WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
6041 Pengkajian Aspek Kelembagaan Pengembangan IKM Batik di Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo
Kode Panggil: 75.02 Far P 1999
Farida Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1999 Batik Sragen
6042 Pengembangan Desain Motif Batik Dengan Memanfaatkan Ragam Hias Etnis, Sum-Ut
Kode Panggil: BBKB 75.02 Suh P
Pengembangan disain motif batik dengan memanfaatkan ragam hias Sumatra Utara dilaksanakan dalam upaya pelestarian batik sebagai produk budaya, meningkatkan daya saing dengan produk kerajinan lainnya serta untuk meningkatkan persepsi atau kecintaan masyarakat khususnya masyarakat Sumatra Utara terhadap produk batik dengan memanfaatkan budaya daerah sehingga akan tercipta produk batik yang mempunyai citra dan karakter daerah tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan perancangan disain batik dengan unsur-unsur ragam hias Sumatra Utara sebagai aspek desainnya yang sangat variatif karena berasal dari berbagai suku bangsa dan dengan kondisi pluralis tersebut perlu dikembangkan desain yang memenuhi tuntutan konsumen dengan cara : a) Penciptaan motif baru dengan cara mengambil bentuk dari alam langsung seperti manusia,flora fauna. b) Pencitaan motif baru dengan cara mengembangkan motif-motif yang sudah ada menjadi motif baru. c) Menggbungkan keduannya seperti motif dari alam dan motif-motif yang sudah ada. Hasil rancangan dengan 3 alternatif tersebut diaplikasikan sebagai prototipe prodik dengan desain produk busana pria dan wanita dan didiseminasikan pada masyarakat Sumatra Utara di Medan. Dari hasil evaluasi terhadap 20 orang pesarta diseminasi 90%menyatakan hasil rancangan desain motif layak untuk diproduksi. Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2002 Batik Etnis Sumut
6043 Soga Naphtol
Kode Panggil: BBKB 667.2 Sew S
SK. Sewan Susanto, S.Teks Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1978 Soga Naphtol
6044 Pengembangan dan Peningkatan Mutu Patung Ukir Dari Kayu
Kode Panggil: BBKB 674 Sut p 8
Laporan ini menyajikan hasil pengembangan dan peningkatan mutu ukir/patung kayu. Maksud dari pada usaha pengembangan dan peningkatan mutu ukir/patung kayu ini adalah untuk mendapatkan suatu cara pengolahan bahan baku yang mudah dikerjakan, bahannya mudah diperoleh, cukup murah dan cukup baik. Disamping usaha meningkatkan mutu bahan baku, pengembangan inijuga bermaksud untuk mendapatkan bentuk dan cara pembuatan peralatan khususnya alat ukir alat ukir yang mempunyai tingkat ketajaman, ketahanan dan penggunaannya yang lebih baik. Bahkan juga untuk mendapatkan kemungkinan penggunaan motif2 kedaerahan dalam unsur hias yang lebih luas, terutama untuk ukiran. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan : # Pengawetan barang kerajinan yang berupa patung/ukir kayu dapat dilakukan secara rendaman dingin dengan menggunakan campuran borax dan asam borax selama 2 sampai 6 hari. Bagi patung/ukir yang terbuat dari jenis kayu jempinis dengan motif katak dan ukiran kayu kamper berbentuk panel ukuran tebal 1 1/2 cm. Untuk mendapatkan absorpsi/retensi obat pengawetan yang dianggap baik (antara 5kg-8kg/m3) dapat diperoleh setelah direndam dalam obat pengawetan selama 2 hari. Pada rendaman selama 2 hari didalam larutan pengawet 60% borax dan 40% asam borax untuk setiap 1 liter air. Pada patung/ ukir jenis tersebut diatas dapat mencapai rekusi 5.350 kg/m3. Drs. Sutadi Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1983 Kerajinan Ukir Kayu
6045 Desiminasi Teknologi Kerajinan Anyaman dan Knitting di Pontren Klaten
Kode Panggil: BBKB 677.54 Ret d
Ir. Retno Widiastuti, MM Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2002 Desiminasi Pontren
6046 Peningkatan Kemampuan SDM Bagi UKM Garmen
Kode Panggil: BBKB 658.386.3 Ham
Drs. Handoyo Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2003 SDM UKM Garmen
6047 Pengkajian dan Pengembangan Batik di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat
Kode Panggil: BBKB 75.02 Kan p
Motif batik ketapaang diangkat dari motif-motif melayu yang terdapat pada kaij pelangi (kain berwarna) maupun langgi yang telah banyak di pakai di ketapang 40-300 tahun yang lalu. kain-kain ini sekarang masih tersimpan di museum kraton di ketapang. Motif dan pewarnaan batik ketapang cukup kaya dan bervariasi karena diilhami peninggalan-peninggalan budaya tersebut. perlu diketahui bahwa sejak pemerintahan kerajaan tanjungpura (th.1450) telah banyak hubungan dagang dengan negara-negara islam di timur tengah, india maupun china. Demikian puloa pada pemerintahan susudahnya baik kerajaan di sukadana maupun matan 1 - v, hubungan dagang lebih luas lagi, bahkan, terjadi beberapa perkawinan silang dengan putra/putri kerajaan di jawa, bugis maupun suku dayak. dari pertukaran kebudayaan ini tidak mengakibatkan motif melayu ketapang hlang atau kabur, tetapi lebih bervariasi. Sebagaimana motif melayu lainnya, batik ketapang tidak menampilkan ornamen berupa makhluk hidup. ciri utama motif batik melayu ketapang ini adalah penampilan motifnya yang bersifat dekoratif murni. motif-motif bungan, danun dan lain-lain digambar datar, lebih abstrak sebagai pengisi bidang, bukan sebagai bungan atau daun hidup. isian seperto cecek, sawut, dan lain-lain tidak diperhatikan. agar tetap menarik walaupun tanpa isian , maka dipergunakan warna-warna reaktif yang cemerlang. Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1997 Batik Kabupaten Ketapang
6048 Mengolah Logam Tembaga
Kode Panggil: BBKB 669.3 Suy m
Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1978 Mengolah Tembaga
6049 warna-warna untuk tahun 1987
Kode Panggil: BBKB 667 - w 198
Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1987 Warna
6050 Pengembangan Otomatisasi Sistem Katalog Jenis dan Ragam Batik Indonesia (Tahap II)
Kode Panggil: BBKB 75.02 Riy P
Pembuatan/pengembangan sistem dokumentasi dan informasi industri batik secara nasional berupa katalog yang dapat dijalankan serta "otomatis"dengan komputer. Penelitian ini dimulai pengumpulan data batik berbagai daerah di Indonesia, melalui peningkatan kerja sama dengan Proyek BAPIK Pusat. Untuk tahap pertama ini meliputi 8 daerah, yaitu: Riau, Jambi, seluruh Jawa BaratJawa Tengah, DIY, Kalimantan Tengah, Klaimantan Barat.Data yang diperoleh berupa foto dan keterangan mengenai: bahan baku proses, pembuatan, peralatan, kegunaan, ukuran, karakteristik corak,motif, citra warna,zat warna, cara pewarnaan, filosifi motif dan warna, pemasaran, produksi per tahun, jumlah industri/pengusaha. Pada tahap 1 ini, setelah dilakukan inventarisasi dan penyoritan data kemudian di entry sebagai data base.Data yang berupa foto dimasukan melalui scanner,agar dapat disatukan dengan data base tersebut. Riyanto, BA Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1997 Otomatisasi Katalog Batik