Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7160

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
7031 Penerapan Teknologi/Engineering Dalam Industri Kerajinan/Batik Buku I
Kode Panggil: BBKB 75.02 Toe p 82
Ir.Ny.Toeti Toekajati Soerjanto Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 1983 batik Wool Cotton
7032 Pengembangan Produk Batik Motif Garutan
Kode Panggil: BBKB/75.02/Tie/p/98-
Pengembangan desain produk motif Gerutan dilaksanakan dalam usaha merevitalisasi kebangkitan kembali batik Garutan dimana pengembangan IKM Batik didearah Priangan Timur yang meliputi Kab.Garut, Kab.Ciamis belum maksimal. Dalam upaya revitalitasi tersebut dilakukan kegiatan proses pengembangan desain produk batik melalui pemanfaatan unsur-unsur seni dan keterampilan tradisional dengan segemen pasar yang terarah. Untuk pencapaian tujuan pengembangan dilakukan perencangan desain dengan selera pasar Amerika dan Jerman yang meliputi 3 alternatif pendekatan yaitu: 1. Pendekatan desain yang merupakan perancangan unsur desain motif Garutan. 2. Pendekatan desain yang merupakan perancangan /penyerdehanaan desain motif Garutan. 3. Pendekatan desain yang merupakan desain bentuk baru. Hasil rancangan dengan 3 alternatif pendekatan tersebut dipabrikasikan pada produk-produk pakaian resmi pria dan wanita serta produk interior/uphalstry. Ir. Tien Suhartini Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1999 Batik Motif Batik Garutan
7033 Desiminasi Desain Batik Mojokerto Dalam Usaha Penumbuhan IKM Batik Di Mojokerto
Kode Panggil: BBKB/75.02/Rah/d/200
"Diseminasi Desain Batik Mojokerto dalam Penumbuhan IKM Batik di Mojokerto" ini dilaksanakan dalam upaya untuk menggali dan mengembangkan desain etnis Mojokerto yang banyak didapatkan dari benda-benda peninggalan majapahit yang banyak tersebar di daerah Trowulan-Mojekerto. Motif etnis tersebut diolah dan dikembangkan menjadi motif batik dengan memperhatikan peningkatan jaminan mutu produk sesuai standar yang berlaku,peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi sehingga akan memperluas jangkauan pasar dan membuka peluang untuk ekspor. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan rancang bangun produk desain guna mendapatkan ketepatan formulasi desain produk dan proses produksi batik etnis Mojekerto dengan alterntif pendekatan : 1. Penggabungan unsur desain motif etnis Mojokerto yang ada. 2. Penyederhanaan desain motif etnis Mojokerto. 3. Penciptaan desain yang baru. Pembuatan prototip produk diwujudkan dengan membuat busana pria (lengan panjang dan pendek),busana wanita (baju kerja, baju muslim), stelan sarung + selendang dan stelan Jarit + selendang. Hasil rancangan desain produk disosialisasikan dihadapan peerta diseminasi yang diselengarakan di Mojokerto selama 8 hari dari tanggal 2 s/d 9 September 2002 dan dievaluasi teknis ekonomisnya. Materi diseminasi meliputi presentasi hasil Litbang, Perancangan desain, pemolaan, pembatikan, pewarnaan dengan zat warna akrab lingkungan (zat warna indugosol dan zat warna Remasol),pelorodan dan diskusi serta evaluasi hasil diseminasi. Dari evaluasi yang dilakukan oleh peserta, dapat disimpulkan bahwa perancangan desain batik etnis Mojokerto ini layak untuk dikembangkan dan dipabrikasikan. Slamet Rahayu, S.Teks Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2002 batik Mojokerto
7034 Pengembangan Proses Pembuatan Barang-Barang Kerajinan Logam Tahun 1980/1981
Kode Panggil: BBKB/669.71/Sub/p/80
Subagijo, BE Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1981 Kerajinan Logam
7035 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Mutu Dan Pengembangan Desain Kerajinan Kayu Kelapa
Kode Panggil: BBKB/674/Soe/l/99-20
Desiminasi ini dimaksudkan untuk memberi masukkan hasil litbang Balai Besar Litbang Kerajinan dan Batik. Kegiatan ini dilakukan dengan mengenalkan kepada para perajin/pengsa tentang teori dan praktik penggunaan kayu kepala menjadi kerajinan. Ir.Soemarsono Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2000 Kayu kelapa
7036 Pemanfaatan Kayu Kelapa Untuk Produk Kerajinan Cenderamata
Kode Panggil: BBKB/674/Sut/p/97-98
Pemanfaatan kayu kelapa untuk produk Kerajinan Cinderamata dilakukan dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri dibidang kepariwisataan. Percobaan dilakukan dengan membuat produk cinderamata dengan teknik bubut, amplikasi, perekat dan paku. Hasil yang direncanakan : tempat tisu, asbak, gantungan kunci dll. Tujuan sasarannya adalah membuat produk cinderamata dari bahan kayu kelapa dan memperoleh teknologi yang tepat. Sutiman Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1998 Kayu kelapa
7037 Pengembangan Methode Pengolahan Serat Agel Sebagai Bahan Baku Kerajinan Siap Pakai Untuk Industri Kerajinan Tahun 1983/1984
Kode Panggil: BBKB/677.521/Rah/p/8
R. Rahardjo Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1984 Serat agel
7038 Pengembangan Teknologi Produk Industri Kerajinan Dari Bahan Baku Batang Kelapa
Kode Panggil: BBKB/684/-/p/91-92/c
Berdasarkan hasil pengamatan baik lapangan maupun di Laboratium,ternyata secara keseluruhan kayu kelapa tidak dapat dijadikan barang kerajinan. Bagian batang kayu kelapa yang tidak dapat dijadikan barang kerajinan tersebut antara lain : kulit kayu, gabus dan lain-lainnya. Sedangkan bagian batang kelapa yang dapat dijadikan barang kerajinan, meliputi antara lain bentuk-bentuk : meja kursi tamu, barang-barang bubutan dan tempat tidur. Ir. Soemarsono Balai Besar Kerajinan Dan Batik 1992 Kerajinan kayu Kelapa
7039 Pengembangan Desain Produk Mebel Kayu Kombinasi Laminasi Bambu Dan Kayu Kelapa
Kode Panggil: BBKB/684/Ja'i/p/2004
Industri kerajinan mebel kayu merupakan salah satu komoditi yang banyak tumbuh dan berkembang di Indonesia,hal ini ditunjang dengan tersedianya sumber alam yang berupa bahan kayu serta sumber daya manusia yang memadai, produknyapun banyak diminati konsumen lokal maupun diekspor ke beberapa negara, sehingga devisa yang disumbangkan kenegara cukup berarti. Saat ini produk kerajinan mabel kayu yang banyak di ekspor adalah berupa mabel yang masih mengguankan bahan kayu utama (komersil)seperti kayu jati dan mahoni, dimana saat ini penyediaan bahan kayu tersebut sudah amat terbatas. Dengan adanya teknologi laminasi iratan bambu pemakaian bahan kayu alternatif dapat digunakan pada pembuatan produk mabel yang dapat bersaing dipasr global dengan nilai tambah dan penerapan tenaga kerja yang cukup besar. Adapun maksud penggunaan kombinasi laminasi iratan bambu pada mebel kayu adalah unutk menimbulkan aksen/image(kesan)yang tidak monoton, sehingga produk tersebut mempunyai ciri yang khusus, lain dari pada produk mebel umumnya. Penggunaan laminasi iratan bambu pada mebel kayu unutk bagian atas (top),samping(side)dan/depan sebagai pengisi dari kontruksi mebel kayu. Bambu yang digunakan adalah bambu Wulung(Gigantochloa atter)/sering disebut bambu hitam, prosesnya terdiri dari persiapan bahan meliputi: pemotongan,pengawetan, dan pengasapan/pengeringan,pembelahan dan pengiratan,penempelan iratan pada media (triplek) dengan lem,pengepresan dan penghalusan/penghilangan kulit luar bambu,dan siap dirangkai/diasembling. Dari hasil uji coba dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan disain produk mebel kayu kombinasi laminasi bambu dan kayu kelapa dapat dibuat produk-produk mebel kombinasi laminasi bambu dengan nilai seni tinggi dan mempunyai daya jual yang menjanjikan, serta dapat meningkatkan nilai tambah (value added),dan merupakan produk alternatif yang dapat bersaing. Ir. Mahdi Ja'far Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2004 Mebel Kayu ,kayu kelapa,bambu
7040 Pengembangan Produk Tempurung Untuk Kerajinan Dan Mebel
Kode Panggil: BBKB/634.616/Suh/p/2
Tempurung kelapa merupakan hasil ikutan dari suatu kegiatan usaha pengolahan buah kelapa, selain tersedianya cukup banyak sifat dari tempurung kelapa yang keras dan getas juga mempunyai permukaan yang menarik berwarna coklat serta bergaris2 putih merupakan ciri khas dari tekstur tempurung kelapa yang potensi untuk dibuat produk kerajinan dan mebel kayu kombinasiyang bernilai seni tinggi. Teknik pembuatan produk kerajinan dan mebel dari bahan tempurung kelapa dapat dilakukan dengan teknik aplikasi pembuatan bahan baku siap untuk kerajinan sepeerti pembuatan kancing dan teknik laminasi. Bahan baku kancing untuk membuat tas place-mate dengan teknik tempel dan jahit, sedang teknik laminasi yaitu dengan cara tempurung dipecah dengang ukuran tertentu, kemudian direkatkan pada media tempel kemudian dipres dengan tekanan rendah. Hasil laminasi tempurung dapat langsung dibuat produk house-ware/dikombinasikan dengan mebel kayu sebagai pengisi bagian atas (top), samping (side), dan bagian depan (front). Ir. Dwi Suheryanto Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2004 Tempurung untuk Kerajinan