WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
1641 Rekayasa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Untuk Anyaman Serat Non Tekstil (Sant)
Kode Panggil: BBKB 621.9 Suh r 2012
Permasalahan yang dihadapi para pengrajin anyaman serat alam non tekstil adalah tidak tersedianya peralatan bantu untuk penganyaman yang memadai, sehingga produktifitas pengrajin rendah. Oleh karena itu pada tahun 2012 di Balai Besar Kerajinan dan Batik melakukan perekayasaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) untuk Serat Alama Non Tekstil (SANT). Perekayasaan dimulai dengan perancangan, dilanjutkan dengan pembuatan dan uji coba ATBM. Perekayasaan di lakukan di Laboratorium Rotan, Kayu dan Bambu Balai Besar Kerajinan dan Batik yang terletak di Jl. Sidobali No.9 yogyakarta. Hasil perekayasaan adalah satu buah prototype ATBM untuk SANT. Dari hasil uji coba menunjukan bahwa prototype perekayasaan dapat digunakan untuk menenun SANT. Kata Kunci: Rekayasa, ATBM, Serat Alam Non Tekstil Suharyanto,ST.MT Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 alat tenun bukan mesin (ATBM)
1642 Rekayasa Prototipe Mesin Irat Bambu Untuk Anyaman
Kode Panggil: BBKB 621.9 Moy r 2012
Bambu bisa dibuat lembaran papan seperti hal nya kayu lapis, dengan cara membuat iratn-iratan terlebih dahulu kemudian dlakukan pengeleman dan pengepresan. Permasalahn yang dihadapi dalam proses pengiratan bilah bambu ukurn panjang { seukuran standard panjang,lebar dan tebal pada kayu lapis} salah satunya adlah terbatasnya peralatan , termasuk alat irat. Fenomena ini sangat terasa terutama di level industri kecil dan menegah . Mesin irat bambu yang terjagkau oleh industri kecil dan menegah , yang mengakibatkan tidak munculnya produk bambu lapis sebagai alternatif penggati katu lapis. Dari uraian diatas timbul pemikiran untuk membuat mesin irat bambu yang terjangkau oleh industri kecil dan menengah . Mesin irat bambu nilai cukup efektif untuk membantu proses produksi industri bambu lapis.Kegiatan ini dilakukan di Laboratorium Alih Teknologi dan Inkubasi, Balai Besar Kerajian Batik , Yogyakarta. Metode yang dilakukan yaitu survei lapangan dan literatur, perancangan deasain , pemilihan dan pengadaan bahan , pembuatan, ujicoba finishing, evaluasi dan pembahasan. Kegiatan ini menghasilkan mesinirat bambu dengan spesifikasi : Penggerak :motor listrik 1 phase, 220 V, 1/2 HP. 1430 rpm Dimensi :- panjang :73 cm - lebar :29 cm -tinggi :78 cm Berat :90 kg Kapasitas Panjang iratan Kapasitas (iratan/jam) (cm) 125 1500 Tebal iratan mnimal: 1 mm Kata Kunci: mesin irat , bambu, bambu lapis Ir.R.Bambang Moyoretno,M.Eng Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 Mesin irat bambu
1643 Perancangan SNI Cara Uji Ketahanan Luntur Warna Batik
Kode Panggil: BBKB 667.28 Ind p 2012
Pelaksanaan penelitian penyusunan konsep Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) terdiri dari 3 judul, yaitu: Cara uji ketahanan luntur warna batik terhadap pencucian, Perubahan dimensi setelah pencucian (mengkeret) dan Batik: Batikmark "batik INDONESIA". Tujuan penyusunan konsep RSNI adalah untuk melengkapi standar uji produk batik. Tahapan proses penyusunan konsep Rancangan SNI meliputi Studi pustaka (Pendalaman Peraturan Persyaratan Penyusunan SNI, Permen Perindustrian RI No. 74/M-IND/PER/9/2007 dan Peraturan Dirjen IKM No. 71/IKM/KEP/9/2009, pendalam SNI yang sudah terbit yang berkaitan dengan 3 judul konsep rancangan SNI), Pengujian produk batik dengan menggunakan sabun lerak, penyusunan konsep rancangan SNI, rapat intern pembahasan konsep RSNI. Ketiga konsep RSNI tersebut selanjutnya akan diajukan kepihak yang berwenang dalam penyusunan RSNI, dalam hal ini adalah Panitia Teknis yang bertugas melakukan perumusan RSNI baik untuk keperluan membentuk RSNI baru, maupun revisi amandemen SNI yang telah ada (PSN 01-2005: Pengembangan SNI). Kata Kunci: Standar Nasional Indonesia, ketahanan luntur warna, perubahan dimensi batik, batikmark"batik INDONESIA" Surti Indriastuti,ST.M.Sc Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 Ketahanan Luntur Warna Batik
1644 Pengembangan Integrated Information System BBKB
Kode Panggil: BBKB 681.14 Tra p 2013
Seiring dengan perkembangan jaman, proses manajemen organisasi menjadi semakin komplek karena melibatkan banyak pihak, saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Proses manajemen akan melibatkan data yang sangat besar. Data yang sangat besar ini tidak akan berguna apa-apa jika tidak diolah lebih duhulu menjadi sebuah informasi. Dengan adanya informasi ini para pengambil kebijakan dapat mengambil keputusan. Dengan adanya proses-proses manajemen dapat dituangkan dalam sebuah sistem informasi. Sistem informasi dapat menyelesaikan banyak proses dan menghasilkan informasi dengan cepat dan akurat. Sejak tahun 2007 Balai Besar Kerajinan dan Batik mempunyai aplikasi intranet yang dijalankan pada jaringan komputer lokal Balai Besar Kerajinan dan Batik. Aplikasi ini memiliki beberapa modul aplkasi diantaranya Absensi Online, Sistem Informasi Kepegawaian dan Berita Internal. Selain itu BBKB juga memiliki Sistem informasi perpustakaan serta pada tahun 2011 sedang dibangun sebuah Sistem Informasi Laboratorium. Agar lebih effisien maka beberapa sistem informasi ini perlu untuk diintegrasikan. untuk mengintegrasikan masing-masing sistem informasi yang terpisah-pisah ini diperlukan sebuah induk sistem informasi yang disebut sebagai Integrated Information System. Integrated Information System yang dibangun di Balai Besar Kerajinan dan Batik diberi nama intranetBBKB. Kata Kunci: sistem informasi, integrated, intranet Paras Trapsiladi,ST Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 Informasi satu Pintu
1645 Pengembangan Desain Produk Kerajinan Dengan Kombinasi Material
Kode Panggil: BBKB 677.161 Sri p 2012
Kegiatan Pengembangan Desain Produk Kerajinan Dengan Kombinasi Material meliputi beberapa tahap yaitu Studi Literatur, pengumpulan data identifikasi masalah, Studi Lapangan (konsultasi), Pembuatan desain, Pengadaan bahan dan peralatan, Ujicoba pembuatan produk, Evaluasi, dan Penyusunan Laporan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Laboratorium Kerajinan Umum Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Bahan baku yang digunakan adalah agel, tempurung kelapa, kulit jomok yang diproses batik, lilin batik, zat pewarna batik, perak, kuningan, sterofoam, limbah kulit kerang, kulit kerang cukli, kulit, dan kain brokat. Hasil yang di peroleh adalah 17 (tujuh belas) macam desain produk kerajinan kombinasi beserta dengan prototipenya. Permasalahan yang dihadapi adalah pada saat melakukan pelorodan lilin batik karena kalau tidak hati-hati hasilnya akan kurang memuaskan. Produk kemudian di evaluasi untuk mengetahui permasalahannya dan mencari jalan keluarnya. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa desain produk yang di hasilkan sudah cukup bagus, dan saran yang dapat diberikan adalah peningkatan keterampilan personil agar mampu membuat produk kerajinan lebih halus lagi. Kata Kunci: Desain, Kerajinan, Kombinasi Material Ir.Lies Susilaning Sri Hastuti,MM Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 kerajinan tempurung dll
1646 Pengembangan Desain Perhiasan
Kode Panggil: BBKB 671.12 Cri p 2012
Pengembangan Desain Perhiasan merupakan salah satu kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada tahun 2012. Dengan latar belakang bahwa pengembangan desain di IKM Perhiasan merupakan salah satu permasalahan yang perlu segera diatasi, maka kegiatan ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan IKM Perhiasan. Kegiatan ini mengambil tema pengembangan etnis maupun modern. Metode yang digunakan adalah metode penciptaan yang mempunyai tahap. Tahap eksplorasi, yaitu aktivitas penjelajahan menggali sumber ide, pengumpulan data dan referensi, pengolahan data dan analisa data, hasil dari penjelajahan atau analisa data dijadikan dasar untuk membuat rancangan atau desain. Tahap perancangan, yaitu memvisualisasikan hasil dari penjelajahan atau analisa data kedalam alternatis desain (sketsa), untuk kemudian ditentukan rancangan/sketsa yang terpilih, untuk dijadikan acuan dalam pembuatan rancangan final atau gambar teknik dan rancangan final ini (proyeksi, potongan, detail, perspektif) dijadikan acuan dalam proses perwujudan karya. Tahap perwujudan, yaitu mewujudkan rancangan terpilih/final menjadi model prototype sampai ditemukan kesempurnaan karya sesuai dengan desain/ide. Hasil dari kegiatan ini berupa 15 prototype perhiasan hasil pengembangan melalui metode penelitian/penciptaan seperti diatas. Kata kunci: pengembangan desain, desain, perhiasan, motif pamor Robert Cristianto,S.Sn Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 perhiasan
1647 Pengembangan Bahan Dan Proses Pengawetan Bambu Dan Sant Menggunakan Bahan Alami
Kode Panggil: BBKB 633.58 Suh p 2012
Industri kerajinan bambu dan sant kontribusinya sangat signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapat daerah maupun nasional. Saat ini produknya selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun diekspor kemanca negara. Namun demikian hambatan yang sering dihadapi oleh industri adalah produk tersebut rentan terhadap kerusakan akibat serangga bubuk dan jamur. Sehingga sintetis (kimia). Penggunaan bahan pengawet kimia (sebagian masih import) yang tenaga kerja, serta pengguna (konsumen). Penggunaan bahan pengawet alami (pertisida nabati) yang berasal dari tumbuhan selain ramah lingkungan, juga adalah mengetahui seberapa besar efektifitas bahan pengawet alami terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga (bubuk ) dan jamur, sehingga dapat meningkatkan keawetan atau kualitas bambu dan sant. Bahan pengawet alami yang digunakan adalah jenis bambu ampel, ori, apus , petung, wulung, dan cendani, sedang sant adalah enceng gondok, pandan, agel sabut kelapa, dan pelepah pohon pisang. Prosedurnya adalah pembuatan pembuatan bahan pengawet alami dari daun sambiloto, babadotan batang brotowali melalui cara ekstraksi dengan perbandingan 1:8, direbus hingga larutan yang tersisa 50%, adapun konsentrasi pemakaian bahan pengawet adalah 1 liter : 1 kg bahan. Pengawetan dilakukan cara perebusan dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. cara perendaman dan penetrasi denga variasi waktu 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Kemudian contoh dilakukan pengujian mengenai berat badan, kadar air, retensi bahan pengawet dan derajat kerusakan. Hasil dari uji coba adalah kadar air awal contoh uji dari enam jenis bambu berkisar antara 37,95% - 44%, sedang untuk lima contoh uji sant kadar air awal berkisar antara 23,95% - 32,70 %; nilai retensi bahan pengawet terbesar pada pengawetan enam jenis bambu dengan empat jenis bahan pengawet alami, cara perebusan, berkisar antara 5,47% - 8,39% atau 0,050 g/cm3 - 0,109 g/cm3 , cara perendaman berkisar antara 6,74% s/d 7,52% atau 0,065 g/cm3 sd 0,089 g/cm3 , dan cara penetrasi berkisar antara 55,66% sd 98,40%. Untuk sant nilai retensi bahan pengawet terbesar pada pengawetan lima jenis sant dengan menggunakan empat jenis bahan pengawet alami, cara perebusan berkisar antara 6,2% -13,20%, cara perendaman berkisar antara 7,20% sd 14,60%. Kemudian nilai derajat kerusakan bambu terjadi saat bulan ke 5 dan 6 untuk bambu ampel. ori, dengan pengurangan berat 5,24% - 5,61%, masih dibawah pengurangan berat < 10 % dan masuk dalam katagori "Serangan ringan ada bekas gigitan, sedang bambu apus, wulung, petung dan cendani hampir tidak terjadi kerusakan. Untuk sant memasuki bulan ke 6 sudah tampaknya tumbuh atau timbulnya jamur, utama pada contoh uji enceng gondok dan agel. Ir.Dwi Suheryanto,M.Eng Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 pengawetan bambu dan Sant
1648 Penyusunan Standar Kompetensi Pelatihan Batik
Kode Panggil: BBKB 75.02 Mur p 2012
Pada era globalisasi maka produk batik di Indonesia harus mampu bersaing di pasar global. Untuk memenuhi hal tersebut diats maka kemampuan tenaga kerja harus di tingkatkan agar produk yang dihasilkan berkualitas dan mampu bersaing dengan kerja yang efisien. Semakin berkembangnya dan meningkatnya industri batik akan menambah lapangan pekerjaan yang akan mengurangi pengangguran . Tenaga Kerja Indonesia harus mempunyai kompetensi yang tidak kalah dengan tenaga dari luar negeri supaya tidak tersingkir dari diisi oleh tenag akerja luar negeri. Untuk mengatsi hal tersebut diats mak perlu disiapkan tenag akerja yang mempunyai kompetensi di bidang batik , Balai Beasr Kerajinan dan Batik (BBKB) mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan Pelatihan Batik senhingga instruktur harus tersertifikasi , maka sangat di perlukan standar kompetensi kerja instrukter pelatihan batik yang saat ini telah tersusun draf dan telah dilakukan pembahasan draf dari dalam BBKB maupun instansi Luar, Praktisi (IKM Batik) , asosiasi batik , para pakar dari kemenakertrans , pusdiklat industri dan dari dalam BBKB pada tanggal 6 Desember 2012 di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Hasil yang diperoleh adalah Buku Laporan , Draf Standar Kompetensi Kerja Instruktur Pelatihan Batik dan Draf Kurikulum Silabus Pelatihan Batik Berbasis Kompetensi. Kata Kunci : Batik, Instruktur , silabus, kompetensi , pelatihan, Standar. Dra.E.Sri Murwati Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 pelatihan batik
1649 Inkubasi Bisnis Untuk Pengusaha Industri Kecil Menebgah Batik
Kode Panggil: BBKB 75.02 Suj i 2012
Salah satu tugas Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah melaksanakan inkubasi bagi industri kerajinan dan batik dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kendala yang sering dihadapi oleh para wirausahaan baru dibidang Kerajinan dan batik, khusunya di sentra-sentra industri wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah; antara lain: a) lemahnya manajemen usaha, b) terbatasnya modal, c) pemasaran, d) teknologi: eksplorasi motif, penerapan standar dan faktor lingkungan. Kegiatan Inkubasi Bisnis untuk IKM batik, dengan memberikan materi yang memberikan jawaban atas kendala tersebut diatas, sehingga mampu meningkatkan ketangguhan para wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya. Kata Kunci: Inkubasi, Kewirausahaan, Batik, DIY-Jateng Sujanarto,SE. Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 industri kecil batik
1650 Penyusunan Rencana Teknis
Kode Panggil: BBKB 338.984 Wid p 2012
Penyusunan Rencan Teknis 2013 merupakan serangkaian aktifitas perencanaan, pembahasan, dan penelaahan usulan kegiatan baik dari segi susbstansi dan anggaran keuangannya yang akan dilaksanakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam periode tahun anggarn 2013. Penyusunan usulan kegiatan merupakan moment yang sangat penting guna menentukan perencanaan dan tindakan masa depan yang tepat melalui pilihan dengan memperhitungkan berbagai aspek. Dokumen yang telah terbentuk dalam usulan program/kegiatan merupakan dokumen resmi berupa TOR, RAB, dan RKA-KL, POK dan DIPA sebagai bahan acuan atau sebagai petunjuk operasional kerja dalam pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013. Dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Teknis mengacu pada rencana Stratejik Balai Besar Kerajinan dan Batik tahun 2010-2014 yang merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Renstra. Untuk memperlancar kegiatan ini diperlukan kerjasama dan dukungan dari segala pihak internal Balai Besar Kerajinan dan Batik untuk menjamin terlaksananya rencana kegiatan tahun anggaran 2013. Kata kunci: TOR, RAB, RKA-KL,POK,DIPA. Dr.Ir.Retno Widyastuti,MM Balai Besar Kerajinan dan Batik 2012 rencana teknis