WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
1637 Identifikasi Desain Dan Mutu Produk Industri Kecil Menengah Batik
Kode Panggil: BBKB 75.02 Pra i 2012
Batik yang merupakan salah satu produk tekstil yang besar terdapat di hampir seluruh kabupaten dan kota di seluruh Nusantara berkembang denga pesat baik sebagai usaha yang besar maupun usaha kecil. Di beberapa daerah hasil industri batik juga menjadi salah satu penopang perekonomian . Corak dan warna yang khas dari produk batik ini telah diekspor di berbagai negara antara lain Australia, Amerika Timur Tengah, Jepang, Malaysai, Korea dan Singapura. Pada umumnya para pengusaha batik skala kecil dalam memproduksi didasarkan pada kebiasaan dan mengikuti pola produksi dari teman-teman atau warisan turun- temurun dari keluarga. IKM batik merupakan salah satu IKM yang mendorong terwujudnya kemitraan yang kondusif denga perusahan - perusahaan yang besar dan secara informal juga dengan usaha mikro lainnya. Di Indonesai peran IKM lebih banyak dikaitkan dengan upaya pemerintah dalam menggurangi pengangguran , kemiskinan dan peningkatan pemerataan pendapatan, dibandingkan sebagai penggerak ekspor dan sumber investasi serta pembangunan ekonomi di daerah. Hal ini tidak berbeda dalam dalam konteks industrialisasi dimana IKM (termasuk industri pedesaan) ditunjukan pula untuk menggurangi kesenjangan dan meningkatkan pemerataan. Dibalik ketangguhannya, ternyata IKM masih menghadapi kendala mendasar dalam pengembangan usahanya diantaranya adalah pengelolaan (manajemen) usaha yang masih tradisional, kualitas SDM yang belum memadai , pemasaran produk yang masih bersifat lokal , skala dan teknis produksi yang rendah serta masih terbatasnya akses kepada lembaga keuangan khususnya perbankan. Pengembangan dapat di lakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu, Aspek usaha , apek pasar, aspek SDM , dan aspek teknologi. Prioritas pengembangan usaha batik skala kecil dilakukan denga pelatihan manajemen dan krativitas produksi; pengawasan dan monitoring , menyediakan rumah dagang , outlet , agenda pameran, leaflet; memberikan informasi pasar , pameran perdagangan dan teknologi baru; serta mengadakan pelatihan SDM dan teknologi. Kata Kunci: Pengembangan Usaha Batik , IKM Batik, Produksi Batik Heri Pramono ,SIP.SH.MM Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 IKM batik
1638 Pengembangan Desain Motif Ragam Hias Batik
Kode Panggil: BBKB 75.02 Sul p 2012
Batik Indonesia secara resmi diakui United Nations Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO) dengan dimasukkan kedalam daftar represntatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia, tentang warisan Budaya Tak benda di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009. Untuk itu dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia, maka di tetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional dengan keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik N asional. Agar batik tetap menjadi budaya dan jati diri bangsa Indonesia maka diperlukan upaya-upaya untuk melestarikan dan menumbuh kembangkan batik di Indonesia , salah satu nya adalah menanamkan nilai-nilai budaya batik pada generasi muda, salah satunya adalah dengan pengembangan desain motif / ragam hias batik , yang pada tahun 2012 ini diarahkan dengan menggali potensi dan minat generasi muda dim bidang batik denga menyelenggarakan Lomba Desain Batik Untuk Pelajar dan Mahasiswa. Kata Kunci: Lomba desain batik Ir. Sulistyono Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 ragam hias batik
1639 Penyusunan Bahan Konsultasi Teknis Haki,Batik Mark,Produksi Bersih Dan Bisnis Industri Kerajinan Dan Batik
Kode Panggil: BBKB 75.02 Tot p 2012
Kegiatan penyusunan bahan konsultasi teknis bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) , Batikmark, Produksi Bersih, dan Bisnis Industri Kerajinan dan batik telah dilaksanakan selama 10 (sepuluh) beulan . Hasil penyusunan menunjukkan bahwa bahankonsultasi tersebut dapat dipakai sebagai acuan dalam memberikan konsultansi/advice kepada pelanggan (UKM dan pemangku kepentingan lain) denagan materi yang dibakuan sesua ketentuan dan / atau pengetahuannya yang ada. Kata Kunci : bahan konsultansi , materi , acuan baku Bachtiar Toto Santoso,SH Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 konsultasi batik Mark
1640 Sosialisasi Pengakuan Batik Sebagai warisan Budaya Dunia Oleh Unesco
Kode Panggil: BBKB 75.02 Ruf s 2012
Batik adalah bahan kain tekstil dengan pewarnaan menurut corak khas Indonesia dengan menggunakan lilin batik sebagai zat perintang warna. Seni batik merupakan kreasi yang mempunyai arti tersendiri yang dihubungkan dengan tradisi, kepercayaan dan sumber-sumber kehidupan yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. (Kardi, 2005) dan merupakan salah satu produk unggulan dari IKM. Yang cukup signifikan dalam segi jumlah dan penyerapan tenaga kerja serta nilai ekspor. Tepatnya pada tanggal 2 Oktober tahun 2009, Batik Indonesia telah dikukuhkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco berdasrkan Konvensi Internasional Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda Manusia (Convention for Safeguarding Intangible Culture Heritage Humanity 2003). Perlu dilakukan kegiatan untuk menyebarluaskan dan memberikan pemahaman mengenai batik terkait dengan pengakuan Unesco kepada masyarakat luas di seluruh Indonesia. Dan diharapkan dapat mendukung upaya Pemerintah Pusat maupun daerah untuk mensosialisasikan, melestarikan dan regenerasi dalam perkembangan bati, serta meningkatkan kerjasama pengembangan dan penumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Materi yang diberikan dalam bentuk seminar yang mencakup kegiatan pemaparan sejarah dan dampak dari pengakuan batik oleh Unesco, keuntungan dari nerbisnis bisnis, peranan desainer fashion untuk mengangkat citra batik, dan industri kreatif sebagai strategi pendekatan pengembangan pendidikan, diskusi interaktif serta pengenalan lewat workshop batik pada anak- anak sekolah dasar. Kegiatan ini menghasilkan keluaran sejumlah 30 (tiga puluh) IKM memahami potensi dan perkembangan Batik serta memberikan pengenalan pada 100 anak sekolah dasar agar memahami secara benar tentang batik agar regenerasi dapat tumbuh dengan baik. Dra.Evi Yuliati Rufaida,M.Si Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 batik
1641 Rekayasa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Untuk Anyaman Serat Non Tekstil (Sant)
Kode Panggil: BBKB 621.9 Suh r 2012
Permasalahan yang dihadapi para pengrajin anyaman serat alam non tekstil adalah tidak tersedianya peralatan bantu untuk penganyaman yang memadai, sehingga produktifitas pengrajin rendah. Oleh karena itu pada tahun 2012 di Balai Besar Kerajinan dan Batik melakukan perekayasaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) untuk Serat Alama Non Tekstil (SANT). Perekayasaan dimulai dengan perancangan, dilanjutkan dengan pembuatan dan uji coba ATBM. Perekayasaan di lakukan di Laboratorium Rotan, Kayu dan Bambu Balai Besar Kerajinan dan Batik yang terletak di Jl. Sidobali No.9 yogyakarta. Hasil perekayasaan adalah satu buah prototype ATBM untuk SANT. Dari hasil uji coba menunjukan bahwa prototype perekayasaan dapat digunakan untuk menenun SANT. Kata Kunci: Rekayasa, ATBM, Serat Alam Non Tekstil Suharyanto,ST.MT Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 alat tenun bukan mesin (ATBM)
1642 Rekayasa Prototipe Mesin Irat Bambu Untuk Anyaman
Kode Panggil: BBKB 621.9 Moy r 2012
Bambu bisa dibuat lembaran papan seperti hal nya kayu lapis, dengan cara membuat iratn-iratan terlebih dahulu kemudian dlakukan pengeleman dan pengepresan. Permasalahn yang dihadapi dalam proses pengiratan bilah bambu ukurn panjang { seukuran standard panjang,lebar dan tebal pada kayu lapis} salah satunya adlah terbatasnya peralatan , termasuk alat irat. Fenomena ini sangat terasa terutama di level industri kecil dan menegah . Mesin irat bambu yang terjagkau oleh industri kecil dan menegah , yang mengakibatkan tidak munculnya produk bambu lapis sebagai alternatif penggati katu lapis. Dari uraian diatas timbul pemikiran untuk membuat mesin irat bambu yang terjangkau oleh industri kecil dan menengah . Mesin irat bambu nilai cukup efektif untuk membantu proses produksi industri bambu lapis.Kegiatan ini dilakukan di Laboratorium Alih Teknologi dan Inkubasi, Balai Besar Kerajian Batik , Yogyakarta. Metode yang dilakukan yaitu survei lapangan dan literatur, perancangan deasain , pemilihan dan pengadaan bahan , pembuatan, ujicoba finishing, evaluasi dan pembahasan. Kegiatan ini menghasilkan mesinirat bambu dengan spesifikasi : Penggerak :motor listrik 1 phase, 220 V, 1/2 HP. 1430 rpm Dimensi :- panjang :73 cm - lebar :29 cm -tinggi :78 cm Berat :90 kg Kapasitas Panjang iratan Kapasitas (iratan/jam) (cm) 125 1500 Tebal iratan mnimal: 1 mm Kata Kunci: mesin irat , bambu, bambu lapis Ir.R.Bambang Moyoretno,M.Eng Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 Mesin irat bambu
1643 Perancangan SNI Cara Uji Ketahanan Luntur Warna Batik
Kode Panggil: BBKB 667.28 Ind p 2012
Pelaksanaan penelitian penyusunan konsep Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) terdiri dari 3 judul, yaitu: Cara uji ketahanan luntur warna batik terhadap pencucian, Perubahan dimensi setelah pencucian (mengkeret) dan Batik: Batikmark "batik INDONESIA". Tujuan penyusunan konsep RSNI adalah untuk melengkapi standar uji produk batik. Tahapan proses penyusunan konsep Rancangan SNI meliputi Studi pustaka (Pendalaman Peraturan Persyaratan Penyusunan SNI, Permen Perindustrian RI No. 74/M-IND/PER/9/2007 dan Peraturan Dirjen IKM No. 71/IKM/KEP/9/2009, pendalam SNI yang sudah terbit yang berkaitan dengan 3 judul konsep rancangan SNI), Pengujian produk batik dengan menggunakan sabun lerak, penyusunan konsep rancangan SNI, rapat intern pembahasan konsep RSNI. Ketiga konsep RSNI tersebut selanjutnya akan diajukan kepihak yang berwenang dalam penyusunan RSNI, dalam hal ini adalah Panitia Teknis yang bertugas melakukan perumusan RSNI baik untuk keperluan membentuk RSNI baru, maupun revisi amandemen SNI yang telah ada (PSN 01-2005: Pengembangan SNI). Kata Kunci: Standar Nasional Indonesia, ketahanan luntur warna, perubahan dimensi batik, batikmark"batik INDONESIA" Surti Indriastuti,ST.M.Sc Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 Ketahanan Luntur Warna Batik
1644 Pengembangan Integrated Information System BBKB
Kode Panggil: BBKB 681.14 Tra p 2013
Seiring dengan perkembangan jaman, proses manajemen organisasi menjadi semakin komplek karena melibatkan banyak pihak, saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Proses manajemen akan melibatkan data yang sangat besar. Data yang sangat besar ini tidak akan berguna apa-apa jika tidak diolah lebih duhulu menjadi sebuah informasi. Dengan adanya informasi ini para pengambil kebijakan dapat mengambil keputusan. Dengan adanya proses-proses manajemen dapat dituangkan dalam sebuah sistem informasi. Sistem informasi dapat menyelesaikan banyak proses dan menghasilkan informasi dengan cepat dan akurat. Sejak tahun 2007 Balai Besar Kerajinan dan Batik mempunyai aplikasi intranet yang dijalankan pada jaringan komputer lokal Balai Besar Kerajinan dan Batik. Aplikasi ini memiliki beberapa modul aplkasi diantaranya Absensi Online, Sistem Informasi Kepegawaian dan Berita Internal. Selain itu BBKB juga memiliki Sistem informasi perpustakaan serta pada tahun 2011 sedang dibangun sebuah Sistem Informasi Laboratorium. Agar lebih effisien maka beberapa sistem informasi ini perlu untuk diintegrasikan. untuk mengintegrasikan masing-masing sistem informasi yang terpisah-pisah ini diperlukan sebuah induk sistem informasi yang disebut sebagai Integrated Information System. Integrated Information System yang dibangun di Balai Besar Kerajinan dan Batik diberi nama intranetBBKB. Kata Kunci: sistem informasi, integrated, intranet Paras Trapsiladi,ST Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 Informasi satu Pintu
1645 Pengembangan Desain Produk Kerajinan Dengan Kombinasi Material
Kode Panggil: BBKB 677.161 Sri p 2012
Kegiatan Pengembangan Desain Produk Kerajinan Dengan Kombinasi Material meliputi beberapa tahap yaitu Studi Literatur, pengumpulan data identifikasi masalah, Studi Lapangan (konsultasi), Pembuatan desain, Pengadaan bahan dan peralatan, Ujicoba pembuatan produk, Evaluasi, dan Penyusunan Laporan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Laboratorium Kerajinan Umum Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Bahan baku yang digunakan adalah agel, tempurung kelapa, kulit jomok yang diproses batik, lilin batik, zat pewarna batik, perak, kuningan, sterofoam, limbah kulit kerang, kulit kerang cukli, kulit, dan kain brokat. Hasil yang di peroleh adalah 17 (tujuh belas) macam desain produk kerajinan kombinasi beserta dengan prototipenya. Permasalahan yang dihadapi adalah pada saat melakukan pelorodan lilin batik karena kalau tidak hati-hati hasilnya akan kurang memuaskan. Produk kemudian di evaluasi untuk mengetahui permasalahannya dan mencari jalan keluarnya. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa desain produk yang di hasilkan sudah cukup bagus, dan saran yang dapat diberikan adalah peningkatan keterampilan personil agar mampu membuat produk kerajinan lebih halus lagi. Kata Kunci: Desain, Kerajinan, Kombinasi Material Ir.Lies Susilaning Sri Hastuti,MM Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 kerajinan tempurung dll
1646 Pengembangan Desain Perhiasan
Kode Panggil: BBKB 671.12 Cri p 2012
Pengembangan Desain Perhiasan merupakan salah satu kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada tahun 2012. Dengan latar belakang bahwa pengembangan desain di IKM Perhiasan merupakan salah satu permasalahan yang perlu segera diatasi, maka kegiatan ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan IKM Perhiasan. Kegiatan ini mengambil tema pengembangan etnis maupun modern. Metode yang digunakan adalah metode penciptaan yang mempunyai tahap. Tahap eksplorasi, yaitu aktivitas penjelajahan menggali sumber ide, pengumpulan data dan referensi, pengolahan data dan analisa data, hasil dari penjelajahan atau analisa data dijadikan dasar untuk membuat rancangan atau desain. Tahap perancangan, yaitu memvisualisasikan hasil dari penjelajahan atau analisa data kedalam alternatis desain (sketsa), untuk kemudian ditentukan rancangan/sketsa yang terpilih, untuk dijadikan acuan dalam pembuatan rancangan final atau gambar teknik dan rancangan final ini (proyeksi, potongan, detail, perspektif) dijadikan acuan dalam proses perwujudan karya. Tahap perwujudan, yaitu mewujudkan rancangan terpilih/final menjadi model prototype sampai ditemukan kesempurnaan karya sesuai dengan desain/ide. Hasil dari kegiatan ini berupa 15 prototype perhiasan hasil pengembangan melalui metode penelitian/penciptaan seperti diatas. Kata kunci: pengembangan desain, desain, perhiasan, motif pamor Robert Cristianto,S.Sn Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 perhiasan