WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
5471 Pengolahan tepes kelapa menjadi barang kerajinan pelengkap busana (tas wanita)
Kode Panggil: BBKB 634.616 Sut
Tepes/tapas kelapa merupakan salah satu bagian dari pohon kelapa/nyiur (Cocos mucifera LINN). Bentuknya berupa lembaran melingkar (menyerupai bentuk sarung) yang tersusun dari serabut2 kasar dan bewarna kuning pucat hingga coklat. Terletak diatas pangkal pelepah daun, melingkari batang yang masih muda (batang dimana pangkal pelepah daun tersebut tumbuh) dan bagian pangkal pelepah daun diatas. Untuk mengolah tepes kelapa menjadi barang/produk kerajinan pelengkap busana (tas wanita) dapat dilakukan dengan proses brt : Tepes kelapa yang masih muda dan dalam keadaan basah dibersihkan dengan cara dimasak selama 1 jam dalam larutan mendidih yang setiap liternya mengandung 1 gram soda abu dan 1 gram TRO, dengan vlot 1 : 20. Berikutnya proses pemutihan, dimana setelah tepes kelapa dibersihkan kemudian diputihkan dengan cara dimasak selama 1 jam dalam larutan mendidih yang setiap liternya mengandung 15 ml H2O2(perhidrol);1,5gr soda abu;dan 4gr waterglass, dengan vlot 1: 20. Setelah dicuci bersih, kemudian diangin2kan sampai kering. Tepes kelapa hasil proses pemutihan yang dipadukan dengan vinil dan aksesories lainnya, selanjutnya dibuat barang/produk kerajinan pelengkap busana (tas wanita). Sutarti Balai Besar Kerajinan dan Batik 1998 tepes kelapa
5472 Contoh-contoh anyaman dasar dari bahan pitrit
Kode Panggil: BBKB 633.58 Sam c
Balai Besar Kerajinan dan Batik 2000 anyaman dasar dari bahan pitrit
5473 Laporan penyelenggaraan alih teknologi bidang kerajinan rotan
Kode Panggil: BBKB 633.58 (047)
Balai Besar Kerajinan dan Batik 1981 kerajinan rotan
5474 Laporan pameran pembangunan dalam rangka peringatan HUT ke 36 RI
Kode Panggil: BBKB 651.7 - l 1
Balai Besar Kerajinan dan Batik 1981 pameran pembangunan
5475 Pengembangan diversifikasi produk kerajinan kulit non samak
Kode Panggil: BBKB 675 Bal p 9
Balai Besar Kerajinan dan Batik 1993 kerajinan kulit non samak
5476 buku panduan pencegahan dan penanggulangan pencemaran industri batik
Kode Panggil: BBKB 628.19 - b
Balai Besar Kerajinan dan Batik 1986 pencemaran industri batik
5477 laporan penelitian buah senduduk dari banjarbaru
Kode Panggil: BBKB 667.2 - l c
Ekstrak buah senduduk (Melastona Affine) yang diperoleh dengan 200 gram contoh buah senduduk dalam 1000 air, sesudah disaring digunakan untuk mencelup bahan berkolin dan mori prima. Pencelupan diarahkan guna keperluan dalam pertekstilan dan perbatikan yaitu dengan kondisi panas dan dingin. Hasil pencelupan panas dan dingin diperoleh perbedaan warna, pada pencelupan dingin warna cenderung kearah lebih tua. Pada prinsipnya zat warna alam dari buah senduduk intensip untuk pewarnaan dalam bidang tekstil dan batik, warna yang ditimbulkan adalah warna khas, yang sebagian tidak dapat dicapai oleh warna sintesis. Ekstraksi buah senduduk, pada hakekatnya adalah ekstraksi tanin. Tanin yang dalam halini dianggap mengandung "coloring matter" dianalisa kadarnya dengan menggunakan oara volumenya, yaitu dengan oksidasi menggunakan larutan permanganat. Tebal tipisnya (intensip tidaknya) warna yang timbul pada pencelupan, disesuaikan sebagai tinggi rendahnya kadar tanin. Hasil analisa menunjukkan bahwa kadar tanin dalam ekstrak senduduk adalah 0,2492% (berat pervolume). Padatan yang diperoleh sejumlah 7,772 gram tiap liter. Padatan kering ini dihaluskan sehalus mungkin, dan dilarutkan kembali dengan air dingin hingga volume 2x volume semula, dan digunakan untuk mencelup. Warna2 yang dihasilkan pada pencelupan dan "puder" ini cenderung lebih tua dibanding dengan ekstrak aslinya. Balai Besar Kerajinan dan Batik 2000 buah senduduk
5478 Penyusunan sistem kalkulasi tehno ekonomi batik sutera dan batik radioan
Kode Panggil: BBKB 75.02 - p 8
Balai Besar Kerajinan dan Batik 1988 batik sutera dan batik radioan
5479 Laporan penelitian buah senduduk dari banjarbaru
Kode Panggil: BBKB 667.2 - l c
Ekstrak buah senduduk (Melastona Affine) yang diperoleh dengan 200 gram contoh buah senduduk dalam 1000 air, sesudah disaring digunakan untuk mencelup bahan berkolin dan mori prima. Pencelupan diarahkan guna keperluan dalam pertekstilan dan perbatikan yaitu dengan kondisi panas dan dingin. Hasil pencelupan panas dan dingin diperoleh perbedaan warna, pada pencelupan dingin warna cenderung kearah lebih tua. Pada prinsipnya zat warna alam dari buah senduduk intensip untuk pewarnaan dalam bidang tekstil dan batik, warna yang ditimbulkan adalah warna khas, yang sebagian tidak dapat dicapai oleh warna sintesis. Ekstraksi buah senduduk, pada hakekatnya adalah ekstraksi tanin. Tanin yang dalam halini dianggap mengandung "coloring matter" dianalisa kadarnya dengan menggunakan oara volumenya, yaitu dengan oksidasi menggunakan larutan permanganat. Tebal tipisnya (intensip tidaknya) warna yang timbul pada pencelupan, disesuaikan sebagai tinggi rendahnya kadar tanin. Hasil analisa menunjukkan bahwa kadar tanin dalam ekstrak senduduk adalah 0,2492% (berat pervolume). Padatan yang diperoleh sejumlah 7,772 gram tiap liter. Padatan kering ini dihaluskan sehalus mungkin, dan dilarutkan kembali dengan air dingin hingga volume 2x volume semula, dan digunakan untuk mencelup. Warna2 yang dihasilkan pada pencelupan dan "puder" ini cenderung lebih tua dibanding dengan ekstrak aslinya. Balai Besar Kerajinan dan Batik 2000 buah senduduk
5480 Pengembangan otomatisasi sistem katalog jenis dan ragam batik indonesia
Kode Panggil: BBKB 75.02 Riy p
Pembuatan/pengembangan sistem dokumentasi dan informasi industri batik secara nasional berupa katalog yang dapat dijalankan serta "otomatis"dengan komputer. Penelitian ini dimulai pengumpulan data batik berbagai daerah di Indonesia, melalui peningkatan kerja sama dengan Proyek BAPIK Pusat. Untuk tahap pertama ini meliputi 8 daerah, yaitu: Riau, Jambi, seluruh Jawa BaratJawa Tengah, DIY, Kalimantan Tengah, Klaimantan Barat.Data yang diperoleh berupa foto dan keterangan mengenai: bahan baku proses, pembuatan, peralatan, kegunaan, ukuran, karakteristik corak,motif, citra warna,zat warna, cara pewarnaan, filosifi motif dan warna, pemasaran, produksi per tahun, jumlah industri/pengusaha. Pada tahap 1 ini, setelah dilakukan inventarisasi dan penyoritan data kemudian di entry sebagai data base.Data yang berupa foto dimasukan melalui scanner,agar dapat disatukan dengan data base tersebut. Balai Besar Kerajinan dan Batik 1996 Jenis dan ragam batik