WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
6070 Penelitian Modifikasi Canting Batik Tulis
Kode Panggil: BBKB 621.9 Sub p
Proses pembuatan batik tulis dewasa ini masih mempergunakan peralatan tradisional yang membutuhkan banyak waktu, pemborosan panggunaan lilin batik dan bahkan menurunkan mutu dari pada kain batik yang dihasilkan. Untuk mengatasi masalah tsb, dilakukan panalitian modifikasi canting tulis yang diwujudkan dalam bentuk disain dan prototip, dengan harapan adanya suatu bentuk canting tulis yang dapat mengatasi masalah tanpa mengurangi nilai seninya. Dari penelitian yang dilakukan diperolah data bahwa: - Sistem pemanasan yang sesuai dengan mempergunakan panas listrik - Peningkattan efisiensi dengan mengalirkan lilin batik memakai sistim pipa aliran, yang meliputi : - Sisitm 2 pipa aliran - Sistim 3 pipa aliran - Sistim 5 pipa aliran. Sistim pipa aliran yang paling baik adalah sistim 2 pipa aliran, yang mana tidak terjadi hambatan lilin batik pada aliran, oleh karena pembekukan lilin serta masa peralatan relatif lebih ringan. Subagijo BE Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1984 Canting tulis
6071 Penelitian Penerapan Motif Batik Pada Tenun ATBM
Kode Panggil: BBKB 677.07 Sub p 2010 c.1
Batik merupakan warisan leluhur yang tidak terkira keindahannya , saat ini apresiai terhadap produk batik sangat bagus , hal itu dapat terlihat di berbagai tempat. Begitu banyak orang dengan bangga menggunakan berbagai produk dengan motif batik , dari pakaian maupun aksesoris yang di gunakan seperti sandal, tas, dan scarf, dll. Berangkat dari sini telah di lakukan penelitian penerapan motif batik pada tenun ATBM dengan perekayasaan pada proses produksi benang lusi. Proses ini dapat di katakan sebagai pengembangan dari tenun teknik ikat, karenan motif yang di hasilkan seperti hasil teknik ikat terdapat rumbai-rumbai akibat adanya pergeseran benang . Hanya saja , motif yang di gunakan bukan motif ikat melainkan motif batik . Pemberian motif di lakukan dengan proses printing/pencapan pada benang lusi baik secara langsung / di dalam alat tenun ATBM dan di luar alat tenun. Dari penelitian yang di lakukan didapatkan hasil berupa teknologi proses yang merupakan penggabungan 2 teknik proses , yaitu teknik pengecapan/ printing dan teknologi pertenunan. Kata Kunci : Teknik pencapan, benang lusi, ATBM, motif batik Ir.Subarno Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 tenun ATBM
6072 Aplikasi Motif Batik Untuk Busana (Pengembangan Produk Batik Ds.Bakaran Kab.Pati)
Kode Panggil: BBKB 687 Mas a 2010 c.1
Pengolahan budaya pesisir yang telah didapat dari berbagai sumber dikerjakan dengan melalui pengamatan terhadap bentuk ,garis, warna, keseimbagan,dan unsur-unsur lupa lainnya. Budaya pesisir ini diredesain untuk mencari keseimbangan dalam proposi suatu bentuk motif dengan produk yang akan di hias. Proses penempatan motif batik pada suatu produk dengan pertimbangan perorganisasian elemen-elemen visual yang ada. Artinya penempatan suatu motif bisa di tampilkan penuh pada suatu produk tetapi juga bisa di tampilkan pada bagian-bagian tertentu pada suatu produk . Negara Indonesia mempunyai banyak ragam budaya dengan keunggulan atau ciri khasnya masing-masing. Ragam budaya ini diwujudkan melalui banyak media ungkap. Ragam budaya dan produk yang di buat merupakan hasil keudayaan yang terus berkembang.Budaya pesisir di Desa Bakaran salah satunya, yang punya potensi industri batik untuk di kembangkan lebih lanjut . Ini telah dapat di kerjakan melalui kegiatan pengembangan desain motif batik untuk busana khususnya untuk pengembangan desain motif batik yang berlatar kultur pesisir desa Bakaran. Hasil dari pengembangan desain motif ini dapat menjadi modal bagi para pengrajin untuk di kembangkan lebih lanjut dan di apliklasikan ke berbagai media ungkap kain dalam membuat produk kerajinan batik. Masiswo,S.Sn Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 motif batik
6073 Rekayasa Alat Split Rotan Untuk IKM
Kode Panggil: BBKB 621.9 Suh r 2010 c.1
Telah dilaksanakan rancang bangundan pembuatan mesin Split Rotan di Laboratorium Keteknikan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta jl. Kusumanegara No.7 selama 10(sepuluh) bulan. Pelaksanaan rancang bangun diserahkan kepada konsultan perencana yang dalam hal ini ditunjuk PT Proporsi untuk membantu perancangan dengan nara sumber dari tim kegiatan yang di danai dari DIPA Tahun anggaran 2010. Pelaksanaan pembuatan Alat Spit Rotan dilakukan di Bengkel Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Peralatan Split Rotan hasil rancangan ini diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi perajin rotan untuk mempermudah pembelahan rotan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produksi. Hasil perancangan dan pembuatan menunjukan bahwa rekayasa mesin Split Rotan telah berhasil dibuat dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan dengan spesifikasi diameter hasil belahan (pitri) rotan 2,2 mm; 3 mm; 3,25 mm; 5 mm serta 7 dan 8 mm untuk pengupasan kulit rotan. Suharyanta,ST.MT Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 alat split rotan
6074 Uji Coba Rekayasa Canting Listrik
Kode Panggil: BBKB 621.9 Sul u 2010 c.1
Salah satu tugas pokok dan fungsi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) yaitu melakukan penyiapan bahan alih teknologi , rancang bangun , dan perekayasaan industri , dalam melaksanakan tugas tersebut BBKB telah melakukan perekayasaan dan mengembangkan peralatan teknologi dapat guna yang dapat mendukung tumbuh kembangnya industri kerajinan dan batik, salah satunya adalah canting listrik. Peralatan hasil perekayasaan dapat dkatakan menjadi teknologi tepat guna apabila dapat di terima oleh pengguna dan dapat memenuhi keinginan penggunanya , untuk hal tersebut peralatan hasil perekayasaan perlu di lakukan uji coba langsung pada calon penggunanya. Kata Kunci : uji coba, canting listrik Ir.Sulistyono Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 canting listrik
6075 Eksplorasi Teknik Quilting Dan Bleaching Pada Kain Perca Batik Denim (Jeans) Untuk Aksesoris Busana Eleme
Kode Panggil: BBKB 688.72 Kar e 2010 c.1
Perkembangan dunia tekstil, fashion dan interior didunia membuat para desainer tekstil baik yang bergelut dibidang fashion maupun interior harus terus mengembangkan ide dalam membuat karya. Eksplorasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga didefinisikan sebagai berikut: 1 Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak ( tentang keadaan ); penyelidikan; penjajakan; 2 Dik kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru. Eksplorasi, menurut Microsoft Encarta Reference Library 2004 didefinisikan sebagai berikut: consideration of something: an investigation or the study of something such as data, or the consideration and testing of something such as possible courses of action. Jadi, eksplorasi adalah proses menyelidiki, mencari, dan mempelajari sesuatu dari teknik yang ada untuk dikembangkan. Kegiatan membuat celup rintang dilakukan banyak negara didunia. Sejarah asal-usul teknik ini diperkirakan berasal dari Asia dan berkembang kewilayah India, dengan sebutan bhandani, kemudian bersambung ke wilayah Malaysia juga ke benua Afrika. Diperkirakan penyebaran kain ini juga melalui Jalur Sutera, dari Cina sampai ke daratan Persia. Di lain pihak teknik merintangi warna tersebut dapat menjadi dasar bagi para desainer untuk membuat kain dengan teknik sebelumnya, yaitu mencabut warna pada kain dengan memberikan perintang agar warna hilang secara persial atau sebagian. Quilting adalah suatu cara mempersatukan bagian-bagian kain dengan cara dijahit atau mesin. "EKSPLORASI CABUT WARNA DENGAN TEKNIK BLEACHING PADA DENIM (JEANS) KOMBINASI QUILTING PERCA BATIK UNTUK AKSESORIS BUSANA DAN INTERIOR". Dengan penggabungan kedua teknis diatas, dapat menciptakan produk yang memiliki cita rasa tradisional dengan tampilan modern dalam tema East Meet West. Isti Kartika,S.Ds Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 kerajinan kain perca
6076 Revisi Dan Kajian SNI Kerajinan Dan Batik
Kode Panggil: BBKB 389.6 Rah r 2010 c.1
Untuk tahun anggaran 2010 ini telah dilakukan penyusunan rancangan konsep SNI (RSNI) tentang tekstil kerajinan tritik atau sasirangan, tekstil kerajinan jumputan, tekstil kerajinan tenun, batik dan tekstil bermotif batik sebanyak 8(delapan) judul yaitu : 1. Cacat kain dalam proses pembatikan 2. Ukuran produk batik 3. Ciri dan cara uji tekstil bermotif batik 4. Istilah, definisi dan cara uji identifikasi tekstil kerajinan tenun 5. Tekstil kerajinan tritik atau sasirangan kain katun 6. Tekstil kerajinan tritik atau sasirangan kain sutera 7. Tekstil kerajinan jumputan kain katun 8. Tekstil kerajinan jumputan kain sutera Guna melaksanakan kegiatan penyusunan rancangan konsep SNI tersebut diatas, maka tim kegiatan membentuk 8(delapan) kelompok kerja (tim konseptor) yang terdiri dari tenaga profesional BBKB, dimana masing-masing kelompok bertanggung jawab menyusun 1(satu) judul konsep rancangan SNI (RSNI) tersebut diatas. Untuk itu masing-masing kelompok kerja melakukan serangkaian kegiatan mulai dari pengkajian SNI yang akan di revisi, studi pustaka, penelusuran data dan pustaka, pendalaman materi tentang peraturan dan persyaratan-persyaratan pedodaman baru penyusun standar, mengkaji standar pendukung serta melakukan uji ulang terhadap produk yang digunakan sebagai data pendukung bagi standar-standar yang akan di revisi. Selanjutnya secara sinergis kelompok kerja (tim konseptor) menyusun konsep revisi masing-masing standar yang menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok. Melalui beberapa kali pertemuan antar kelompok kerja dan rapat teknis intern BBKB dengan tenaga ahli, tenaga fungsional dan pihak lain yang berkompeten pada akhirnya dapat disusun 8(delapan) judul konsep rancangan SNI (RSNI) yang siap diajukan kepada pihak yang berkompeten untuk dibahas dalam rapat pra konsensus dan rapat konsensus selanjutnya di Jakarta. Slamet Rahayu,S.Teks Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 SNI kerajinan dan batik
6077 Uji Pembuatan Aksesoris Interior Dengan Teknik Ukir Krawangan Pada Bambu Betung (Dendrocalamus)
Kode Panggil: BBKB 633.58 Est u 2010 c.1
Bambu betung (dendrocalamus asper) merupakan jenis bambu besar dan berbuluh tebal yang di Indonesia potensinya masih cukup melimpah dan mempunyai keistimewaan bentuk alami berongga dan bentuk pipa tabung yang cukup kuat untuk di ujicoba sebagai bahan substitusi kayu untuk pembuatan produk aksesoris interior dengan teknik krawangan. Di samping sifat-sifat yang positif diatas, bambu petung juga memiliki kelemahan dan kesulitan saat pengukiran, yang akan diteliti untuk dicarikan solusinya dari penelitian ini. Di dalam pelaksanaan kegiatan ujicoba pembuatan aksesoris interior dengan teknik ukir krawangan pada bambu petung ini, prosesnya terdiri dari: persiapan bahan (pemotongan, pengawetan dan pengeringan), perancangan desain produk (sumber inspirasi, sketsa alternatif dan gambar kerja), serta pembuatan produk (meliputi: pembuatan global/awal, pembuatan krawangan, pengukiran dan finishing). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa teknik pelobangan (krawangan) dengan bor 4 kali lobang kemudian diteruskan dengan gergaji hand jigsaw didapatkan kecepatan rata-rata (4x5.1)+20=40,4 detik untuk ukuran lubang 3-4 cm, tebal 1,5 cmbentuk variasi lurus lengkung, pada kondisi bambu setengah basah (magel). Ini berarti 5 kali lebih cepat dari pada pemahatan manual (209.1 detik), serta hasil yang didapat lebih rapi dan lebih bersih. Kondisi terbaik untuk pembuatan krawangan adalah kondisi setengah basah (magel) yaitu kadar air bambu 30-60%. Kata Kunci: bambu betung, ukir krawangan, aksesoris interior. Edi Eskak,S.Sn Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 kerajinan bambu
6078 Promosi Dagang Industri Dan Investasi
Kode Panggil: BBKB 658.82 Set p 2010 c.1
Kegiatn Promosi Dagang , Industri dan investasi merupakan salh satu kegiatan dari kegiatan pengembangan dan pelayanan teknologi industri kerajinan dan Batik,Balai Beasr Kerajinan dan Batik Tahun Anggaran 2010. Kegiatan yang di laksanakan adalah promosi melalui pameran. Pada setai pameran yang di ikuti oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik selalu memamerkan hasil penelitian dan penggembangan yang terbaru . Adapunh pameran yang di ikuti pad tahun 2010 antara lain: 1. Pameran Eco - product internasional fair di Jakarta convetation center (JCC) Balai Sidang Senayan Jakarta pada tanggal 4 s/d 7 maret 2010 2. Pameran adiwastra Nusantara di Jakarta convetation center (JCC) Balai Sidang Senayan Jakarta pada tanggal 14s/d 18 April 2010 3. Pameran Pekan Produk Kreatif Indonesia di jakarta convetation center (JCC) Balai Sidang Senayan Jakarta pada tanggal 23 s/d 27 juni 2010 4. Pameran R&D Ritech Expo di Jakarta convetion center (JCC) Balai Sidang Senayan Jakrta pada tanggal 22 s/d 26 Oktober 2010 5. Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) XII Di yogyakarta pada tanggal 22 s/d 26 oktober 2010 6. Pameran hasil litbang industri di plasa industri Kementrian Perindustrian Republik indonesia pada tanggal 26 s/d 29 oktober 2010 . Diharpakan dengan adanya kegiatan Promosi Dagang , Industri dan investasi ini keberadaan Balai Besar Kerajinan dan Batik lebih dinkenal masyarakat luas. Sehingga dapat dapat meningkatkan kerjasama pengembangan dan terbukanya komunikasi timbal balik antara Balai Besar Kerajina dan Batik dengan pemda setempat, BUMN ,BUMD , dan instansi terkait dalam UKM Kerajinan dan Batik . Umar Setiadji, S.Teks. Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 pameran industri
6079 Pengembangan Desain Fashion Batik Minimalis
Kode Panggil: BBKB 687 Ris p 2010 c.1
Batik saat ini sangat diminati baik didalam negeri maupun diluar negeri. Terutama didalam negeri, trend fashion batik hampir merambah kesegala kalangan. Trend fashion yang selalu berkembang dan kecenderungan pasar yang selalu menuntut sesuatu yang baru, maka perlu upaya-upaya melakukan pengembangan desain fashion batik. Desain yang berkembang saat ini banyak mengarah pada desain-desain kejayaan masa lalu. Perkembangan motif-motif lama yang terus menerus diolah, suatu saat menghasilkan titik jenuh. Pembuatan desain fashion batik yang betul-betul baru yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa kini, dan memenuhi kaidah aturan/aturan pembuatan busana sangat perlu dilakukan. Tren dunia saat ini lebih banyak mengarah pada simplycity. Karenanya, untuk pengembangan serta perubahan-perubahan untuk pendekatan pasar masa kini, perlu dibuat motif-motif yang lebih sederhana. Untuk pengembangan selanjutnya perlu dipikirkan untuk desain-desain fashion masa kini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan desain fashion batik minimalis, dimana motif-motif batik diletakan pada bagian-bagian tertentu saja pada busana. Untuk hasil yang maksimal, dalam proses peletakan motif-motif batik, menggunakan pola-pola busana sesuai dengan desain busana yang dikehendaki. Dari hasil uji coba, masing-masing produk busana ternyata memeliki peminat tersendiri dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Suryawati Ristiani,S.Pd Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Fashion batik