WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
1331 Roadmap Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik Melalui Penguatan Litbang Dan Perekayasaan Teknologi Ramah Lingkungan Dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal 2015-2019
Kode Panggil: BBKB 338.984.3 Zul r 2014
Dra. Zulmalizar,MM Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 Roadmap litbang
1332 Rekayasa Alat Celup ZWA Model Spiral
Kode Panggil: BBKB 621.9 Suj r 2014
Salah satu tahapan proses dalam pembatikan adalah proses pewarnaan dengan cara pencelupan. Proses pencelupan dapat dilakukan pada kain batikan per potongan menggunakan antara lain bak celup, waskom plastik, alat sleregan, namun dapat juga dilakukan pada kain batikan ukuran panjang menggunakan alatjigger. Hasil pewarnaan menggunakan alat jigger sering kurang merata terutama bagian pinggir kain. Hal inimungkin karena kain batikan saling menempel. Oleh karena itu perlu di teliti prekayasaan alat pencelupan model spiral yang dapat mencelup kain batikan ukuran panjang dan ada jarak antar kain yang dicelup. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan teknologi pewarnaan dengan alat pencelupan model spiral. Alat pencelupan model spiral dirancang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian spiral berfungsi sebagai penggulung kain; Bagian motor berfungsi sebagai penggerek/ pemutar bagian spiral; dan bagian bak pencelupan berebntuk separuh silinder berfungsi sebagai tempat larutan zat warna. Bak pencelupan dilengkapi dengan tutup juga berbentuk separuh silinder berfungsi agar tidak terjadi oksidasi dengan udara selama proses pencelupan menggunakan zat warna indigo alam. Setelah selesai kemudian alat dicoba untuk mencelup kain batikan. Percobaan pencelupan dilakukan dua kali yaitu pertama dilakukan terhadap kain batikan ukuran panjang 7 meter dan kedua dilakukan terhadap kain batikan ukuran panjang 15 meter. Dari hasil percobaan diperoleh kesimpilan bahwa prototipe alat pencelupan model spiral sudah dapat dioperasionalkan namun masih mengalami beberapa kendala. Pertama, pada bagian spiral belum dapat memegang kain batikan dengan stabil, akibatnya kemungkinan kain menjadi terlepas dari gulungannya. Kedua, pemasangan kain batikan pada bagian spiral masih memakan waktu yang cukup lama dan masih sulit. Oleh karena itu pada bagian spiral ini masih perlu penyempurnaan Sujanarto,SE Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 alat celup zat warna alam
1333 Optimalisasi Pelayanan Informasi Balai Besar Kerajinan Dan Batik
Kode Panggil: BBKB 681.14 War o 2014
Berkaitan dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008, maka setiap lembaga/institusi wajib memberikan pelayanan publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana. Untuk itu guna mendukung keterbukaan informasi publik tersebut Balai Besar Kerajina dan Batik telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 010/I.KP.Kpts/Bd/BBKB/I/2014 tentang penunjukan Tim Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang bertugas melaksanakan kegiatan pengelolaan informasi dan dokumentasi. Adapun metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan ini adalah melaksanakan studi literatur dan survey lapangan ke institusi/lembaga yang terkait dalam pelayanan informasi. Disamping itu guna mengoptimalkan hasil dari pembuatan aplikasi Sistem Informasi Pelayanan (SIMPEL)yang terintegrasi dengan intranet BBKB dan pengembangan website BBKB tim juga melibatkan tenaga ahli yang berkompeten. Kegiatan ini diawali dari perancangan, pembuatan aplikasi dan penambahan fitur website serta implementasi dan uji coba.`Laporan ini juga di lengkapi dengan perinstcreen yang menggambarkan hasil dari pembuatan dan pengembangan informasi. Dari kegiatan ini di peroleh 1 (satu) buah aplikasi Sistem Informasi Pelayanan dan 2 (dua) fitur untuk pertanyaan masyarakat dan permintaan informasi publik kedalam website BBKB yang mampu dikembangakan secara skala besar sesuai kebutuhan dengan menggunakan framework php yang bernama Code Igniter. Kata Kunci : Optimalisasi,Informasi,Intranet BBKB, Website. Wardi,S.Sos Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 pelayanan publik
1334 Penelitian Pemanfaatan Sumber Daya Limbah Cangkang Kelapa sawit,Kakao,Gambir Dan Rumput Laut Untuk Pewarna Batik Dan Serat Alam Non Tekstil
Kode Panggil: BBKB 667.27 Far p 2014
Penelitian pemanfaatan sumber daya limbah Cangkang Kelapa Sawait, Kakao, Gambir, dan Rumput Laut Untuk pewarna batik dan Sant ini bertujuan untuk memanfaatkan beragam tanaman yang terdapat di Indonesia sebagai bahan baku baru untuk pewarna batik dan SANT. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi persiapan, pengumpulan data dan survei, pelaksanaan penelitian, pengujian, pembahasan dan penyusunan laporan. Kegiatan ini dibatasi pada pengambilan zat warna dari cangkang kelapa sawit, kulit kakao, gambir dan rumput laut dengan memakai pelarut air dan alkohol teknis. Zat warna alam tersebut selanjutnya dipakai untuk mewarnai kain katun, sutera, serta SANT. Pewarnaan kain katun dan sutera dilakukan dengan pencelupan dingin, sedangkan SANT diwarnai dalam pewarna pada suhu 80℃. proses selanjutnya adalah simulasi pelorodan untuk kain katun dan sutera didalam air bersuhu 80℃ selama 5 menit. Hasil pengujian rata-rata ketahanan luntur warna untuk pencucian dan gosokan basah bernilai baik. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa keempat jenis bahan baku dapat digunakan untuk mewarnai batik dan SANT. Hasil pengujian ketahanan luntur dan terhadap pencucian rata-rata paling baik diperoleh sampel gambir, rumput laut, dan cangkang sawit (4-5). hasil pengujian ketahanan luntur terhadap gosokan (basah) rata-rata paling baik diperoleh, cangkang sawit dan rumput laut (nilai 4-4,5). arah warna sampel menunjukan rata-rata kuning dengan kemerahan dengan kekuatan warna paling kemerahan diperoleh masing-masing gambir A (katun,air,kapur), kakao B (Katun,Air,Tawas) Cangkang sawit D (Katun,Alkohol,Kapur) dan rumput laut D (Katun,Alkhol,Kapur). sedangkan untuk warna paling kekuningan masing-masing diperoleh gambir D (katun,alkohol,kapur), kakao H (sutera,air,tawas), cangkang sawit D(katun,alkohol,kapur) dan rumput laut D(katun,alkohol,kapur). hasil pewarnaan SANT paling tua diperoleh gambir, kakao, cangkang sawit dan rumput laut pada agel, serat nanas, rotan hati dan iratan bambu. Arah warna untuk gambir adalah cokelat kemerahan, kakao cokelat, cangkang sawit cokelat abu-abu dan rumput laut cokelat abu-abu. Kata kunci : cangkang kelapa sawit, kakao, gambir, rumput laut, zat warna alam. Farida.Dipl.Teks,M.Sc Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 limbah kelapa sawit
1335 Optimalisasi Perlakuan Bahan Baku Rotan Dan Bambu Untuk Pengembangan Desain Produk Kerajinan
Kode Panggil: BBKB 633.58 Zul o 2014
Industri kerajinan rotan dan bambu kontribusinya sangat signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan devisa. Saat ini produknya selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun di ekspor ke manca negara. Hambatan saat ini kebutuhan bahan baku industri pengolahan rotan Nasional mengalami kesulitan di sebabkan antara lain adanya kebijakan ekspor bahan baku rotan, penguasaan teknologi pengolahan, finishing, dan desain produk, juga relatif masih kurang karena masih di tentukan oleh pembeli (buyer) dari luar negeri (job order). Identik dengan bambu olahan masih juga mengalami kendala di dalam peningkatan kualitas. Hambatan yang sering di hadapi oleh industri olahan adalah produk tersebut rentan terhadap kerusakan akibatan seranga bubuk. Yang dapat menurunkan kualitas produk yang di hasilkan. Untuk itu optimalisasi perlakuan pengolahan bahan baku rotan dan bambu mutlak di lakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas, daya saing, dan nilai tambah produk. Bahan utama yang di gunakan dalam kegiatan penelitian adalah, jenis rotan manau, bambu petung dan wulung. Perlakuan pengolahan menggunakan bahan pengawet nabati dari ekstrak daun babadotan dan mimba serta bahan pengawet kimia borak-barik (2:3)dan biflek. Prosedur tahap pertama adlah penyiapan contoh uji, pembuatan larutan ekstrak pengawet nabati dari daun babadotan dan mimba melalui ekstraksi dengan perbandingan 1:8 kemudian di rebus hingga larutan tersisa 50%, konsentrasi pemakaian 1:1 sedang bahan pengawet kimia borak-borik (2:3) 50 g/l dan biflek 10 cc/l. Tahap kedua pengolahan dengan cara perendaman 2 dan 4 hari serta perebusan selama 2 dan 4 jam, kemudian contoh uji di lakukan pengujian kadar air, retensi bahan pengawet dan derajat kerusakan. Hasil dari pengamatan menunjukan kadar air awal rata-rata untuk rotan manau 25,107% , bambu petung 27,304%, dan bambu wulung 29,488%. Nilai retensi optimal bahan pengawet terjadi pada perlakuan dengan cara perebussan selama 4 jam untuk pengolahan bambu petung dengan borak-borik 0,3693 g/cm3, biflek 0,2526 g/cm3, bambu wulung 0,2992 g/cm3 dan 0,2577 g/cm3, sedang untuk rotan manau 0,3134 g/cm3 dan 0,2515 g/cm3. Untuk penggunaan bahan larutan ekstrak daun babadotan dan mimba untuk bambu petung masing-masing 0,117 g/cm3 dan 0,095 g/cm3, bambu wulung 0,074 g/cm3 dan 0,061 g/cm3, serta rotan manau 0,093 g/cm3 dan 0,095 g/cm3. Untuk nilai derajat kerusakan terjadi pada perlakuan perebusan selama waktu 4 jam hasilnya menunjukan tidak terjadinya kerusakan contoh uji rotan dan bambu akibat serangga perusak. Dra. Zulmalizar,MM Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 Rotan dan bambu
1336 Penatausahaan Barang Milik Negara Dan Pengelolaan Akuntansi Instansi
Kode Panggil: BBKB 351.71 Tam p 2014
Berdarkan pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 jo PMK Nomor 233/PMK.05/2011 mengenai Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Kegiatan Pengelolaan SAI dilaksanakan dengan alasan bahwa Balai Besar Kerajinan dan batik (BBKB) sebagai UAKPA dan UAKPB maupun sebagai UAPPA-W atau UAPPB-W adalah salah satu entitas akutansi dibawah Kementerian Negara/Lembaga yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun Laporan Keuangan berupa Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan yang didalamnya terdapat Laporan BNM. Kegiatan dilaksanakan menurut tata aturan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang sesuai dengan PMK Nomor 171/PMK.05/2007 jo PMK Nomor 233/PMK.05/2011 melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi-Barang Milik Negara Tingkat Satuan Kerja (SIMAK-BMN Satker), Aplikasi Persediaan, SIAMK-BMN Tingkat Wilayah, Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Tingkat Satuan Kerja (SAKPA Satker), Sistem Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Wilayah (SAPPA-w). Kegiatan ini menghasilkan output berupa Laporan Keuangan Tingkat Satuan Kerja dan Laporan Keuangan Tingkat Wilayah. Laporan ini tentu saja akan diaudit oelh Tim Inspektorat Jendral Kementerian Perindustrian dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Erikson Tampubolon,ST Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 barang milik negara
1337 Pengelolaan Dan Pengembangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Kode Panggil: BBKB 658.562 Ivo p 2014
Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja Pelayanan Pelatihan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB)adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) sesuai ISO 9001:2008. Penerapan ini bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari proses layanan Jasa Pelatihan Teknis terhadap kebutuhan atau persyaratan yang telah ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan maupun organisasi BBKB sendiri. Dalam rangka penerapan sistem tersebut, Pelayanan Pelatihan Teknis BBKB telah mempunyai dokumen 4 level yang telah tersusun pada tahun sebelumnya yaitu Pedoman Mutu, Prosedur Operasional, Intruksi Kerja serta Formulir-formulir. Tahapan penerapan meliputi Kaji Ulang Dokumen, Pembuatan SOP , Audit Internal (AI), Tindakan perbaikan atas AI, Kaji Ulang Manajemen ,Perbaikan Dokumen serta Pelatihan Internal. Pada pelaksanaan audit eksternal, ruang lingkup sertifikasi diminta untuk di ubah menjadi Jasa Layanan BBKB secara keseluruhan oleh auditor. Berkaitan dengan hal tersebut maka dokumen SMM yang terkini yang telah di sesuaikan dengan kondisi BBKB saat ini baik personilnya (SK Tim, Daftar Intruksi Pelatihan), SOP (Prosedur Operasional), Dokumen pendukung lainnya serta sarana dan prasarana lainnya yang kesemuanya telah di lakukan sosialisasi kepada seluruh personil. Ir.Ivone De Carlo,M.Si Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 manajemen mutu
1338 Pengembangan Desain Batik Motif Khas Daerah
Kode Panggil: BBKB 75.02 Sal p 2014
Batik merupakan seni kerajinan membyat kain bermotif indah dengan proses menggunakan lilin (malam) sebagai perintang warna dalam proses perwarnaannya. kegiatan membuat batik menghasilkan komoditas berupa bahan kain untuk sandang dan interior. Sejak batik dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari indonesia oleh UNESCO tahun 2009, pembinaan dan pengembangan industri batik di berbagai daerah menjadi semakin gencar seakan mendapat mommen yang tepat. Namun pembinaan dan pengembangan industri batik tersebut masih berfokus pada masalah teknis pelekatan lilin dan pewarnaan. Aspek pengembangan dasain motif khas daerah akan menghasilkan batik yang unik berbeda denga batik didaerah lain dan memberi unsur kenangan kultural sehingga mampu meningkatkan nilai jual, tidak sekedar selembar kain biasa tetapi sebagai produk kain yang bernilai seni. Oleh karena itu kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) meningkatkan keanekaragaman motif batik daerah yang berasal dari ornamen etnis Bali, Sulawesi, dan Jawa. (2) desain motif batik yang dihasilkan diharapkan dapat menambah kasanah literatur motif batik indonesia. metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber informasi, pembuatan desain untuk batik tulis, pembuatan desain untuk canting cap, dan perwujudan desain motif menjadi kain batik. data tentang sumber inspirasi seni daerah Bali, Sulawesi, dan Jawa diperoleh dari studi pustaka, obeservasi lapangan, wawancara, perekaman tertulis dan visual. berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan pengkajian data untuk memperoleh inspirasi pengembangan penciptaan dari ketiga daerah menjadi motif batik khas daerah masing-masing. setelah mendapatkan inspirasi penciptaan kemudian dilakukan pembuatan sketsa-sketsa motif batik, kemudian disempurnakan menjadi desain motif batik. Proses selanjutnya adalah membuat prototype batik khas ketiga daerah tersebut dengan proses pembatikan pada bahan kain. kain yang digunakan adalah kain katun halus. teknik pelekatan lilin (malam)dengan teknik batik tulis dan tenik batik cap. pewarnaan dengan xst warna sistetik dan zat warna alam. Penciptaan desain batik ini menghasilkan 10 (sepuluh) produk batik baru yang memiliki ciri khas Bali, Sulawesi dan Jawa yang mempunyai ciri khas masing-masing daerah, serta 3 (tiga) buah canting cap. produk batiknya berupa batik tulis dan batik cap yaitu: (1) batik tulis "motif ceplok jepun I", (2) batik tulis "motif ceplok jepun II" ,(3) batik cap "motif sekar jagad Bali" , (4) batik cap "motif teratai banji" , (5) batik tulis "motif perahu pinisi" , (6) batik tulis "motif kakao I" , (7) batik tulis "motif kakao II" , (8) batik cap "motif kopi coklat jember" , (9) batik tulis "motif kopi jember I" , (!0) batik tulis "motif kopi jember II". sedangkan alat canting cap yang dihasilkan adalah : (1) canting cap "motif sekar jagad Bali" , (2) canting cap "motif teratai Banji" , (3) canting cap "motif kopi coklat jember". Irfa'ina R.Salma.,S.ST,M.Sn Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 Batik Khas Daerah
1339 Penyusunan Bahan Konsultansi Unit Produksi Terkecil Garment Dan Batik
Kode Panggil: BBKB 687 Tot p 2014
Industri Kecil Menengah (IKM) adalah soko guru perekonomian nasional. Keberdayaannya sangat membantu ekonomi masyarakat kelas bawah. Karena IKM banyak membutuhkan tenaga kerja dan permodal yang tidak besar. Untuk itu perlu dipacu pertumbuhannya. Salah satu cara untuk menumbuhkan IKM adalah memberikan informasi yang memadai dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Modul Penyusun Bahan Konsultasi Unit Produksi Terkecil Garmen dan Batik adalah salah satu cara penyampaian informasi tersebut kepada mereka yang berkeinginan untuk memulai usaha industri Garmen dan Batik. Metode yang digunakan dalam penyusunan bahan konsultasi UPT Garmen dan Batik ini adalah dengan pengumpulan data di lapangan dan informasi dari narasumber yang kompeten dibidangnya. Kemudian informasi tersebut dikumpulkan dan dibahas melalui forum tim. Agar lebih jelas dan lengkap informasi tersebut juga dilampirkan foto- foto yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Dari pengumpulan data serta hasil pembahasan tim kegiatan bersama narasumber, maka disusunlah informasi tersebut dalam bentuk buku atau modul, yang berisi informasi yang mudah dipahami oleh pembaca karena disertai dengan gambar. Bachtiar Totosantoso,SH Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 Garment
1340 Peningkatan Kompetensi SDM BBKB
Kode Panggil: BBKB 35.08 Pra p 2014
Peranan manusia dalam organisasi sangat penting. Seiring tuntutan teknologi dan persaingan dunia usaha, maka kompetensi sumber daya manusia dalam organisasi harus dapat di optimalkan melalui pelatihan dan pengembangan pegawai yang berbasis kompetensi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan SDM yang kompeten yaitu yang mampu membawa keberhasilan pribadinya pada peningkatan kinerja BBKB. Metode yang di gunakan dalam kegiatan ini adalah pengiriman SDM BBKB untuk mengikuti pelatihan, pendidikan, dan workshop yang diadakan oleh instansi terkait, penyelenggaraan in house trainning dengan mendatangkan narasumber yang ahli di bidangnya dan pemberian beasiswa rintisan gelar strata 2. Dari pelaksanaan kegiatan ini dihasilkan SDM, kompeten yang mampu membawa keberhailan pribadinya pada peningkatan kinerja organisasi karena pengembangan SDM dalam organisasi memberikan kualitas dan kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja organisai. Heri Pramono,S.IP,SH,MM Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2014 Sumber Daya Manusia BBKB