Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
541 | Khasanah Batik Indonesia Kode Panggil: 75.02 Kem k |
Batik sebuah karya bangsa yang menyimpan nilai luhur budaya masyarakat Indonesia. Sejak berabad-abad yang lalu sudah digunakan kaum wanita dan pria yang tetap lekat dalam kehidupan orang Indonesia. Kini batik Indonesia telah diakui oleh bangsa-bangsa didunia dan sudah tersebar ke berbagai negara. Filosofi, motif, dan kegunaan batik merupakan tiga hal yang saling terkait satu sama lain. Motif batik diciptakan dengan berbagai maksud dan harapan yang baik, masing-masing motif memiliki kegunaan dan tujuan dalam pemakaiannya. Pada masa perkembagannya, pemakaian busana batik menunjukkan status sosial, kehormatan, petunjuk dan identitas dalam struktur kebangsawawanan. Keraton berperan penting dalam mendorong dan mengangkat batik sebagai salah satu karya seni bangsa yang bernilai tinggi dalam masyarakat global. Buku ini merupakan kompilasi berbagai informasi mengenai budaya batik yang digali dari berbagai nara sumber dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang benar tentang batik Indonesia , sebagai warisan karya seni budaya sehingga dapat dilestarikan dan dikembangkan dimasa yang akan datang. | Kementerian Perdagangan Republik Indonesia | 2015 | Batik | |
542 | Nirmana Batik Kode Panggil: 75.02 Ast n |
Buku Nirmana Batik Edisi Perdana cetakan kedua, karya penulis Sri Puji Astuti. Buku ini terdiri atas sembilan bab. Bab I sampai dengan IV teori-teori Nirmana. Bab V membahas tentang implementasi Nirmana dalam desain. Bab VI membahas tentang batik beserta definisinya. Bab VII dan VIII membahas khusus tentang Nirmana dan implementasinya pada batik. Bab IX membahas tentang ekplorasi batik. | Sri Pujii Astuti | Universitas Pekalongan Press | 2017 | Desain, batik |
543 | Tradisi Tenun Ikat Nusantara Kode Panggil: 677.024 Gra t |
Tenun ikat merupakan sumber pendapatan tambahan yang penting bagi perempuan di beberapa daerah di Indonesia, di mana berbagai gaya tenun dibuat dengan ciri khas setempat. Di sebelah kiri terdapat potret seorang perempuan sedang menenun kain geringsing di desa Tenganan di Bali, menggunakan alat tenun gedhog di tempat teduh di serambi rumahnya. Desa Tenganan merupakan salah satu dari sedikit tempat di dunia yang masih membuat wastra dengan teknik ikat ganda; pembuatannya meliputi proses pengikatan dan pencelupan motif pada benang lungsi dan benang pakan secara terpisah sebelum ditenun. | Benny Gratha & Judi Achjadi | Bab Publishing Indonesia | 2016 | Tenun Ikat |
544 | Batik Indonesia & Sang Empu : Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro Kode Panggil: 75.02 Isk b |
Batik Indonesia menjadi fokus dalam buku ini karena lewat Batik Indonesialah Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro memulai kariernya sebagai seniman batik, sampai akhirnya menjadi sosok yang dianggap oleh berbagai kalangan sebagai empu batik. Dalam buku ini juga disajikan profil singkat Srihana, sebuah galeri batik dan berbagai perlengkapan busana nasional lainnya, yang sejak puluhan tahun lampau bekegiatan antara lain membantu siapa pun untuk mendapatkan batik-batik karya Go Tik Swan. Buku ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih jauh sosok Go Tik Swan Panembahan Harjonagoro beserta karya-karya batiknya, terutama Batik Indonesia | Neneng Iskandar | Tim Buku Srihana | 2011 | Batik |
545 | Dunia Batik Seorang Jultin Kode Panggil: 75.02 Nat d |
Sejak dahulu berbagai peristiwa ekonomi, sosial, politik, budaya telah membuat Jawa Barat menjadi belanga pencampuran berbagai budaya. Ini semua terlihat dari kain yang diproduksi, terutama pengaruh dari provinsi tetangga (Jawa Tengah), sebagai salah satu pengaruh tebesar yang jejak-jejaknya begitu jelas selain pengaruh bangsa asing yang kental mewarnai batik di pesisir Pantai Utara Provinsi Jawa Barat. Buku ini bukan saja membahas perkembangan batik Jawa Barat, tetapi juga memperkenalkan secara singkat budaya tekstil/kain di Tatar Sunda. Koleksi pribadi Jultin H. Kartasasmita yang ada didalam buku ini menjadi cerminan kayanya budaya batik di Provinsi Jawa Barat | E.A Natanegara & Judi Knight Achjadi | Red & White Publishing | 2012 | Batik |
546 | Mosaic of Indonesian Batik Kode Panggil: 75.02 Asa m |
Buku Mozaik Batik Indonesia mencoba membantu para penggemar batik yang ingin mempelajari perkembangan sejarah dan budaya yang ditunjukkan oleh keanekaragaman pola ragam hias batik Indonesia. Pola ragamhias ini juga memperlihatkan adanya penagruh budaya dari Arab, Eropa, China, Jepang dan India. Tradisi budaya batik adalah warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi, dan hal tersebut berkaitan dengan identitas budayadan agama masyarakat Indonesia dilihat dari arti simbolis warna dan coraknya | Prof. Kusnin Asa | Red & White Publishing | 2014 | Batik |
547 | The Glory of Batik : The Danar Hadi Collection Kode Panggil: 75.02 Ach g c.1 |
Buku ini berisi koleksi batik Jawa yang dikumpulkan selama empat puluh tahun oleh H. Santosa Doellah. Koleksi pemilik Danar Hadi berjumlah sekitar 10.000 lembar yang terbentang satu setengah abad, dari pertengahan abad ke-19 hingga penerbitan buku ini. Koleksi ditata sedemikian rupa di sebuah kediaman mewah yang berliokasi di pusat kota Solo, Jawa Tengah. Kediaman ini dibangun untuk seorang pangeran Surakarta pada akhir abad ke-19. Buku ini tidak hanya mengungkapkan kisah tentang batik itu sendiri, tetapi juga tentang pemilik koleksi dan tempat koleksi yang merupakan salah satu permata arsitektur kota Solo. Batik Indonesia kembali ke bergema di abad ke-21, menciptakan minat baru bagi para desainer mutakhir dan ditopang oleh kesadaran baru dari masyarakat umum yang mengikuti prasasti UNESCO tentang batik sebagai warisan budaya takbenda umat manusia. Sebuah 'gelombang batik', atau 'kegemaran membatik' telah melanda mendorong batik menjadi mode sehingga kain kuno ini, yang dipola melalui penggunaan lilin untuk menahan pewarnaan pewarna, telah menjadi ikon Indonesia. identitas nasional dan berkembang menjadi kekuatan komersial. Batik telah menjadi pusat perhatian di dunia mode nasional, meskipun dalam bentuk baru dan modern. Sebagai generasi keempat pengusaha batik dan menjadi raja kerajaan batiknya sendiri yang dikenal sebagai batik Danar Hadi, H Santosa Doellah tidak hanya mewarisi ketajaman kewirausahaan, tetapi telah mengembangkan rasa hormat dan kecintaan yang mendalam terhadap tradisi kuno yang mengalir di nadi keluarganya . Hal ini juga berlaku untuk istrinya, Danarsih, yang ikut terlibat dalam perdagangan batik sejak masa kuliahnya dan juga tumbuh dikelilingi oleh 'aroma lilin leleh yang memabukkan'. Setelah menghabiskan bertahun-tahun mengamati koleksi ini, memanfaatkan sumber-sumber dan bertualang dari rumah-rumah lelang di London dan Amsterdam, Santosa dan Danarsih akhirnya memutuskan untuk berbagi harta mereka dengan masyarakat luas melalui museum batik sangat indah yang bisa dikatakan museum batik swasta paling lengkap dan terorganisir secara profesional di Indonesia | Judi Achjadi | PT BATIK DANAR HADI | 2011 | Batik |
548 | Natural Dyes: Ensiklopedia zat Warna Alami dari Tumbuhan untuk Industri Batik Kode Panggil: 667 Suh n c.2 |
Setiap warna batik memiliki arti khusus yang terkait dengan kehidupan dan budaya. Sejak abad ke 17, para pembatik Indonesia telah menggunakan pewarna alami untuk mewarnai batik Indonesia. Pewarna alami bersifat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan hal buruk pada kesehatan manusia. Lebih dari 150 jenis tanaman di Indonesia mampu memproduksi zat warna alami. Bagian-bagian tanaman seperti kulit kayu, dedaunan, akar, bunga, biji-bijian, buah-buahan, dan getah diambil dan kemudian diolah dengan berbagai bahan pewarna lain dalam jumlah tertentu untuk menghasilkan pewarna. Buku ini memberikan pengetahuan tentang aneka jenis tanaman penghasil zat warna alami terutama untuk industri batik dan kerajinan kecil dan menengah maupun pengguna umum, yang merupakan hasil penelitian oleh penulis di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. | Dwi Suheryanto | C.V Andi Offset | 2017 | Zat Warna Alam |
549 | Natural Dyes: Ensiklopedia zat Warna Alami dari Tumbuhan untuk Industri Batik Kode Panggil: 667 Suh n c.3 |
Setiap warna batik memiliki arti khusus yang terkait dengan kehidupan dan budaya. Sejak abad ke 17, para pembatik Indonesia telah menggunakan pewarna alami untuk mewarnai batik Indonesia. Pewarna alami bersifat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan hal buruk pada kesehatan manusia. Lebih dari 150 jenis tanaman di Indonesia mampu memproduksi zat warna alami. Bagian-bagian tanaman seperti kulit kayu, dedaunan, akar, bunga, biji-bijian, buah-buahan, dan getah diambil dan kemudian diolah dengan berbagai bahan pewarna lain dalam jumlah tertentu untuk menghasilkan pewarna. Buku ini memberikan pengetahuan tentang aneka jenis tanaman penghasil zat warna alami terutama untuk industri batik dan kerajinan kecil dan menengah maupun pengguna umum, yang merupakan hasil penelitian oleh penulis di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. | Dwi Suheryanto | C.V Andi Offset | 2017 | Zat Warna Alam |
550 | Makna Simbolik Batik Keraton Cirebon Kode Panggil: 75.02 Iri m |
Batik Keraton Cirebon adalah warisan budaya yang intangible tak benda dari generasi terdahulu yang mencerminkan kearifan lokal yang mengesankan dengan berbagai makna simboliknya yang menarik untuk digali lebih dalam dan untuk diambil manfaatnya bagi kesejahteraan masyarkat baik lahir maupun batin. BatikKeraton Cirebon merupakan kekayaan budaya yang bersinar terang mengiringi zaman keemasan Caruban Nagari. Dengan kebesaran budaya. Batik Keraton Cirebon mengangkat harkat dan martabat diri pribadi yang mengenakannya. Batik Keraton Cirebon menjadi penget (alat penginat-ingat ) mencapai keluhuran pakarti yang pada gilirannya memberikan warna yang teguh pada karakter bangsa melalui budaya yang adi luhung, budaya yang berlandaskan kepada rasa keindahan yang berhubungan dengan sang pencipta yaitu Allah SWT. Dengan rasa bangga, kita dapat mewariskan kepada generasi berikutnya Batik Keraton Cirebon dengan makna simboliknya, untuk dilestarikan dan dikembangkan dengan harapan cahaya kharisma yang mulai memudar bisa bersinar kembali dengan lebih terang untuk mengangkat jati diri dan martabat bangsa. | Bambang Irianto | Deepublish | 2015 | Batik |