ARA03422_(Small)


Batik sebagai pusaka budaya, harus dilestarikan keberadaannya, sekaligus dikembangkan corak dan motifnya sesuai perkembangan zaman. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah melalui peringatan Hari Batik Nasional (HBN) setiap tahun dengan kegiatan yang berdampak pada industri batik. Hal ini disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwana X di Candi Prambanan dalam Acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB), Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Kementerian Perindustrian RI Tahun 2024 (14/10). “Revitalisasi bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik belaka, tetapi harus menukik sampai ke akar yang substansial, dilengkapi pencitraan budaya lokal yang khas, serta diikuti oleh usaha peningkatan ekonomi rakyat. Aspek penting dalam revitalisasi adalah perlunya upaya lintas sektoral, multidimensi, multidisiplin dan, berkelanjutan.” ungkap Sri Sultan.

Peringatan HBN 2024 dirangkai dalam kegiatan beberapa kegiatan, yaitu: Webinar Series, Pelatihan batik berbasis kompetensi, Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) - atas kerja sama dengan Museum Batik Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi -, peluncuran buku, launching beberapa aplikasi Batik dan Kerajinan, serta Industrial Gathering. Dalam kesempatan tersebut Sri Sultan yang juga merupakan Gubernur DIY menyambut baik kehadiran para tamu undangan seperti dinas terkait dari berbagai daerah, perusahaan dan lembaga seperti BUMN, yang hadir di Yogyakarta, Kota Batik Dunia. “Seiring memberikan apresiasi atas upaya revitalisasi progresif yang berkelanjutan, melalui rangkaian kegiatan yang sudah direncanakan” pungkas Sri Sultan. 

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi menyebutkan bahwa batik bukan hanya sekadar kain bermotif indah, tetapi juga lambang identitas bangsa yang juga berkontribusi bagi negara Indonesia. “Batik telah menjadi subsektor industri yang semakin diperhitungkan di kancah internasional dimana ekspor batik nasional menembus angka USD 17,5 juta di tahun 2023 menurut data BPS” sebut Andi. Menurutnya dalam upaya meningkatkan efisiensi dan pelestarian  industri kerajinan dan batik, BBSPJIKB telah menyiapkan beberapa aplikasi dan buku yang diluncurkan pada momen HBN 2024. Yaitu Aplikasi Ekosistem Batik dan Kerajinan, Syndi - Synthetical Dyes Indexation, Motif Batik Digital, Buku Batik Lintas Nusa dan Buku Ragam Motif Kerajinan Nusantara yang kemudian dikirimkan kepada 2.000 pelaku industri batik di seluruh nusantara. Prosesi launching dilakukan dengan menyalakan Geni Pangudi dari Cawan Sidomukti dengan harapan agar masyarakat industri batik dan kerajinan bisa mendapatkan manfaatnya sebesar-besarnya dari keberadaan balai di Kemenperin tersebut.

Usaha untuk merevitalisasi industri batik agar bisa memberikan dampak adalah dengan saling berkolaborasi dengan berbagai stakeholder. Hal ini disampaikan oleh Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kementerian Perindustrian (14/10). “Kolaborasi antar pelaku usaha, dengan bersama-sama memaksimalkan kekuatan yang dimiliki, akan berdampak pada pencapaian tujuan bisnis yang lebih efisien dan efektif” papar Reni.  Kolaborasi dapat dilakukan dengan melibatkan pemasok bahan baku, distributor, pemerintah, akademisi, desainer, sentra IKM, serta Industri batik lainnya. Reni mencontohkan saat ini terdapat 201 sentra Industri batik yang tersebar pada 11 Provinsi (Direktori Sentra Industri Indonesia, BPS 2020). Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri terdapat 23 Sentra Industri Batik. “Sentra Industri dapat menjadi mitra pemasok bahan baku, distributor, mitra pengembangan produk, dan tempat produksi komunal bagi IKM Batik” pungkas Reni. Sementara itu, Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajnan dan Batik (BBSPJIKB), Budi Setiawan dalam laporannya menyebutkan bahwa “Tradisi dan Inovasi dalam Harmoni” menjadi tema kegiatan Peringatan Hari Batik Nasional Tahun 2024 (HBN 2024) karena merupakan ide berkelanjutan dari tema tahun-tahun sebelumnya. “Tradisi luhur dalam budaya batik Indonesia dikonseptualisasikan dalam berbagai inovasi yang relevan sehingga melahirkan harmoni pada level mikro kecil industri batik nasional” tutup Budi. Pertunjukan Drama Musikal Nusantara Ramayana Ballet Prambanan

IJ 2024

 

Pidato

Bagikan di Media Sosial Anda