WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
6981 Pengembangan Motif Batik Pada Kain Cotton Rajut Untuk Fashion Kawula Muda
Kode Panggil: BBKB 75.02 Sri p 2007
Batik merupakan produk kerajinan, dimana desain dan motifnya mempunyai ciri khas tersendiri. Seiring dengan perkembangan jaman maka batik tidak hanya menggunakan bahan mori saja tetapi juga diterapkan pada kain sutera wool dan kayu. Desain dan motif batik juga berkembang menurut selera konsumen. Dikalangan kawula muda batik kurang diminati karena terkesan formal dan kaku baik segi motif atau desain maupun bahan baku, mereka menganggap batik terkesan tua. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengembangan motif batik pada kain cotton rajut karena nyaman dipakai, dan menyerap keringat sehingga tidak panas sewaktu dipakai. Dari hasil pengembangan tersebut diperoleh desain batik dan fashion yang cocok untuk kawula muda sehingga akan menarik minat kalangan kawula muda dalam memakai batik. Disamping itu juga menambah diversifikasi produk batik dan menerapkan motif batik pada kain cotton rajut. Untuk mengahsilkan produk yang diharapkan maka perlu tenaga ahli/desainer dibidang batik dan fashion dan perlu dilaksanakan perancangan, formulasi desain dan pembuatan prototipe produk fashion kain cotton rajut untuk kawula muda, disamping itu perlu teknologi proses batik yang tangguh. Dari hasil tersebut diuji coba pasar untuk mengetahui sejauh mana produk yang dibuat laku dipasar dan disenangi kalangan kawula muda dengan mengadakan gelar produksi. Dari hasil gelar produksi ternyata rata-rata diminati oleh kalangan kawula muda dari berbagai jenis dan umur. Sri Murwati,E. Dra Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2007 Motif Batik
6982 Penyiapan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu
Kode Panggil: BBKB 542 Sur 2007
Sertifikasi Sistem Managemen Mutu merupakan salah satu cara untuk memberi jaminan bahwa organisasi telah menerapkan sistem managemen untuk aspek-aspek yang relevan dari kegiatan organisasi, selaras dengan kebijakan yang ditetapkan. Pemberian Sertifikasi dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) dalam hal ini adalah Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM). Dalam melaksanakan penilaian tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan yaitu yang tercantum dalam ISO/IEC 17021 Penilaian Kesesuaian-Persayaratan untuk lembaga yang melakukan Aupdit dan Sertifikasi Sistem Managemen. Pada Penyiapan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) dengan melaksanakan kegiatan : Pembuatan Dokumen dan implementasi/pembimbingan ISO-9000 di perusahaan dan penyiapan SDM (asesor). Luaran dari kegiatan tersebut adalah dokumentasi Sistem mutu untuk LSSM BBKB dan dokumentasi perusahaan Batik Nusa Indah yang terdiri dari 4 level yaitu : Panduan Mutu, Prosedur Sistem Mutu, Instruksi Kerja, Dokumen pendukung lainnya. Serta asesor Sistem Managemen Mutu (3 orang). Dari hasil kegiatan dapat di simpulkan bahwa untuk penyiapan pendirian LSSM diperlukan: - SDM yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam pembuatan dokumen dan telah memahami acuan-acuan yang terkait. - SDM yang dapat mengaudit. - Perusahaan yang telah menerapkan sistem managemen mutu. Surti Indriastuti, ST BBKB 2007 Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu
6983 Promosi Dagang Industri Dan Investasi
Kode Panggil: BBKB 658.82 Wis p 2006
Wisnu Pamungkas,Drs. M Si BBKB 2006 Promosi
6984 Pengembangan Motif Sasirangan Untuk Produk Garmen Dan Fashion
Kode Panggil: BBKB 687.1 Sit p 200
sesaringan merupakan salah satu jenis produk tekstil kerajinan, dibuat melalui metode perintangan warna dan pembentukan motif dengan jahitan benang. Istilah Sasirangan dipergunakan di daerah kalimantan. Motif yang ditampilkan adalah motif khas/etnis Kalimantan dan warna yang diaplikasikan pada umumnya ke arah warna kuning merah dan ungu. produk serupa juga ada di daerah lain yaitu tritik dari daerah Jawa (Yogyakarta, Surakarta) dan di Jepang dikenal sebagai shibori. untuk pengembangan akses ke pasar luar negeri dan meningkatkan daya saing sasirangan terhadap produk sejenis maka perlu pengembangan disain dan peningkatan kualitas produk. pengembangan kain sasirangan yang dilaksanakan ditekankan pada pengembangan estetika bentuk dan tampilan produk yang meliputi kualitas selemen detail, komposisi warna, bentuk dan tekstur namun diusahakan tetap menonjolkan elemen ciri khas produk sasirangan. kegiatan pengembangan meliputi peningkatan bahan baku melalui pemilikhan kain yang sesuai, pemilihan benang dan zat warna, peningkatan proses yang terkait dengan penyiapan kain sebagai bahan baku busana dengan memperhatikan tampilan bentuk dan motif sasirangan sebagai busana fashion. disamping hal tersebut juga mengembangkan desain busana dengan menggunakan bahan kain sasirangan yang dipilih dari produk perajin. hasil kegiatan berupa contoh produk kain sasirangan, busana casual dan busana fashion. hal yang perlu ditindak lanjuti adalah melakukan sosialisasi hasil kegiatan kepada perajin dan uji coba pasar melalui pameran. kegiatan ini merupakan implementasi hasil litbang dan usaha untuk mengetahui keberhasilan dengan tolok ukur dapat diterima pasar. Siti Utami.Dra,Msi Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2006 Motif Sasirangan
6985 Pengembangan Disain Kain Tenun Nusantara Untuk Produk Interior Ekspor
Kode Panggil: BBKB 677.024 Sub p 2006
produk Kain Tenun Nusantara mempunyai corak bermacam-macam seuai dengan budaya dan adat sipembuat kain dan biasanya kain kain ini digunakan untuk acara-acara adat mengingat produk ini mempunyai prospek yang cukup baik untuk menembus pasaran karena mempunyai nilai-nilai seni yang tinggi, maka Balai Besar Kerajinan dan Batik yogyakarta mencoba melakukan kegiatan penelitian dengan judul Pengembangan Deisain Tenun Nusantara untuk produk interior ekspor. kegiatan ini didukung dengan anggaran pembangunan. Didalam kegiatan ini dilakukan pembuatan kain trtenun dan produk-produk intrior, hasilnya seperti pada terlampir. Dari hasil pembuatan produk kemudian dievaluasi dan pembahasan ternyata produk kain tenun nusantara ini dapat dibuat produk-produk inerior dan menambah keanekaragaman didalam penggunaanya. untuk mendapatkan produk interior yang baik diperlukan perencanaan desain, bahan dan teknik pembuatannya Subarno, Ir Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2006 Kain Tenun
6986 Litbang Pemanfaatan Kayu Karet Untuk Furniture
Kode Panggil: BBKB 674.02 Mah l 2006
tanaman karet merupakan tanaman asli di daerah amazone, amerka selatan yang terpencar diseluruh hutan alam. secara umum tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis. di indonesia kayu karet banyak ditemukan pada perkebunan besar dan perkebunan rakyat di sumatra, jawa dan kalimantan untuk diambil getahnya (martawijaya, 1972). menurut data dari dinas perkebunan sumsel tahun 1999, sejumlah perkebunan karet dipropinsi ini seluruhnya 867.562 ha, luas ini grafiknya cenderung terus meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (anonim, 2001). adanya pohon kayu karet yang sudah tidak produktif merupakan potensi untuk dimanfaatkan sebagai furniture, hanya saja kayu karet mempunyai kelemahan yaitu mudah diserang hama jamur dan serangga bubuk. pada kegiatan ini kayu yang berupa log dari perkebunan dilakukan pengawetan awal, yaitu menutupi bagian yang terpotong dibagian kedua ujungnya dengan parafin atau direndam dalam larutan anti jamur, mengingat kayu karet yang basah dan masih mengandung getah merupakan tempat yang baik tumbuhnya jamur. dari hasil kegiatan pengawetan berupa papan kayu karet, perendaman dengan cara perendaman kode A2. merupakan hasil yang baik, sedangkan pengawetan dengan cara perebusan dengan kionsentrasi 1 kg per 50 liter air, dalam waktu 24 jam menunjukan hasil yang baik dengan tidak terjadinya kerusakan pada kayu. pengawetan dengan kombinasi proses perendaman dan proses perebusan, dengan konsentrasi 1 kg per 50 liter air, dan perendaman selama 24 jam dingin tidak terjadi kerusakan kayu akibat jamur dan serangan bubuk kayu. Mahdi Ja'far Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2006 Kayu Karet
6987 Pengembangan Disain Kombinasi Batik Dan Tritik Jumputan Untuk Pasar Okinawa
Kode Panggil: BBKB 75.02 Bam p 2006
pengembangan desain kombinasi batik tritik dan jumputan untuk pasar okinawa dilaksanakan dalam upaya mengantisipasi kejenuhan pasar tentang motif. motif kombinasi antara batik, tritik, dan jumputan diolah dan dikembangkan dengan proses batik dengan memperhatikan perkembangan zaman, peningkatan produktifitas dan efisiensi produksi sehingga akan memperluas jangkauan pasar dan membuka peluang untuk ekspor. untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan rancang bangung produk desain guna mendapatkan ketepatan formulasi desain produk dan proses produksi kombinasi batik, tritik dan jumputan dengan alternatif pendekatan. 1. penggabungan unsur desain motif batik, motif tritik dan jumputan. 2. penyederhanaan proses yaitu dengan perintang lilin. 3. penciptaan desain kombinasi batik,tritik dan jumputan. pembuatan prototype produk diwujudkan dengan menuangkan desain kombinasi batik,tritik dan jumputan pada kain katun maupun sutera. Hasil rancangan desain produk disosialisasikan kepada peserta workshop kemudian diadakan evaluasi secara teknis dan ekonomis. dari evaluasi yang dilakukan oleh peserta dapat disimpulkan bahwa perancangan desain kombinasi batik, tritik dan jumputan layak untuk dikembangkan. Bambang Moyoretno, Ir Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2006 Batik Tritik Jumputan
6988 Promosi Hasil Litbang Melalui Website
Kode Panggil: BBKB/658.82/Sit/p/20
Siti Rohmatul Umah, SE BBKB 2006 Promosi hasil litbang
6989 Penyusunan Rencana Teknis
Kode Panggil: BBKB 061.62 Ivo p 2006
dalam melaksanakan program dan kegiatan di atas perlu ada koordinasi, sinkronisasi antara pusat daerah untuk mencapai tujuan yang lebih optimal berdasarakan misi industri nasional dengan adanya RJPM dan tim penyusunan rencana teknis, maka usulan kegiatan tahun 2007 lebih terkoordinir dan sinkron. masing-masing bidang menyampaikan usulan kegiatan berdasarkan tugas bidangnya dan sesuai dengan RJPM dalam format yang seragam, sehingga memudahkan tim penysunan rencana teknis melakukan kompilasi menjadi RKA-KL. kesulitan timbul ketika terjadi perubahan jumblah anggaran dimana antara pemberitahuan perubahan anggaran dengan waktu pengiriman hasil perubahan sangat dekat. selain itu anggota tim penyusunan rencana teknis yang berubah setiap tahun dan jabatan rangkap yang harus dilaksanakan membuat tim tidak bisa bekerja secara maksimal. untuk itu ke depan perlu adanya perencanaan yang lebih baik agar hasil yang dicapai balai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Ivone De Carlo, Ir.M.Si Balai Besar Kerajinan dan Batik 2006 Rencana Teknis
6990 Litbang Desain Produk Assesoris Dari Batu Aji Untuk Busana Kimono Jepang
Kode Panggil: BBKB 671.12 Dwi l 2006
desain produk assesoris dari batu-aji untuk busana kimono merupakan kegiatan pengolahan batu aji menjadi bahan dasar siap, yang kemudian digabungkan dengan bahan lain berupa pembuatan frame atau rangka, kemudian kedua unsur tersebut digabung atau dirakit menjadi suatu produk. untuk membatasi pengertian dari istilah pengolahan, hendaknya dipahami bahwa yang dimaksud pengolahan disini adalah suatu kegiatan memberikan bentuk tertentu dari batu aji sebagai bahan dasar, dengan jalan memotong sampai dengan memoles sehingga menjadi suatu produk yang menarik dan bernilai tinggi dibandingkan dengan material asalnya. kegiatannya meliputi pengolahan batu aji menjadi bahan dasar siap yang kemudian dirangkai dengan rangka/frame yang terbuat dari logam perak menjadi suatu produk assesoris untuk busana kimono. Batu aji yang digunakan sebagai bahan dasar adalah batu aji jenis obsidian dan quartz (agate), dimana kedua jenis batu tersebut banyak tersedia, mempunyai motif dan warna yang menarik, tidak terlalu keras sehingga pengerjaannya mudah. batu aji jenis obsidian mempunyai angka kekerasan (hardness) antara 4,5 - 6,5 sedang batu aji jenis quartz antara 6,5 - 7. frame atau rangka sebagai pengikat batu aji terbuat dari logam perak 950, logam tembaga atau kuningan (imitasi), yang dilapisi lapisan perak atau emas. dari hasil uji-coba kedua jenis batuan tersebut, jenis obsidian direkomendasikan menggunakan teknik faceting (karena tidak terlalu keras/lunak) sehingga membentuk sudut-sudut yang dapat mengumpulkan dan sekaligus memancarkan sinar, sedang untuk jenis quartz pembentukan dengan cara gerinda dan polishing merupakan cara disarankan, baik dalam bentuk plat/datar atau cabochon, yang terpenting motif atau gambar yang ditonjolkan. Dwi Suheryanto, Ir Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2006 Assesoris