WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
1511 Pengembangan Desain Produk Kulit Kerang Di Kalimantan Timur
Kode Panggil: BBKB 679.9 Sum p 2013
Potensi bahan baku kulit kerang Tarakan sebagai bahan pembuatan produk kerajinan sangat besar namun sampai kini belum banyak dimanfaatkan untuk kerajinan. Jenis kulit kerang Tarakan adalah kulit kerang simping, kulit kerang kapak, kulit kerang darah, dan beberapa jenis siput laut. Kulit kerang Tarakan dapat dimanfaatkan untuk menambah keuntungan nilai ekonomis bagi nelayan pesisir pantai Amal Lama dan mendorong peningkatan promosi wisata kota Tarakan. Serangkaian uji coba pengembangan desain dilakukan dengan pengolahan terdiri dari pelunak, pembelahan, pemotongan dan pembuatan produk kerajinan kulit kerang dilakukan di Laboratorium BBKB. Pelunakan diawali dengan pencucian, pemanasan suhu 150'c dalam waktu yang sama. Perendaman dilakukan dengan tiga konsentrasi perbandingan perhidrol dan air yaitu air 1:1 perhidrol, air 1:3 perhidrol, dan air 1;5 perhidol. Perendaman kulit kerang simping Tarakan dilakukan dengan lima variasi waktu (15 menit, 30 menit, 60 menit, 120 menit, dan 180 menit). Uji coba pengolahan kulit kerang Tarakan yang lain adalah pemotongan. Kulit kerang simping Tarakan tidak dapat dilunakkan sehingga pengolahan dialihkan dengan cara pembelahan atau pemisahan lapisan antara satu demi satum, atau dua/lebih. Pemotongan kulit kerang simping Tarakan dengan alat pond rentan hancur sehingga pemotongannya dilakukan dengan hati-hati. Pemotongan kulit kerang kapak baik arah membujur mapun melintang tidak dapat dilakukan karena hasilnya hancur. Pemotongan kulit kerang sompil, darah dan perceng menghasilkan potongan yang bagus. Hasil pengolahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk kerajinan kulit kerang Tarakan berupa kotak tisu, beragam kap lampu, tempat buah, tempat kartu nama dan tempat lilin. Kegiatan hasil uji coba pengolahan dan pembuatan produk kerajinan kulit kerang Tarakan disosialisasikan untuk perajin IKM kerajinan kulit kerang Tarakan. Sosialisasi di IKM perajin kulit kerang Tarakan dapat berjalan lancar dan dapat diterima oleh perajin kulit kerang Tarakan. Kata Kunci: Desain, Jenis kulit kerang, Proses pengolahan Hadi Sumarto,S.Sn Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 kulit kerang
1512 Eksplorasi Pewarnaan Teknik Smok Kombinasi Jumputan Untuk Produk Fashion
Kode Panggil: BBKB 667.2 Ris e 2013
Tritik jumputan merupakan salah satu kerajinan tekstil dari jawa. Berbeda dengan batik , tritik jumputan masih kurang diminta masyarakat luas, masih sangat jarang bahan tritik jumputan dibuat produk busana, dan masih sangat jarang orang menggenakan busana dengan motif tritik jumputan. Bahkan di Jawa, jumlah IKM pembuat tritik jumputan juga semakin berkurang. Salah satu penyebab tekstil kerajinan tritik jumputan kurang diminati adalah karena desain motif yang kurang menarik dan kurang berkembang . Perlu dilakukan pengembanggan motif pada tritik jumputan sehingga lebih menarik diminati di pasar. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam penggembangan motif adalah dengan melakukan kombinasi denga teknik kerajinan lain, misalnya smock. Smock merupakan salah satu teknik keterampilan menjahit dan menyulam tangan, yaitu teknik tusukan menjahit untuk menghasilkan kerutan-kerutan yang menghasilkan motif yang menarik sesuai pola tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pengembanggan desain motif tekstil kerajinan tritik jumputan dengan kombinasi teknik smock sehingga dapat meningkatkan daya saing produk fasion tritik jumputan Metode yang di gunakan dalam kegiatan ini adalah denga melakukan survey langsung ke IKM sejenis serta eksplorasi literatur. Dari data-data yang di peroleh kemudian dianalisa dari segi proses maupun desain motifnya. Tahap berikutnya dilakukan ujicoba pewarnaan dengan mengkombinasikan dua teknik yaitu teknik smock dan teknik trirtik jumputan. Dari ujicoba yang dilakukan tercipta disain motif baru yang sebelumnya belum aada. Motif- motif tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk prototif - prototif produk busana. Dari hasil kegiatan diperoleh 24 disen motif baru hasil kombinasi dari teknik smock dan teknik tritik jumputan , 10 prototif produk bahan busana , 5 prototif produk kemeja , 5 prototif produk busana wanita, dan 4 prototif produk selendang/ stol. Berdasarkan hasil uji laboratorium , tekstil kerajinan ini pada umumnya mempunyai ketahanan luntur warna yang bagus terhadap pencucuin , keringat dan sinar dengan nilai hasil uji 4-5. Sedangkan ketahanan luntur warna terhadap gosoakan nilai uji laboratorium adalah 3. Dengan demikian dapat dikatakan hasil pewarnaan dengan mengkombinasikan dua teknik ini memenuhi standar kualitas sebagai produk bahan sandang. Dari ujicoba pasar yang dilakukan, ternyata respon masyarakay sangat bagus terhadap hasil dari kegiatan ini . Dengan proses yang sederhana , tidak memerlukan alat khusus , namun memiliki potensi untuk di kembangkan menjadi sumber daya ekonomi yang signifikan. Kata Kunci: Teknik Smock Suryawati Ristiani,S.Pd Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 pewarnaan
1513 Optimalisasi Pelayanan Informasi Balai Besar Kerajinan Dan Batik
Kode Panggil: BBKB 681.14 War o 2013
Berdasarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008 sebagai lembaga/institusi wajib memberikan pelayanan publik secara cepat , tepat wakyu, biaya ringan /proporsional , dan cara sederhana. Guna mendukung Kterbukaaninformas publik tersebut , Kementrian Perindustrian telah mengeluarkan peraturan yang mengatur pelaksanaan penyelenggaraan informasi. Salah penyebab belum Optimalnya dalam memberikan pelayanan informasi adalah kurangnya kemampuan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan. Kegiatan ini bertujuan menyediakan aplikasi; membangun website baru yang mampu menyediakan msteri/bahan konten yang lengkap dan melaksanakan penataan ruang perpustakaan BBKB . Adapun metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan ini adalah melaksanakan studi literatur dan survey lapangan keinstitusi/lembaga yang terkait dengan pelayanan informasi . Disamping itu guna mengoptimalkan hasil dari pembangunan website ; aplikasi dan penataan ruang perpustakaan tim juga melibatkan tenaga ahli yang berkompeten. Dari peranvangan website dan aplikasi yang baru telah di uji coba kedalam intranetbatik dan implementasi website baru dapat di akses dengan domain www.batik.go.id . Laporan ini juga di lengkapi dengan gambar perancangan . Dari kegiatan ini di peroleh 1 (satu ) buah website baru yang mampu dikembangkan secara skala besar sesuai kebutuhan dengan menggunakan framework php yang bernama code igniter; 1 (satu) buah aplikasi elektronik Dokumen (eDoK) merupakan salah satu solusi yang akan di implementasikan dalam dokumentasi dan penomoran surat keluar; 3(tiga) buah gambar layout ruang; 4 (empat) benner layanan informasi. Kata Kunci: Optimalisasi , Pelayanan Informasi, website,Perpustakaan Wardi,S.Sos Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 pelayanan informasi
1514 Sinergi Kerjasama Pengembangan IKM Kerajinan Dan Batik Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Publik Dan Pengelolaan Pelanggan
Kode Panggil: BBKB 75.02 Uma s 2013
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kerajinan dan Batik merupakan tanggungjawab dari semua pihak baik pemerintah, akademisi dan industri sendiri sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Kerjasama dan sinergi hanya dapat terjadi bila dilakukan komunikasi yang baik secara terus menerus diantara stakeholders. Pemaparan program, penyebarluasan teknologi baru maupun kebikana baru merupakan salah satu bentuk komunikasi diantara stakeholders. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan semua stakeholders dalam rangka fasilitasi pengembangan IKM Kerajinan, meningkatkan pemahaman stakeholders mengenai hasil litbang dan peran BBKB dalam mengembangkan IKM Kerajinan, meningkatkan kepuasan pelanggan. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan seminar dan diskusi mengenai berbagai materi terkait kerajinan dan batik dengan semua stakeholders terkait yaitu IKM, dinasm akademisi, beristand industri di prop dengan urutan tahapan sebagai berikut: persiapan, koordinasi dengan pihak terkait, pelaksanaan paparan profil balai, paparan hasil litbang 2011, sosialisasi lembaga penilaian kesesuaian (LPK) BBKB, diskusi interaktif, kunjungan dan audiensi serta pembuatan laporan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersosialisasikannya kemampuan dan hasil litbang BBKB, diperolehnya berbagai masukan potensi dan peluang kerjasama dalam pengembangan IKM Kerainan dan Batik di kota Ambon diantaranya kesepakatan penerapan desain batik khas Ambon dalam bentuk Cap untuk selanjutnya akan dapat digunakan dalam pelatihan SDM Industri Batik, Memorandum of Understanding (MoU) antara BBKB dan Disperindag Provinsi NTB dalam bidang Pengembangan Teknolohi dan SDM IKM Kerajinan dan Batik, permintaan kerjasamateknik berupa pelatihan, pembuatan produk dari dinas-dinas disperindag dilingkungan provinsi NTB serta permintaan instruktur bordir dari disperindag Provinsi NTB pada tanggal 24 hingga 28 Juni 2013, permintaan penerapan desain batik pada cap untuk Presiden RI dari Dinas Koperasi dan UKM dalam rangka peringatan hari koperasi. Kata Kunci: Sinergi Kerjasama Siti Rohmatul Umah,SE.MT Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 IKM Kerajinan dan Batik
1515 Rekayasa Alat Pembentuk Bahan Baku Kerajinan Cangkang Kerang Mutiara
Kode Panggil: BBKB 679.9 Sul r 2013
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam perairan yang sangat besar , salah satu sumber daya perairan yang cukup besar tetapi pemanfaatannya belum optimal adalah kerang-kerang , salah satuupaya untuk mengoptimalkannya adalah dengan menumbuh kembangkan industri kerajinan cangkang kerang . Kendala utama dalam menumbuh kembang industri kerajinan cangkang kerang, utamanya cangkang kerang mutiara adalah penyiapan bahan baku siap pakai karena belum adanya peralatan khusus , oleh karena itu Balai Besar Kerajinan dan Batik sebagai instansi teknis dibawah kementerian Perindustrian yang salah satu fungsinya melaksanakan alih teknologi , rencana bangun dan perekayasaan industri pada tahun 2013 ini melakukan Rekayasa Alat Pembentuk Bahan Baku Kerajinan Cangkang Kerang Mutiara. Kegiatan Rekayasa Alat Pembentuk Bahan Baku Kerajinan Cangkang Kerang Mutiara ini di lakukan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan pemangku kepentingan , selanjutnya dilakukan perancangan pelatihan , pembuatan prototipe dan ujicoba pemanfaatan. Dari kegiatan ini dihasilkan 3 (tiga ) buah prototipe alat untuk pembentuk bahan baku kerajinan cangkang kerang yaitu ; alat pemotong,alat penyama ketebalan dan alat tumbling. Kata Kunci : Cangkang Kerang Mutiara , Prototipe Alat Pembentuk, Rekayasa Ir. Sulistyono Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 kerajinan kerang
1516 Pemberdayaan Sentra HaKi Balai Besar Kerajinan Dan Batik
Kode Panggil: BBKB 347.787 Tot p 2013
Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah unit pengelola produk HKI disuatu instansi. Di Kementerian Perindustrian, keberadaan Sentra HKI pada masaing-masing unit satuan kerja (satker) telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 13/M-IND/PER/2/2012 tentang Pusat Manajemen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Perindustrian. Akan tetapi pada pelaksanaannya, masih ada satker yang belum membentuk Sentra HKI, dan yang sudah membentuk pun aktivitasnya hanya pasif, menunggu perintah atasan. Untuk itu perlu dilaksanakan pemberdayaan sentra HKI agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Salah satu cara mencapai tujuan tersebut dengan mengadakan kegiatan Pemberdayaan Sentra HKI . Kegiatan ini terdiri drai beberapa tahap, diawali dengan studi banding, seminar serta pembimbingan dan fasilitas pendaftaran merek bagi 10 IKM Kerajinan dan Bati. Seminar mengenai Pemberdayaan Sentra HKI dilaksanakan dengan melibatkan narasumber dari lembaga yang kompeten. Dalam seminar yang dihadiri oleh Sentra HKI yang ada di Yogyakarta, narasumber mempresentasikan cara-cara mengelola Sentra HKI serta pengalaman yang diperoleh selama mengelola Sentra HKI, serta cara-cara pengembangannya. Peserta diberi kesempatan untuk tanya jawab dan diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi. Dari seminar tersebut diharapkan 25 orang pengelola Sentra HKI mengetahui cara dan strategi dalam mengelola HKI, sehingga Sentra HKI dapat menjadi rujukan oleh dunia usaha, khususnya IKM. Kata Kunci: HKI, Sentra HKI, IKM Bachtiar Totosantoso,SH Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 HaKi BBKB
1517 Penelitian Perancangan Standar Untuk Pembatikan
Kode Panggil: BBKB 389.6 Set p 2013
Batik merupakan produk yang saat ini sedang di gemari. Btik merupakan hasil dari kegiatan industri dari industri kecil menengah (IKM) batik saat ini boleh dikatakan sangat menjajikan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, tentunya di butuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) , bahan baku dan peralatan pokok dan penunjang yang berkualtas . Peraatan penunjang yang cukup memegang peranan penting dalam proses pembuatn batik adalah kursi da gawangan. Kursi di gunakan sebagai tempat duduk pembatik yang tenga melakukan proses pencantingan , sedangkan gawangan adalah tempat untuk meletakan kain yang sedang dalam proses pencantingan. Dalam melakukan setiap tahapan proses pembuatan batik , tentunya kenyamanan tenag kerja harus di perhatikan. Agar tenaga kerja mampu berkerja optimal dan tidak mudah capek, peralatan yang standar mutlak diperlukan. Salah satu peralatan yang akan di kaji adalah kursi dan gawangan. Tujuan dari kegiatn ini adalah meneliti dan merancang kursi dan gawangan yang sesuai standar atau berkonsep ergonomis (sesuai dengan tubuh manusia). Metode yang dilakukan adalah dengan mengambil data-data ukuran kursi dan gawangan yang saat ini digunakan oleh pengrajin, dan sesuai dengan literatur dan standar kursi yang telah ada. Hasilnya dianalisis ,dan dibuatlah desain produk. Selanjutnya dari desain ini, dibuat produk untuk di ujicoba langsung di IKM Batik. Kemudian data hasil pengujian berupa kuisoner, dikumpulkan dan dikaji . Dari data tersebut untuk digunakan sebagai acuan pembuatan konsep standar kursi dan gawangan. Dari hasil yang didapatkan bahwa konsep SNI Kursi pembuatan dan SNI ukuran gawangan untuk pembatikan proses tulis . Adapun data utama untuk kursi pembatikan adalah denga tinggi alas duduk 17,5 cm;25 cm ; dan 32,5 cm sedangkan untuk tinggi gawangan adalah 70 cm , 80 cm dan 90 cm. Kata Kunci : Perancangan, ergonomis, pembatikan Joni Setiawan,ST Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 standar pembatikan
1518 Program Penerapan Keteraturan,Kerapian,Kebersihan,Kelestarian dan Kedisiplinan (K5) Pada BBKB
Kode Panggil: BBKB 331 Hay p 2013
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian diatas bahwa program pelaksanaan penerapan Budaya kerja Keteraturan, Kerapihan, Kebersihan, Kelestarian, Kedisiplinan (5K) pada hakekatnya merupakan usaha terpadu oleh seluruh karyawan/karyawati didalam lingkungan Departemen Perindustrian. Sebagai institusi yang berada dibawahnya maka Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta mempunyai tanggung jawab moral untuk merespon program yang dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian tersebut. Untuk itu perlu konsep K5 pada BBKB minitik beratkan pada pentingnya penataan kebersihan ditempat kerja secara berkesinambungan guna mendukung efesiensi terhadap proses kerja. Dalam peningkatan proses kerja tersebut diharapkan akan dapat memberikan konstribusi terhadap upaya peningkatan produktifitas kerja. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Peningkatan Pelaksanaan Efesiensi, Penghematan dan Disiplin Kerja. Dalam pelaksanaannya, penerapan 5K menggunakan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action). Plan, pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah dengan menggunakan metode kuesioner, diagram pareto, dan diagram fishbone untuk selanjutnya dibuat rencana perbaikan atas permasalahan tersebut. Do, merupakan pelaksanaan dari rencana perbaikan yang telah disusun. Check, pada tahap ini yang dilakukan adalah monitoring dan evaluasi pelaksanaan dari rencana perbaikan. Action, pada tahap ini dilakukan perbaikan dari proses evaluasi yang dilakukan dan melakukan standarisasi terhadap sistem yang sudah dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan 5K pada tahun 2013 menitikberatkan pada ruang satu pintu. Hasil dari pelaksanaan 5K ini adalah terciptanya suatu tempat kerja yang teratur, rapih, bersih serta budaya kerja terstandard dan disiplin. Teratur berarti area kerja bebas dari perangkat yang tidak dibutuhkan dalam proses kerja. Rapih berarti semua perangkat mempunyai identitas yang jelas serta lokasi peyimpanan yang jelas pula. Bersih artinya area kerja senantiasa dibersihkan secara rutin sehingga jika terdapat suatu keadaan yang abnormal, segera dapat diketahui. Terstandard berarti budaya kerja yang sudah baik dituangkan dalam suatu SOP sehingga siapapun petugasnya akan melakukan proses kerja yang sama. Disiplin berarti semua petugas yang ada berkomitmen tinggi untuk menjalankan SOP yang sudah disepakati bersama. Kata Kunci: 5K, PDCA, 5W+1H Dra. Maslahatul Hayah Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 K 5
1519 Pemanfaatan Mesin Casting Untuk IKM Pewter Di Pangkal Pinang
Kode Panggil: BBKB 621.776 Chr p 2013
Pemanfaatan Mesin Casting untuk IKM Pewter di pangkal Pinang bertujuan mengembangkan teknologi mesin castingdan meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi IKM Pewter di Pangkal Pinang. Kegiatan ini dilatarbelakangi permasalahan yang ada dilapangan bahwa proses produksi pembuatan produk souvenir dengan bahan pawter masih menggunakan sistem manual sehingga kecepatan produksinya masih rendah. Oleh karena itu perancangan mesin casting yang dikembangkan oleh BBKB diharapkan dapat menjawab permasalahan di IKM Pangkal Pinang. Tahapan dalam kegiatan ini adalah membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan selanjutnya melakukan studi literatur dan lapangan, kemudian dari hasil studi literatur ini dibuat untuk acuan pembuatan desain mesin, selanjutnya membuan mesin spin casting dengan spesifikasi dimensi total 50 cm x 50 cm x 50 cm, motor listrik DC 24 volt, diameter cakram 29 cm, kecepatan putar 360 rpm. Kesimpulan yang diperoleh menunjukan bahwa hasil optimal pada desain tebal (2,5-3,5) mm, memerlukan kecepatan rendah (+120 rpm) dan arah putaran mesin yang berlawanan aliran casting, sedangkan untuk hasil maksimal desain tipis (1-1,5) mm, memerlukan kecepatan tinggi (+360 rpm) dan arah putaran mesin yang berlawananan aliran casting. Perhitungan kapasitas produksi dalam 5 jam operasional dengan jumlah produk dalam sekali cetak sebanyak 6 buah, dan asumsi efesiensi proses sebesar n=90%, dapat menghasilkan produk 810 produk. Lebih cepat dibandingkan produksi manual yang hanya menghasilkan 135 buah produk dalam 5 jam operasi dengan satu cetakan. Kata kunci: IKM Pewter, Mesin Spin Casting Robets Christianto,S.Sn Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 mesin casting
1520 Peningkatan Dan Optimalisasi Pengelolaan Lembaga Sertifikasi
Kode Panggil: BBKB 061.1 Has p 2013
Kegiatan Lembaga Sertifikasi adalah memberikan sertifikasi kepada perusahaan yang minta di sertifikasi. Lembaga Sertifikasi yang dimiliki oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta ada 2 (dua), yaitu: Lemabaga sertifikasi Produk (LSPro) TOEGOE dan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) CRAFTIQA. Kedua Lembaga Sertifikasi tersebut telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan memperoleh sertifikat akreditasi. Masa berlaku sertifikat akreditasi tersebut untuk LSPro selama 4 (empat) tahun dan LSSM selam 3 (tiga) tahun. Untuk mendapatkan sertifikat akreditasi, maka LSPro harus memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17065:2012 dan LSSM memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17021:2011. Selama masa sertifikat akreditasi berlaku, KAN mengadakan monitoring untuk mengetahui konsistensi penerapan sistem manajemen lembaga sertifikasi. Kegiatan ini disebut dengan survailen. Selama masa berlaku sertifikat akreditasi, lembaga sertifikasi dapat mengajukan penambahan ruang lingkup. LSPro TOEGOE telah disurvailen oleh KAN dan sekaligus mengajukan penambahan ruang lingkup untuk sertifikasi produk mainan anak dan pakaian bayi. Dan pada saat ini telah melakukan tindakan perbaikan atas semua temuan yang dilakukan KAN melalui asesor yang ditugaskan, sehingga LSPro TOEGOE saat ini sedang menanti hasil evaluasi oleh KAN tersebut. Sedang LSSM CRAFTIQA tidak dilakukan survailen, karena tidak ada klien sehingga tidak ada kegiatan sertifikasi yang perlu dimonitori. Berdasarkan pada banyaknya perusahaan yang telah sadar untuk menerapkan SPPT SNI pada produknya, maka LSPro perlu dikembangkan dimasa yang akan datang dengan didukung oleh personel yang kompeten dan Laboratorium yang telah terakreditasi. Sementara untuk LSSM, perlu ditinjau kembali karena perusahaan terutama untuk yang kecil dan menengah kurang tertarik untuk menerapkannya. Kata Kunci: Sertifikasi, akreditasi, LSPro, LSSM Ir.Lies Susilaning Sri Hastuti,MM Balai Besar Kerajinan dan Batik 2013 lembaga sertifikasi