Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
1647 | Pengembangan Bahan Dan Proses Pengawetan Bambu Dan Sant Menggunakan Bahan Alami Kode Panggil: BBKB 633.58 Suh p 2012 |
Industri kerajinan bambu dan sant kontribusinya sangat signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapat daerah maupun nasional. Saat ini produknya selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun diekspor kemanca negara. Namun demikian hambatan yang sering dihadapi oleh industri adalah produk tersebut rentan terhadap kerusakan akibat serangga bubuk dan jamur. Sehingga sintetis (kimia). Penggunaan bahan pengawet kimia (sebagian masih import) yang tenaga kerja, serta pengguna (konsumen). Penggunaan bahan pengawet alami (pertisida nabati) yang berasal dari tumbuhan selain ramah lingkungan, juga adalah mengetahui seberapa besar efektifitas bahan pengawet alami terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga (bubuk ) dan jamur, sehingga dapat meningkatkan keawetan atau kualitas bambu dan sant. Bahan pengawet alami yang digunakan adalah jenis bambu ampel, ori, apus , petung, wulung, dan cendani, sedang sant adalah enceng gondok, pandan, agel sabut kelapa, dan pelepah pohon pisang. Prosedurnya adalah pembuatan pembuatan bahan pengawet alami dari daun sambiloto, babadotan batang brotowali melalui cara ekstraksi dengan perbandingan 1:8, direbus hingga larutan yang tersisa 50%, adapun konsentrasi pemakaian bahan pengawet adalah 1 liter : 1 kg bahan. Pengawetan dilakukan cara perebusan dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. cara perendaman dan penetrasi denga variasi waktu 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Kemudian contoh dilakukan pengujian mengenai berat badan, kadar air, retensi bahan pengawet dan derajat kerusakan. Hasil dari uji coba adalah kadar air awal contoh uji dari enam jenis bambu berkisar antara 37,95% - 44%, sedang untuk lima contoh uji sant kadar air awal berkisar antara 23,95% - 32,70 %; nilai retensi bahan pengawet terbesar pada pengawetan enam jenis bambu dengan empat jenis bahan pengawet alami, cara perebusan, berkisar antara 5,47% - 8,39% atau 0,050 g/cm3 - 0,109 g/cm3 , cara perendaman berkisar antara 6,74% s/d 7,52% atau 0,065 g/cm3 sd 0,089 g/cm3 , dan cara penetrasi berkisar antara 55,66% sd 98,40%. Untuk sant nilai retensi bahan pengawet terbesar pada pengawetan lima jenis sant dengan menggunakan empat jenis bahan pengawet alami, cara perebusan berkisar antara 6,2% -13,20%, cara perendaman berkisar antara 7,20% sd 14,60%. Kemudian nilai derajat kerusakan bambu terjadi saat bulan ke 5 dan 6 untuk bambu ampel. ori, dengan pengurangan berat 5,24% - 5,61%, masih dibawah pengurangan berat < 10 % dan masuk dalam katagori "Serangan ringan ada bekas gigitan, sedang bambu apus, wulung, petung dan cendani hampir tidak terjadi kerusakan. Untuk sant memasuki bulan ke 6 sudah tampaknya tumbuh atau timbulnya jamur, utama pada contoh uji enceng gondok dan agel. | Ir.Dwi Suheryanto,M.Eng | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2012 | pengawetan bambu dan Sant |
1648 | Penyusunan Standar Kompetensi Pelatihan Batik Kode Panggil: BBKB 75.02 Mur p 2012 |
Pada era globalisasi maka produk batik di Indonesia harus mampu bersaing di pasar global. Untuk memenuhi hal tersebut diats maka kemampuan tenaga kerja harus di tingkatkan agar produk yang dihasilkan berkualitas dan mampu bersaing dengan kerja yang efisien. Semakin berkembangnya dan meningkatnya industri batik akan menambah lapangan pekerjaan yang akan mengurangi pengangguran . Tenaga Kerja Indonesia harus mempunyai kompetensi yang tidak kalah dengan tenaga dari luar negeri supaya tidak tersingkir dari diisi oleh tenag akerja luar negeri. Untuk mengatsi hal tersebut diats mak perlu disiapkan tenag akerja yang mempunyai kompetensi di bidang batik , Balai Beasr Kerajinan dan Batik (BBKB) mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan Pelatihan Batik senhingga instruktur harus tersertifikasi , maka sangat di perlukan standar kompetensi kerja instrukter pelatihan batik yang saat ini telah tersusun draf dan telah dilakukan pembahasan draf dari dalam BBKB maupun instansi Luar, Praktisi (IKM Batik) , asosiasi batik , para pakar dari kemenakertrans , pusdiklat industri dan dari dalam BBKB pada tanggal 6 Desember 2012 di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Hasil yang diperoleh adalah Buku Laporan , Draf Standar Kompetensi Kerja Instruktur Pelatihan Batik dan Draf Kurikulum Silabus Pelatihan Batik Berbasis Kompetensi. Kata Kunci : Batik, Instruktur , silabus, kompetensi , pelatihan, Standar. | Dra.E.Sri Murwati | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2012 | pelatihan batik |
1649 | Inkubasi Bisnis Untuk Pengusaha Industri Kecil Menebgah Batik Kode Panggil: BBKB 75.02 Suj i 2012 |
Salah satu tugas Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah melaksanakan inkubasi bagi industri kerajinan dan batik dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kendala yang sering dihadapi oleh para wirausahaan baru dibidang Kerajinan dan batik, khusunya di sentra-sentra industri wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah; antara lain: a) lemahnya manajemen usaha, b) terbatasnya modal, c) pemasaran, d) teknologi: eksplorasi motif, penerapan standar dan faktor lingkungan. Kegiatan Inkubasi Bisnis untuk IKM batik, dengan memberikan materi yang memberikan jawaban atas kendala tersebut diatas, sehingga mampu meningkatkan ketangguhan para wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya. Kata Kunci: Inkubasi, Kewirausahaan, Batik, DIY-Jateng | Sujanarto,SE. | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2012 | industri kecil batik |
1650 | Penyusunan Rencana Teknis Kode Panggil: BBKB 338.984 Wid p 2012 |
Penyusunan Rencan Teknis 2013 merupakan serangkaian aktifitas perencanaan, pembahasan, dan penelaahan usulan kegiatan baik dari segi susbstansi dan anggaran keuangannya yang akan dilaksanakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam periode tahun anggarn 2013. Penyusunan usulan kegiatan merupakan moment yang sangat penting guna menentukan perencanaan dan tindakan masa depan yang tepat melalui pilihan dengan memperhitungkan berbagai aspek. Dokumen yang telah terbentuk dalam usulan program/kegiatan merupakan dokumen resmi berupa TOR, RAB, dan RKA-KL, POK dan DIPA sebagai bahan acuan atau sebagai petunjuk operasional kerja dalam pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013. Dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Teknis mengacu pada rencana Stratejik Balai Besar Kerajinan dan Batik tahun 2010-2014 yang merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Renstra. Untuk memperlancar kegiatan ini diperlukan kerjasama dan dukungan dari segala pihak internal Balai Besar Kerajinan dan Batik untuk menjamin terlaksananya rencana kegiatan tahun anggaran 2013. Kata kunci: TOR, RAB, RKA-KL,POK,DIPA. | Dr.Ir.Retno Widyastuti,MM | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2012 | rencana teknis |
1651 | Forum Koordinasi Dan Fasilitasi Pengembangan IKM Kerajinan Kode Panggil: BBKB 658.82 Han f 2012 |
Forum koordinasi dan komunikasi diantara semua stakeholder termasuk IKM merupakan langkah awal dalam penyebarluasan informasi dan wadah diskusi guna menyatukan pendapat dan langkah sehingga tercipta sinergi dalam menyelesaikan permasalahan dan pengembangan IKM dibidang kerajinan dan batik. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan semua stakeholder dalam rangka fasilitasi pengembangan IKM kerajinan, meningkatkan pemahaman stakeholders mengenai hasil litbang dan peran BBKB dalam mengembangkan IKM kerajinan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 6 juni 2012 di Balai Besar Kerajinan dan Batik yang diikuti 50 peserta yang berasal dari IKM, Dinas Perindag serta Akademisi. Materi yang disampaikan meliputi pemaparan profil balai dan hasil litbang 2011, Sosialisasi Lembaga Sertifikasi Produk dan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu, Pemanfaatan Rumput laut untuk bahan pewarna alam, succes story oleh perajin batik bayat Klaten serta Perekayasaan kompor dan wajan listrik. Kegiatan ini perlu dilakukan secara terus menerus dengan menambah jumlah peserta baik dari industri dan instansi terkait, menambah materi dalam kegiatan forum dengan berbagai narasumber serta menindaklanjuti forum ini hingga pada kerjasama teknis. Kata Kunci: Forum Koordinasi dan Komunikasi, IKM Kerajinan | Drs.Handoyo | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2012 | Forum Komunikasi IKM |
1652 | Indonesian Regulatory Review Manual Kode Panggil: 35.078.5 Asi i |
Asian Development Bank dan Departemen Perindustrian Dan Perdagangan | 2003 | kebijakan ekonomi | ||
1653 | Identifikasi Desain Dan Mutu Produk Industri Kecil Menengah Kerajinan Kode Panggil: BBKb 7.02 Sum i 2012 |
IDENTIFIKASI DESAIN DAN MUTU PRODUK INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) KERAJINAN merupakan salah satu upaya untuk menggali data tentang identitas produk dilihat dari aspek desain, mutu dan menggali segala permasalahan yang ada di hadapi perajin atau pengusaha IKM kerajinan. Dalam kegiatan ini dibatasi pembahasannya pada 35 (tiga puluh lima) IKM di 11 (sebelas) kota yang di pilih sebagai lokasi survey. Pemilihan sampel dilakukan setelah koordinasi dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi masing-masing daerah menganai IKM yang telah mapan ataupun yang baru tumbuh atau berkembang namun memeiliki potensi dan diharapkan dapat menjadi unggulan. Industri Kecil Menengah Kerajinan (IKM) yang disurvey untuk diambil contoh produknya dan diwawancarai dalam kegiatan ini memiliki profil yang berbeda-beda, meliputi: Kerajinan tempurung kelapa, Kerajinan kerang, Kerajinan serat alam non tekstil, Kerajinan kaca seni (art glass), Kerajinan kayu, Kerajinan bambu dan rotan, Kerajinan kertas seni dan mukena, Perhiasan, Kerajinan logam, dan kaca serat, Kerajinan keramik dan gerabah. Hasil dari kegiatan ini berwujud buku data base dan laporan akhir kegiatan proyek. Buku data base berisi tentang jenis komoditi kerajinan, desain, mutu, alur proses produksi, contoh foto produk IKM kerajinan dan beberapa permasalahan yang dihadapi pengusaha atau perajin IKM kerajinan yang menjadi sasaran identifikasi. Kata Kunci: identifikasi, desain dan mutu, kerajinan | Hadi Sumarto,S.Sn | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2012 | IKM Kerajinan |
1654 | Tekno Hutan Tanaman Kode Panggil: 05 Pus t 2.Agu 2010 |
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Tanaman,Kementerian Kehutanan | 2010 | Tanaman Hutan | ||
1655 | Media Industri :Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik Kode Panggil: 05 Pus m 03 2012 |
Pusat Komunikasi Publik Gedung Kementerian Perindustrian | 2012 | industri sawit Nasional | ||
1656 | Media Industri :Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik Kode Panggil: 05 Pus m 02 2011 |
Pusat Komunikasi Publik Gedung Kementerian Perindustrian | 2011 | industrialisasi |