Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
5881 | Penyusunan Standar Industri Indonesia Komoditi Kerajinan Kode Panggil: BBKB 386.16 Sit p |
Dra. Siti Utami | Proyek Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1986 | SII kerajinan | |
5882 | Penyempurnaan Alat Pelobang Kayu dan Bambu Kode Panggil: BBKB 621.9 Ret p |
Perlu dan penting sekali alat Pelubang Kayu dan Bambu untuk di sempurnakan/di perbaiki, salah satu alat pelubang yang dibutuhkan oleh perajin, terutama perajin sangkar burung yang saat ini berkembang terus, perlu di tunjang dengan peralatan yang modern, agar produktifitasnya meningkat, sehingga lebih mampu bersaing di pasaran. Untuk penyempurnaan alat perlu dilakukan percobaan dan pengamatan lebih lanjut. Disamping itu disarankan untuk memberikan peralatan terhadap perajin, sehingga tercipta SDA yang terampil di bidang Industri sangkar Burung | Retno Kumolo | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1998 | Alat pelobang kayu dan bambu |
5883 | Percobaan Peningkatan Produktivitas Pembuatan Ukiran Patung Kayu Motif Asmat Kode Panggil: BBKB 674 Bal p 9 |
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1993 | Ukiran Kayu | ||
5884 | Pengembangan Pembuatan Pola Batik Tulis Sistim Printing Kode Panggil: BBKB 75.02 - p 8 |
Sebagai langka awal proses pembuatan batik tulis adalah memola pada kain, yang merupakan pedoman pembatik unutk pekerjaan pembatikannya. Sampai saat ini proses memola masih dilakukan secara tradisional yaitu ditulis dengan tangan pensil, sehingga diperlukan waktu yang lama dan hasilnya kurang konsisten. Unutk memecahkan masalah tersebut dilakukan uji coba pengembangan pembuatan pola batik tulis secara pencapan (printing),menggunakan zat warna yang tidak berikatan dengan kain secara sempurna dengan zat pengental yang tidak dapat membuat lapisan film, sehingga tidak menimbulkan noda warna dan lilin dapat tembus dengan baik. Uji coba kali ini baru dilakukan terhadap mori primissima, prima dan sutera alam. Adapaun zat warna yang digunakan adalah zat warna asam, basa, dispersi, sulfur dan serbuk pewarna(blawu), dengan zat pengental emulsi. Terhadap hasil uji coba dilakukan pengujian meliputi ketahanan luntur karena cucian, sinar, gosok dan asam(keringat) untuk dapat diketahui nilai penodaannya. Disamping dilakukan pengujian tahanan luntur, juga dievaluasi terhadap kemudahan unutk dibatik dan nilai tambah yang dicapai. Dari hasil uji coba, pengujian maupun evaluasi dapat ditarik kesimpulan bahwa memola yang semula dikerjakan dengan tangan dapat dikerjakan secara pencapan (printing) dengan zat warna yang sesuai dan pengental emulsi, serta diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan yang ada. Untuk bahan baku kapas (mori prima, Primissima), zat warna yang paling sesuai adalah zat warna Asam, sedangkan unutk bahan baku sutera adalah zat warna Dispersi. Serbuk biru("Blawu"-bahan yang sering digunakan selain untuk after treatment cucian putih) juga merupakan pewarnaan yang dapat digunakan untuk bahan baku kapas maupun sutera. | Proyek Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1989 | Pola batik sistim printing | |
5885 | Penelitian Proses Pengolahan Bahan Mentah Rotan Manau Menjadi Bahan Baku Rotan Kode Panggil: BBKB 633.58 Soe p |
Penelitian proses pengolahan rotan manau menjadi bahan baku rotan tahun 1981/1982 ditekankan untuk memperoleh data tentang: 1. Pengaruh fungisida (TB-192) terhadap serangan jamur perusak rotan 2. Mencari cara-cara pengeringan rotan manau yang efektif setelah diolah 3. Mencari titik-titik lemah pengolahan rotan manau sebagai dasar memperoleh mutu rotan manau yang baik. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh fungisida TB-192 belum terlihat nyata dalam usaha menekan serangan jamur. 2. Cara pengeringan dengan ramah pengering yang terbuat dengan atap tembus cahaya merupakan cara pengeringan di lapangan terbuka di tempat teduh. 3. Titik lemah pengolahan rotan terletak pada cara mempertahankan mutu rotan segar supaya jangan diserang jamur. Kalau titik lemah ini dapat diatasi niscaya dengan cara pengolahan, yang sekarang dilakukan oleh paras penguasaha , maka hasil rotan olahan akan memperoleh mutu yang baik. | Jfr Soediwinardi B. Sc | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1982 | Rotan |
5886 | Pengembangan Teknologi Penggunaan Zat Warna Jenis Metal Untuk Batik Dan Tekstil Kerajinan Kode Panggil: BBKB 667 - p 91- |
Batik tradisional dan tekstil kerajinan yang telah ada dan dibuat oleh para perajin industri kecil dan kerajinan perlu dikembangkan disain, motif dan warnanya. Salah satu pengembang warna adalah dengan memanfaatkan zat warna jenis metal untuk dapat diperoleh warna2 tambahan yang berwarna kuningan keemasaan dan/putih keperakan. Percobaan pembuatan larutan/pasta prada dilakukan dengan menggunakan zat warna janis metal prada emas bubuk, perak bubuk dan emas pasta dengan maupun tanpa menggunakan zat pembantu serta air,untuk dapat dipakai dalam pemberian warna2 tambahan pada batik dan tekstil kerajinan. Zat pembantu yang digunakan adalah binder metalik, katalis DAP, gliserin dan polysol, dengan berbagi komposisi. Larutan/pasta zat warna jenis metal tersebut kemudian diujituliskan pada mori voalisima dengan menggunakan canting tulis klowong. Selama penulisan pada kain diamati tingkat kelancaran dan hasil penulisannya diuji ketahanan luntur warna terhadap pencucian 40 derajat Celcius. Dari tingkat kelancaran penulisan dan nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian 40 derajat Celcius yang relatif baik selanjutnya dipakai dalam proses pembuatan batik prada tekstil kerajinan jumputan prada dan batik jumputan prada. | Proyek Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1992 | Zat Warna batik | |
5887 | Wool Kap Kode Panggil: BBKB 75.02 - w c |
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1988 | batik wool kapas | ||
5888 | Seni Warna Batik Seri II Kode Panggil: BBKB 667.2 Sew s |
SK. Sewan Susanto, S.Teks | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1979 | Warna Batik | |
5889 | Batik Dengan Proses Dan Corak Baru Kode Panggil: BBKB 75.02 - b c |
Ir.Sewan Susanto | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1985 | Batik modern | |
5890 | penelitian pengembangan design dan mutu hasil kerajinan kayu /bambu 1978/1979 Kode Panggil: BBKB 674 sut p 7 |
Untuk mendapatkan pemanfaatan yang lebih tinggi dari agel dan bagor didalam penggunaan menjadi barang2 kebutuhan sehari2,dilakukan pengembangan desain ini. Contoh bahan yang digunakan memakai agel/bahan dasar bagor dan bagor/ tenunan yang diambil secara apa adanya dan apa yang bisa dihasilkan oleh pengrajin di suatu daerah. Kemudian masing2 dicoba untuk dibuat menjadi sesuatu barang dengan cara dan desain yang disesuaikan dengan sifat bahan yang dipergunakan. Kemudian bahan2 tersebut diperlukan berbagai cara yaitu, di bentuk dengan menggunakan pola; dan dibentuk dengan tehnik macrame. Dari hasil percobaan ini dapat diberikan kesimpulan : (a) Bahan bagor yang dibentukdengan pola dapat dihasilkan berbagai desain yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera masyarakat. (b) Ada kelemahan atas sedikit meragukan sesuai dengan sifat bagor itu sendiri, karena tidak tahan air. | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1979 | design dan mutu kerajinan bambu |