Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
6037 | Pengembangan Laboratorium Uji Terakreditasi Untuk Komoditi Kerajinan dan Batik Kode Panggil: BBKB 061.62 Pat p |
Ir. Huzairin Paturangin | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2003 | Laboratorium Uji Kerajinan dan Batik | |
6038 | pengendalian proses dan mutu dalam industri penyempurnaan tekstil Buku III Kode Panggil: BBKB 677.8 Sun P |
Sunaryo, S.Teks | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2000 | Proses Mutu Tekstil | |
6039 | Pengembangan Proses Peleburan Perak Dan Kuningan Dengan Bahan Bakar Briket Batubara Kode Panggil: BBKB 669 Bal p 9 |
Bahan bakar Komersil yang biasa digunakan untuk proses pelaburan logam perak dan kuningan adalah arang kayu dan minyak tanah. Bahan bakar tersebut penyedianya akan makin langka mengingat konservasi vegetasi maupun cadangannya yang terbatas. Sebagai diversifikasi bahan bakar untuk proses pelepuran maka digunakan bahan bakar briket batu bara. Briket batu bara adalah hasil oleh lanjut dari batu bara, yang penggunaanya dalam proses peleburan memerlukan suatu cara tertentu yaitu menggunakan tungku pelebur bentuk silindris dengan adanya penyuapan angin/udara dari alat blower. Pada pelaburan logam kuningan maupun perak temperatur yang dapat dicapai melebihi titik leleh (melting point)yaitu 1281 derajat Celcius dengan total waktu peleburan setiap 1 kg rata-rata 611,3 detik (10 menit 11 detik) dengan menghabiskan briket batu bara sekitar 1,416 kg. Dari hasil proses peleburan pengaruh terhadap hasil fisik baik untuk peleburan perak maupun kuningan tidak berpengaruh, akan tetapi untuk pengaruh perubahan warna, pada peleburan perak produk akhir bewarna hitam keabu-abuan kemungkinkan adanya unsur belerang yang terdapat pada briket batu bara yang bereaksi dengan logam Ag (perak) membentuk warna hitam dipermukaan produk akhir. | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1995 | Peleburan Briket | |
6040 | Macrame Kode Panggil: BBKB 677.71 Sub m |
Subandini | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1979 | Macrame | |
6041 | Pengkajian Aspek Kelembagaan Pengembangan IKM Batik di Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo Kode Panggil: 75.02 Far P 1999 |
Farida | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1999 | Batik Sragen | |
6042 | Pengembangan Desain Motif Batik Dengan Memanfaatkan Ragam Hias Etnis, Sum-Ut Kode Panggil: BBKB 75.02 Suh P |
Pengembangan disain motif batik dengan memanfaatkan ragam hias Sumatra Utara dilaksanakan dalam upaya pelestarian batik sebagai produk budaya, meningkatkan daya saing dengan produk kerajinan lainnya serta untuk meningkatkan persepsi atau kecintaan masyarakat khususnya masyarakat Sumatra Utara terhadap produk batik dengan memanfaatkan budaya daerah sehingga akan tercipta produk batik yang mempunyai citra dan karakter daerah tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan perancangan disain batik dengan unsur-unsur ragam hias Sumatra Utara sebagai aspek desainnya yang sangat variatif karena berasal dari berbagai suku bangsa dan dengan kondisi pluralis tersebut perlu dikembangkan desain yang memenuhi tuntutan konsumen dengan cara : a) Penciptaan motif baru dengan cara mengambil bentuk dari alam langsung seperti manusia,flora fauna. b) Pencitaan motif baru dengan cara mengembangkan motif-motif yang sudah ada menjadi motif baru. c) Menggbungkan keduannya seperti motif dari alam dan motif-motif yang sudah ada. Hasil rancangan dengan 3 alternatif tersebut diaplikasikan sebagai prototipe prodik dengan desain produk busana pria dan wanita dan didiseminasikan pada masyarakat Sumatra Utara di Medan. Dari hasil evaluasi terhadap 20 orang pesarta diseminasi 90%menyatakan hasil rancangan desain motif layak untuk diproduksi. | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2002 | Batik Etnis Sumut | |
6043 | Soga Naphtol Kode Panggil: BBKB 667.2 Sew S |
SK. Sewan Susanto, S.Teks | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1978 | Soga Naphtol | |
6044 | Pengembangan dan Peningkatan Mutu Patung Ukir Dari Kayu Kode Panggil: BBKB 674 Sut p 8 |
Laporan ini menyajikan hasil pengembangan dan peningkatan mutu ukir/patung kayu. Maksud dari pada usaha pengembangan dan peningkatan mutu ukir/patung kayu ini adalah untuk mendapatkan suatu cara pengolahan bahan baku yang mudah dikerjakan, bahannya mudah diperoleh, cukup murah dan cukup baik. Disamping usaha meningkatkan mutu bahan baku, pengembangan inijuga bermaksud untuk mendapatkan bentuk dan cara pembuatan peralatan khususnya alat ukir alat ukir yang mempunyai tingkat ketajaman, ketahanan dan penggunaannya yang lebih baik. Bahkan juga untuk mendapatkan kemungkinan penggunaan motif2 kedaerahan dalam unsur hias yang lebih luas, terutama untuk ukiran. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan : # Pengawetan barang kerajinan yang berupa patung/ukir kayu dapat dilakukan secara rendaman dingin dengan menggunakan campuran borax dan asam borax selama 2 sampai 6 hari. Bagi patung/ukir yang terbuat dari jenis kayu jempinis dengan motif katak dan ukiran kayu kamper berbentuk panel ukuran tebal 1 1/2 cm. Untuk mendapatkan absorpsi/retensi obat pengawetan yang dianggap baik (antara 5kg-8kg/m3) dapat diperoleh setelah direndam dalam obat pengawetan selama 2 hari. Pada rendaman selama 2 hari didalam larutan pengawet 60% borax dan 40% asam borax untuk setiap 1 liter air. Pada patung/ ukir jenis tersebut diatas dapat mencapai rekusi 5.350 kg/m3. | Drs. Sutadi | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1983 | Kerajinan Ukir Kayu |
6045 | Desiminasi Teknologi Kerajinan Anyaman dan Knitting di Pontren Klaten Kode Panggil: BBKB 677.54 Ret d |
Ir. Retno Widiastuti, MM | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2002 | Desiminasi Pontren | |
6046 | Peningkatan Kemampuan SDM Bagi UKM Garmen Kode Panggil: BBKB 658.386.3 Ham |
Drs. Handoyo | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2003 | SDM UKM Garmen |