Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
5491 | Dasar-dasar anyaman bambu Kode Panggil: BBKB 633.58 Sam d |
Samidjan | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 1975 | anyaman bambu | |
5492 | Peningkatan kemampuan layanan teknis engineering industri kerajinan anyaman bambu, rotan, sabut kelapa dan kulit kerang Kode Panggil: BBKB 633.58 (047.3) |
Peningkatan layanan teknik engineering alat anyaman bambu, rotan, kulit kerang dan sabut kelapa ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dalam memberikan layanan secara paket lengkap sebagai usaha menumbuhkan kepercayaan dan memberikan jaminan keuangan atas penggunaan peralatan hasil penelitian dan pengembangan (Litbang) BBKB. Kegiatan ini dilakukan dengan mengenalkan dan melatih calon pengguna prototip peralatan untuk produksi anyaman bambu, rotan, pengolahan sabut kelapa, serta alat pengolah kulit kerang. Peralatan-peralatan produksi ini hasil litbang umumnya masih berupa prototip untuk dimasyarakatkan perlu pabrikasikan dan selanjutnya di dideminasikan kepada para pengusaha perajin. Dengan luaran sebanyak 43 orang terdiri dari 6 orang perajin pengusaha bambu, 10 orang perajin pengusaha rotan, 17 orang perajin pengusaha sabut kelapa, dan 10 orang perajin pengusaha kulit kerang. Dengan tumbuhnya penghargaan dan keyakinan terhadap dunia usaha hasil-hasil produk litbang diharapkan jasa layanan teknis BBKB dapat meningkat dan dapat mempercepat proses globalisasi dunia kerajinan di masa mendatang. | Supardi | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 1997 | layanan teknis |
5493 | Pengolahan tepes kelapa menjadi barang kerajinan pelengkap busana (tas wanita) Kode Panggil: BBKB 634.616 Sut |
Tepes/tapas kelapa merupakan salah satu bagian dari pohon kelapa/nyiur (Cocos mucifera LINN). Bentuknya berupa lembaran melingkar (menyerupai bentuk sarung) yang tersusun dari serabut2 kasar dan bewarna kuning pucat hingga coklat. Terletak diatas pangkal pelepah daun, melingkari batang yang masih muda (batang dimana pangkal pelepah daun tersebut tumbuh) dan bagian pangkal pelepah daun diatas. Untuk mengolah tepes kelapa menjadi barang/produk kerajinan pelengkap busana (tas wanita) dapat dilakukan dengan proses brt : Tepes kelapa yang masih muda dan dalam keadaan basah dibersihkan dengan cara dimasak selama 1 jam dalam larutan mendidih yang setiap liternya mengandung 1 gram soda abu dan 1 gram TRO, dengan vlot 1 : 20. Berikutnya proses pemutihan, dimana setelah tepes kelapa dibersihkan kemudian diputihkan dengan cara dimasak selama 1 jam dalam larutan mendidih yang setiap liternya mengandung 15 ml H2O2(perhidrol);1,5gr soda abu;dan 4gr waterglass, dengan vlot 1: 20. Setelah dicuci bersih, kemudian diangin2kan sampai kering. Tepes kelapa hasil proses pemutihan yang dipadukan dengan vinil dan aksesories lainnya, selanjutnya dibuat barang/produk kerajinan pelengkap busana (tas wanita). | Sutarti | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 1998 | tepes kelapa |
5494 | Peranan BBKB dalam pengembangan teknologi kerajinan dan batik Kode Panggil: BBKB 651 - p c.2 |
Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2000 | peranan BBKB | ||
5495 | Term of reference of Unido asistance for design centre Kode Panggil: BBKB 651 - t |
Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2000 | term of reference | ||
5496 | Kumpulan surat keputusan dari Kepala BBKB Kode Panggil: BBKb 325.07 - k |
Balai Besar Kerajinan dan Batik | 2000 | surat keputusan | ||
5497 | Penyusunan konsep SII ukuran kain lurik untuk kain selendang dan baju Kode Panggil: BBKB 389.16 Muh p |
Kain kerajinan tenun lurik adalah termasuk dalam industri kecil dengan memakai peralatan sederhana. Untuk menunjang kelestarian tsb diatas pemerintah perlu memberikan pembinaan dalam berbagai bidang. Untuk hal tsb diatas BBKB dibawah Departemen Perindustrian menyusun rancangan konsep SII ukuran kain lurik untuk kain, selendang baju selendang baju. Standar ukuran produk kain tenun lurik perlu dibuat karena mengingat ada ukuran produk lurik yang kurang memenuhipersyaratan dalam perkembangan penggunaannya. Kain tenun lurik diambil secara acak dari pasaran/ pusat pengrajin yang ada kemudian dikelompokkan sesuai dengan penggunaannya, di ukur panjang dan lebar serta diidentifikasi bahan baku serat dan pengujian mutu tambahan lainnya. Hasil pengujian dianalisa secara statistik. Hasil evaluasi penelitian dan pengujian memenuhi untuk busana adat tradisional/sederhana/mode tertentu. Untuk pemekaian sesuai perkembangan penggunaannya perlu ditingkatkan ukuran2tsb disesuaikan dengan SII ukuran produk yang telahada juga perlu ditingkatkan proses pemilihan bahan baku, persiapan dan pertenunannya. Dengan adanya standar tsb akan diperoleh mutu dan ukuran produk yang sesuai mode/para konsumen sehingga kepentingan para produsen dan konsumen dapat terjamin. | Muh. Amin Ja'far S.Teks | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 1987 | konsep SII ukuran kain lurik |
5498 | Penelitian pemanfaatan resin untuk barang-barang kerajinan Kode Panggil: BBKB 668.44 Bal p |
Penelitian pemanfaatan resain untuk barang-barang kerajinan dilaksanakan dengan cara membuat beberapa contoh dengan penggunaan katalis yang divariasikan, kemudian hasilnya dievaluasi. Hasil percobaan menunjukan bahwa pengguanaan katalis yang cukup baik yaitu 10-15 tetes untuk tiap 10 ml. Resain atau sekitar 2-2,5% volume. Bila penggunaan katalis lebih rendah setelah reaksi selesai hasil belum kering. Bila penggunaan katalis lebih banyak reaksi cepat dan langsung kering tetapi hasilnya tidak baik karena rapuh dan penggunaan katalis akan boros. | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 1994 | resin | |
5499 | Kumpulan seni warna batik Kode Panggil: BBKB 667.2 Sew k |
SK Sewan Susanto S. Teks | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 1979 | warna batik | |
5500 | Tinjauan rotan di Sumatera Kode Panggil: BBKB 633.58 Sri t |
Ir. Sri Sudewi Samsi, dkk | Balai Besar Kerajinan dan Batik | 1980 | rotan |