNI (RSNI1)
Tahap 3 Pelaksanaan perumusan melalui Rapat Teknis dan Rapat Konsensus (RSNI2) Tahap 3 Jajak Pendapat RSNI3
Tahap 4 Pembahasan Hasil Jajak Pendapat (opsional)
Tahap 5 Penetapan dan Publikasi SNI
Proses perumusan SNI sebagaimana Gambar berikut dilaksanakan setelah usulan PNPS disetujui.
Sumber : https://bsn.go.id/main/berita/detail/11857/perumusan-sni
Monitoring perumusan SNI dapat dilihat melalui tautan: http://sispk.bsn.go.id/RSNI/MonitoringRsni
PERAN BBKB DALAM PERUMUSAN SNI
Dalam perumusan SNI, diawali dengan penyusunan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS). BBKB bekerjasama dengan Direktorat terkait selaku ketua komite teknis beserta Pusat Perumusan, Penerapan, dan Pemberlakuan Standardisasi Industri (P4SI) selaku sekretariat komite teknis, menyusun dan memprogramkan PNPS di bawah Kementerian Perindustrian. PNPS ini kemudian diajuka ke Badan Standardisasi Nasional.
BBKB sebagai salah satu stake holder dalam perumusan SNI memegang peranan yang penting yaitu melakukan kajian kebutuhan standar untuk batik, kerajinan, alat olahraga dan perhiasan. Karena personil di BBKB saat ini termasuk dalam komite teknis 59-03 batik dan produk batik juga menjadi komite teknis 97-01 Rumah tangga, Hiburan dan Olahraga dan komite teknis 39-01 perhiasan.
Selain itu BBKB mempunyai lembaga penilaian keseusaian yaitu Laboratorium Uji, Laboratorium Kalibrasi dan Lembaga Sertifikasi).
DAFTAR SNI
A. DAFTAR SNI PRODUK BATIK DAN PRODUK BATIK
No. |
Nomor SNI |
Judul |
Keterangan |
1 |
SNI 0239:2019 |
Batik - Pengertian dan istilah |
Masih berlaku |
2 |
Batik tulis-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji |
Masih berlaku |
|
3 |
Batik cap-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji |
Masih berlaku |
|
4 |
Batik kombinasi-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji |
Masih berlaku |
|
5 |
SNI 8302:2016 Amd.1:2019 |
Batik tulis-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji Amandemen 1 |
Masih berlaku |
6 |
SNI 8303:2016 Amd.1:2019 |
Batik cap-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji Amandemen 1 |
Masih berlaku |
7 |
SNI 8304:2016 Amd.1:2019 |
Batik kombinasi-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji Amandemen 1 |
Masih berlaku |
8 |
SNI 1280:2018 |
Canting Tulis |
Masih berlaku |
9 |
SNI 8184:2015 |
Tiruan batik dan paduan tiruan batik dengan batik-Pengertian dan istilah |
Masih berlaku |
10 |
SNI 08-0513-1989 |
Cara uji batik tulis halus, sedang, kasar |
Masih berlaku |
B. DAFTAR SNI BAHAN-BAHAN UNTUK BATIK
No. |
Nomor SNI |
Judul |
Keterangan |
1 |
SNI 06-6319-2000 |
Parafin wax untuk malam batik |
Masih berlaku |
2 |
SNI 7639:2010 |
Gondorukem |
Masih berlaku |
3 |
SNI 01-4335-1996 |
Damar untuk bahan campuran pembuatan lilin batik |
Masih berlaku |
C. DAFTAR SNI ALAT OLAH RAGA
No. |
No SNI |
JUDUL |
Keterangan |
1. |
SNI 12-1834-1990 |
Sarung tangan soft ball dari kulit |
Masih berlaku |
2. |
SNI 12-4685-1998 |
Ukuran bola hoki |
Masih berlaku |
3. |
Jaring hoki |
Masih berlaku |
|
4. |
Ukuran bola bisbol |
Masih berlaku |
|
5. |
Ukuran jaring bola basket |
Masih berlaku |
|
6. |
Ukuran bola sepak takraw plastik |
Masih berlaku |
|
7. |
Ukuran pelindung badan olahraga pencak silat |
Masih berlaku |
|
8. |
Ukuran pelindung badan olahraga bela diri taekwondo |
Masih berlaku |
|
9. |
Ukuran pemukul bisbol |
Masih berlaku |
|
10. |
Ukuran papan latih baring duduk |
Masih berlaku |
|
11. |
Ukuran meja bola sodok bola 15 |
Masih berlaku |
|
12. |
Ukuran bola soft ball |
Masih berlaku |
|
13. |
Ukuran bola sodok bola 15 |
Masih berlaku |
|
14. |
Ukuran anak panah ronde nasional dan tradisional |
Masih berlaku |
|
15. |
Alat uji kikis bola basket |
Masih berlaku |
|
16. |
Alat uji pantul bola |
Masih berlaku |
|
17. |
Alat uji pukul bola bulutangkis |
Masih berlaku |
|
18. |
Pelindung kepala petinju |
Masih berlaku |
|
19. |
Sarung tinju |
Masih berlaku |
|
20. |
Matras untuk olah raga pencak silat |
Masih berlaku |
|
21. |
Pemukul soft ball, Ukuran |
Masih berlaku |
|
22. |
Tongkat bola sodok, Ukuran |
Masih berlaku |
|
23. |
Bola kasti |
Masih berlaku |
|
24. |
Bola volley, Ukuran |
Masih berlaku |
|
25. |
Jaring tenis meja |
Masih berlaku |
|
26. |
Jaring tenis |
Masih berlaku |
|
27. |
Jaring bola volley |
Masih berlaku |
|
28. |
Pemukul bola kasti |
Masih berlaku |
|
29. |
Bola sepak |
Masih berlaku |
|
30. |
Bola tenis |
Masih berlaku |
|
31. |
Bola basket |
Masih berlaku |
|
32. |
Futsal - Bagian 1:Bola |
Masih berlaku |
|
33. |
Futsal - Bagian 2:Jaring |
Masih berlaku |
|
34. |
Bola tenis meja |
Masih berlaku |
|
35. |
Bola voli |
Masih berlaku |
|
36. |
Meja tenis meja |
Masih berlaku |
|
37. |
Raket tenis meja |
Masih berlaku |
|
38. |
Raket bulu tangkis |
Masih berlaku |
|
39. |
Bola bulu tangkis |
Masih berlaku |
|
40. |
Peluru tolak peluru |
Masih berlaku |
|
41. |
Bola sepak takraw |
Masih berlaku |
|
42. |
Lembing |
Masih berlaku |
|
43. |
Jaring sepak takraw |
Masih berlaku |
|
44. |
Jaring bulu tangkis |
Masih berlaku |
|
45. |
Tongkat estafet |
Masih berlaku |
|
46. |
Jaring bola voli |
Masih berlaku |
|
47. |
Cakram |
Masih berlaku |
|
48. |
Catur |
Masih berlaku |
D. DAFTAR SNI PERHIASAN
No. |
Nomor SNI |
Judul SNI |
Keterangan |
1. |
SNI 9069:2022 |
Perhiasan-Pengambilan contoh uji aloi logam mulia dalam perhiasan dan produk terkait |
Masih berlaku |
2. |
SNI ISO 15093:2020 |
Perhiasan dan logam mulia-Penentuan kadar emas, platinum dan paladium kemurnian tinggi-Perbedaan metode menggunakan ICP-OES |
Masih berlaku |
3. |
Barang-barang emas |
Masih berlaku |
|
4. |
Barang-barang perak |
Masih berlaku |
|
5. |
SNI 7715:2014 |
Kawat perak sebagai bahan baku siap untuk produk kerajinan-Bagian 1:Penampang lingkaran |
Masih berlaku |
E. DAFTAR SNI PERALATAN HIBURAN
No. |
Nomor SNI |
Judul SNI |
Keterangan |
1. |
SNI 8466:2018 |
Angklung |
Masih berlaku |
2. |
SNI 12-6092-1999 |
Ukuran Gitar Klasik |
Masih berlaku |
3. |
SNI 12-6119-1999 |
Ukuran cello |
Masih berlaku |
4. |
SNI 12-6062-1999 |
Ukuran ukulele |
Masih berlaku |
5. |
SNI ISO 8124-1:2012 |
Keamanan mainan-Bagian 1:Aspek keamanan yang berhubungan dengan sifat fisis dan mekanis |
Masih berlaku |
6. |
SNI ISO 8124-2:2014 |
Keamanan mainan-Bagian 2:Sifat mudah terbakar |
Masih berlaku |
7. |
SNI ISO 8124-3:2020 (Ditetapkan oleh BSN tahun 2021) |
Keamanan mainan-Bagian 3:Migrasi unsur tertentu |
Masih berlaku |
8. |
SNI ISO 8124-4:2014 (Ditetapkan oleh BSN Tahun 2021) |
Keamanan mainan-Bagian 4:Ayunan, seluncuran dan mainan aktivitas sejenis untuk pemakaian di dalam dan di luar lingkungan tempat tinggal |
Masih berlaku |
9. |
SNI 8579:2018 IEC 62115:2017 |
Mainan elektrik-Keamanan (IEC 62115:2017,IDT,Eng) |
Masih berlaku |
10. |
SNI 8578:2018 |
Persyaratan mutu dan metode uji kandungan ftalat dalam produk mainan anak berbahan plastik |
Masih berlaku |
11. |
SNI IEC 60598-2-10.2016 |
Luminer-Bagian2-10.Persyaratan khusus-Luminer portabel untuk anak-anak |
Masih berlaku |
©Standardisasi,2022