Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7072

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
7021 Pengembangan Sarana Pemasaran
Kode Panggil: BBKB 658.82 Uma p 20
Umar Setiadji, S.Teks Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2005 Pemasaran
7022 Penyusunan Dan Pembuatan Buku Zat Warna Alam
Kode Panggil: BBKB 667.2 Dwi p 2007
Bahwa molekul zat warna merupakan gabungan dari zat organik yang tidak jenuh, khromofor sebagai pembawa warna dan auksokrom sebagai pengikat antara warna dengan serat. Gugus khromofor seperti gugus azo, nitroso, nitro dan gugus karbonil, sedang gugus auksokorom seperti golongan kation dan anion (witt,1876). Zat warna alam seperti alizarin, logwood, weld dan fustic dapat mencelup/mewarnai apabila bahannya dimordan terlebih dahulu dengan khromhidroksida, timbal atau aluminium. Proses mordan bergantung pada kenyataan bahwa sejumlah elemen logam dapat berfungsi sebagai penerima (aseptor) terhadap pemberi elektron (donor) untuk membentuk ikatan koordinat atau semi polar (Rasyid Djufri et al, (1976), "Teknologi Pengelentangan Pencelupan dan Pencapan", Institut Teknologi Tekstil, Bandung). Pada zaman dahulu hingga saat ini pewarna batik berasal dari alam baik tumbuh-tumbuhan maupun binatang, jenis warna yang digunakan terbatas pada warna soga (ciklat) dan nila/indigo(biru), dan pink (kuning-kemerahan) dari akar mengkudu (pace). Hasil ekstaksi zat warna alam yang berasal dari tumbuhan pembawa warna, disusun dalam bentuk buku zat warna alam (Natural Dyes). Efek warna yang dihasilkan tergantung kepada jenis tumbuh yang digunakan, bahkan dari setiap tumbuhan, warna dapat diambil melalui ekstraksi dari akar, batang (kayu), kulit kayu, daun, bunga, umbi atau rimpang, buah dan kulit buah. Warna yang diperoleh daun arah warna cenderung hampir sama, sedangkan ada beberapa tumbuhan dapat menghasilkan warna cerah, seperti tumbuhan kesumba, secang, mahoni, daun japohon jambu, apokat. Efek warna juga dapat diperoleh melalui penggunaan jenis mordan, mordan yang digunakan adalah tawas (A12(SO4)3.K2SO424 H2O), air kapur (Ca(OH)2) dan tunjung (FeSO4.7H2O). Dwi Suheryanto, Ir Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2007 Zat Warna Alam
7023 Elektronisasi Data Base Industri Kerajinan dan Batik
Kode Panggil: BBKB 019.9 Sub p 2007
Keberadaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia sangat penting untuk penciptaan lapangan pekerjaan dan sebagai sumber penting dari pertumbuhan ekonomi, perolehan devisa melalui ekspor dan potensial untuk menjadi industri besar. Pada saat krisis melanda sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara khususnya di Indonesia, IKM merupakan industri yang cukup kuat dan mampu bertahan daripada perusahaan-perusahaan besar. Jumlah industri kerajinan dan batik di Indonesia meningkat dengan pesat. Hal ini sangat menyulitkan para pelaku bisnis dan stake holder untuk menjalin suatu jejaring usaha. demikian juga Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) sebagai salah satu pusat informasi dari pemerintah menjadi kesulitan untuk memberikan informasi data base industri kerajinan dan batik. Untuk itu BBKB memandang perlu membangun sistem elektronisasi database industri kerajinan dan batik di Indonesia sebagai sarana dan prasarana pendukung bagi pengambilan keputusan management secara cepat, tepat dan akurat serta juga dapat diakses dengan mudah oleh kalangan industri maupun masyarakat umum. Pengembangan elektronisasi database dimulai dengan pembuatan aplikasi diawali dengan identifikasi kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem digunakan untuk desain sistem yang di rancang. Selanjutnya pembuatan perangkat lunak dibangun dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access. Kata Kunci : industri kerajinan dan batik, sistem elektronisasi data base Subarjo, S.Teks Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2007 Data Base Kerajinan dan Batik
7024 Inventarisasi hasil Litbang
Kode Panggil: BBKB/083/Bad/i/2007
kegiatan inventarisasi hasil litbang tahun anggaran 2006 menyajikan hasil inventarisasi litbang dari tahun 2000 sampai 2005 yaitu: dari berbagai data hasil litbang tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu: 1. kelopok berdasarkan proses 2. kelopok berdasarkan prototype 3. kelopok berdasarkan produk berdasarjan inventarisasi hasil litbang dari BBKB mempunyai data kegiata hasil litbang periode tahun 200-2005, sebagai bahan studi literatur. Badarudin, B Sc Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2007 Hasil Litbang
7025 Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pelatihan Profesi
Kode Panggil: BBKB 376.6 Dwi p 2007
Dalam rangka pembinaan industri dibidang mutu dan terbatsnya Sumber Daya Manusia yang di miliki oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik , sangat berpengaruh terhadap kenerjanya. Untuk mengimbangi laju perkembangan dan memasuki pasar global yang utamanya dalam melaksanakan dan menerapkan jaminan mutu (quality assurance), maka telah dilatih dan dimangakan beberapa karyawan Balai Beasr kerajinan dan Batik , Lembaga pemerintahan dan non pemerintahan yang berada di jakarta dan tangerang . Pelaksanaan pelatihan/magang yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah dan non pemerintah yang ada di Jakarta dan Tangerang misalnya BSN, PUSPITEK BATAN, serpong, PE Internasional Indonesia, BBPPEI. Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang telah di lakukan , di peroleh hasil bahwa pserta pelatihan /magang telahm mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru baik dalam hal pemahaman tentang sistem mutu , ketidak pastian pengukuran dan cara penetapan BMC laboratorium serta jaminan mutu hsil pengujian. Dan dengan pengetahuan dan keterampilan bary tersebut ini mereka siap untuk menerapkan dan menjaga konsisten mutu. Dwi Indarto, B.Sc Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2007 Pelatihan Sdm
7026 Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Pelatihan Outbond
Kode Panggil: BBKB 376.6 Her p 2007
Pengembangan Tim adalah bentuk kerjasama dalam satu tim. Para ahli berpengalaman berpendapat bahwa satu tim yang mempunyai satu hati dan satu tekad akan bisa melakukan apapun. Suatu organisasi yang mempunyai jiwa Pengembangan Tim akan mampu mencapai apa yang menjadi tujuan bersama. Seberat apapun rintangan yang dihadapi, tetapi jika ditangani oleh kelompok yang kompak, maka akan dapat dikerjakan dengan baik. Pengembangan Tim bukan sekedar kerja Tim. Kerja Tim merupakan unsur aksi secara aktif dalam moment tertentu. Keduanya sama-sama mempunyai makna positif. Namun, pengembangan tim jangka waktunya lebih abadi. Pengembangan Tim lebih luas daripada teamwork. Pada pengembangan ada proses saling mengenal, proses belajar, trail and error, ada pengalaman kebersamaan yang saling dirasakan manfaatnya, serta saling mempunyai komitmen demi tim yang satu. Satu pada Pengembangan Tim dengan satu pada kerja tim agak sedikit berbeda. Selain jangka waktunya lebih lama, pengembangan tim mencatat pula tahapan proses yang tidak di miliki oleh kerja tim. Apakah kerja tim bisa dipakai dalam waktu panjang ? Bisa. Itulah yang disebut Pengembangan Tim. Heri Pramono, SIP Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2007 Pelatihan Outbond
7027 Pengembangan Motif Batik Pada Kain Cotton Rajut Untuk Fashion Kawula Muda
Kode Panggil: BBKB 75.02 Sri p 2007
Batik merupakan produk kerajinan, dimana desain dan motifnya mempunyai ciri khas tersendiri. Seiring dengan perkembangan jaman maka batik tidak hanya menggunakan bahan mori saja tetapi juga diterapkan pada kain sutera wool dan kayu. Desain dan motif batik juga berkembang menurut selera konsumen. Dikalangan kawula muda batik kurang diminati karena terkesan formal dan kaku baik segi motif atau desain maupun bahan baku, mereka menganggap batik terkesan tua. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengembangan motif batik pada kain cotton rajut karena nyaman dipakai, dan menyerap keringat sehingga tidak panas sewaktu dipakai. Dari hasil pengembangan tersebut diperoleh desain batik dan fashion yang cocok untuk kawula muda sehingga akan menarik minat kalangan kawula muda dalam memakai batik. Disamping itu juga menambah diversifikasi produk batik dan menerapkan motif batik pada kain cotton rajut. Untuk mengahsilkan produk yang diharapkan maka perlu tenaga ahli/desainer dibidang batik dan fashion dan perlu dilaksanakan perancangan, formulasi desain dan pembuatan prototipe produk fashion kain cotton rajut untuk kawula muda, disamping itu perlu teknologi proses batik yang tangguh. Dari hasil tersebut diuji coba pasar untuk mengetahui sejauh mana produk yang dibuat laku dipasar dan disenangi kalangan kawula muda dengan mengadakan gelar produksi. Dari hasil gelar produksi ternyata rata-rata diminati oleh kalangan kawula muda dari berbagai jenis dan umur. Sri Murwati,E. Dra Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2007 Motif Batik
7028 Penyiapan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu
Kode Panggil: BBKB 542 Sur 2007
Sertifikasi Sistem Managemen Mutu merupakan salah satu cara untuk memberi jaminan bahwa organisasi telah menerapkan sistem managemen untuk aspek-aspek yang relevan dari kegiatan organisasi, selaras dengan kebijakan yang ditetapkan. Pemberian Sertifikasi dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) dalam hal ini adalah Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM). Dalam melaksanakan penilaian tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan yaitu yang tercantum dalam ISO/IEC 17021 Penilaian Kesesuaian-Persayaratan untuk lembaga yang melakukan Aupdit dan Sertifikasi Sistem Managemen. Pada Penyiapan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) dengan melaksanakan kegiatan : Pembuatan Dokumen dan implementasi/pembimbingan ISO-9000 di perusahaan dan penyiapan SDM (asesor). Luaran dari kegiatan tersebut adalah dokumentasi Sistem mutu untuk LSSM BBKB dan dokumentasi perusahaan Batik Nusa Indah yang terdiri dari 4 level yaitu : Panduan Mutu, Prosedur Sistem Mutu, Instruksi Kerja, Dokumen pendukung lainnya. Serta asesor Sistem Managemen Mutu (3 orang). Dari hasil kegiatan dapat di simpulkan bahwa untuk penyiapan pendirian LSSM diperlukan: - SDM yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam pembuatan dokumen dan telah memahami acuan-acuan yang terkait. - SDM yang dapat mengaudit. - Perusahaan yang telah menerapkan sistem managemen mutu. Surti Indriastuti, ST BBKB 2007 Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu
7029 Promosi Dagang Industri Dan Investasi
Kode Panggil: BBKB 658.82 Wis p 2006
Wisnu Pamungkas,Drs. M Si BBKB 2006 Promosi
7030 Pengembangan Motif Sasirangan Untuk Produk Garmen Dan Fashion
Kode Panggil: BBKB 687.1 Sit p 200
sesaringan merupakan salah satu jenis produk tekstil kerajinan, dibuat melalui metode perintangan warna dan pembentukan motif dengan jahitan benang. Istilah Sasirangan dipergunakan di daerah kalimantan. Motif yang ditampilkan adalah motif khas/etnis Kalimantan dan warna yang diaplikasikan pada umumnya ke arah warna kuning merah dan ungu. produk serupa juga ada di daerah lain yaitu tritik dari daerah Jawa (Yogyakarta, Surakarta) dan di Jepang dikenal sebagai shibori. untuk pengembangan akses ke pasar luar negeri dan meningkatkan daya saing sasirangan terhadap produk sejenis maka perlu pengembangan disain dan peningkatan kualitas produk. pengembangan kain sasirangan yang dilaksanakan ditekankan pada pengembangan estetika bentuk dan tampilan produk yang meliputi kualitas selemen detail, komposisi warna, bentuk dan tekstur namun diusahakan tetap menonjolkan elemen ciri khas produk sasirangan. kegiatan pengembangan meliputi peningkatan bahan baku melalui pemilikhan kain yang sesuai, pemilihan benang dan zat warna, peningkatan proses yang terkait dengan penyiapan kain sebagai bahan baku busana dengan memperhatikan tampilan bentuk dan motif sasirangan sebagai busana fashion. disamping hal tersebut juga mengembangkan desain busana dengan menggunakan bahan kain sasirangan yang dipilih dari produk perajin. hasil kegiatan berupa contoh produk kain sasirangan, busana casual dan busana fashion. hal yang perlu ditindak lanjuti adalah melakukan sosialisasi hasil kegiatan kepada perajin dan uji coba pasar melalui pameran. kegiatan ini merupakan implementasi hasil litbang dan usaha untuk mengetahui keberhasilan dengan tolok ukur dapat diterima pasar. Siti Utami.Dra,Msi Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2006 Motif Sasirangan