WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
6079 Pengembangan Desain Fashion Batik Minimalis
Kode Panggil: BBKB 687 Ris p 2010 c.1
Batik saat ini sangat diminati baik didalam negeri maupun diluar negeri. Terutama didalam negeri, trend fashion batik hampir merambah kesegala kalangan. Trend fashion yang selalu berkembang dan kecenderungan pasar yang selalu menuntut sesuatu yang baru, maka perlu upaya-upaya melakukan pengembangan desain fashion batik. Desain yang berkembang saat ini banyak mengarah pada desain-desain kejayaan masa lalu. Perkembangan motif-motif lama yang terus menerus diolah, suatu saat menghasilkan titik jenuh. Pembuatan desain fashion batik yang betul-betul baru yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa kini, dan memenuhi kaidah aturan/aturan pembuatan busana sangat perlu dilakukan. Tren dunia saat ini lebih banyak mengarah pada simplycity. Karenanya, untuk pengembangan serta perubahan-perubahan untuk pendekatan pasar masa kini, perlu dibuat motif-motif yang lebih sederhana. Untuk pengembangan selanjutnya perlu dipikirkan untuk desain-desain fashion masa kini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan desain fashion batik minimalis, dimana motif-motif batik diletakan pada bagian-bagian tertentu saja pada busana. Untuk hasil yang maksimal, dalam proses peletakan motif-motif batik, menggunakan pola-pola busana sesuai dengan desain busana yang dikehendaki. Dari hasil uji coba, masing-masing produk busana ternyata memeliki peminat tersendiri dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Suryawati Ristiani,S.Pd Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Fashion batik
6080 Penyusunan Digital Profil Balai
Kode Panggil: BBKB 058.7 Sut p 2010 c.1
Balai Besar Kerajinan dan Batik sebagai salah satu lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah yang mempunyai peranan besar dalam mendukung perkembangan industri kerajinan dan batik di Indonesia. Balai Besar Kerajinan dan Batik memberikan beragam fasilitas layanan jasa yang meliputi antara lain layanan jasa penelitian, pengujian, perekayasaan alat, inovasi desain produk, penanganan pengolahan limbah industri kerajinan dan batik serta lain sebagainya. Keberadaan Balai Besar Kerajinan dan Batik perlu disosialisasikan terus menerus kepada para pihak-pihak yang terkait seperti instansi pemerintah pusat dan daerah, para pengusaha industri kerajinan dan batik serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam mengembangkan industri kerajinan dan batik. Salah satu cara yang dipakai adalah dengan membuat digital profil Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam bentuk CD (compact disk). Keluaran dari kegiatan ini berupa 2(dua) versi Cd (compact disk) profil Balai Besar Kerajinan dan Batik yaitu dalam versi Bahasa Indonesia dan versi Bahasa Inggris. Dengan adanya dua versi CD profil Balai Besar Kerajinan dan Batik diharapkan jangkauan sosialisasi tidak hanya terbatas untuk kalangan dalam negeri namun juga menjangkau pihak luar negeri. Hal ini dilakukan karena terjadinya peningkatan kunjungan dan kerjasama Balai Besar Kerajinan dan Batik dengan pihak luar negeri. Selain itu kegiatan ini juga menghasilkan 1(satu) CD yang berisi 5(lima) desain leaflet untuk kegiatan promosi Balai Besar Kerajinan dan Batik. Sutrisno,SIP Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Profil BBKB
6081 Penelitian Efisiensi Pewarnaan Pada Tritik Jumputan Dengan ZWA Secara Simultan
Kode Panggil: BBKB 667.2 Far p 2010 c.1
Tritik jumputan adalah cara perintangan dengan menjahit jelujur menggunakan benang jeans/poliester atau menjumput atau kemudian ditarik dan diikat. Produk tritik jumputan diwarnai dengan pewarna sintesis dan pewarna alam. Permasalahan yang timbul dalam pewarnaan tritik jumputan dengan zat warna alam yang tidak menggunakan cara simultan adalah terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan dan hasilnya kadang berefek ngeblok (tidak rata). Tujuan dari penelitian adalah mendapatkan sistem yang tepat pewarnaan produk tritik jumputan dengan pewarna alami beserta contoh produknya. Tahap proses pewarnaan dengan menggunakan zat warna alam (selain zat warna jenis indigo) adalah mordan awal, pencelupan-pengeringan (dilakukan beberapa kali tergantung ketuaan warna yang diinginkan) dan mordan akhir. Pengerjaan pada pewarnaan secara simultan dilakukan proses pewarnaan dan zat mordannya dijadikan satu. Penelitian mengenai Efisiensi Pewarnaan secara Simultan Pada Kain Tritik Jumputan Dengan Zat Warna Alam menunjukan hasil: Metode yang tepat untuk pewarnaan produk tritik jumputan adalah: a. pewarnaan secara simultan yaitu zat warna dijadikan satu dengan zat warna fiksasinya (mordan) dengan suhu panas 90'C untuk katun dan 60'C untuk sutera, b. hasil Pewarnaan secara Simultan dengan zat warna alam lebih efisien 55 menit satu kali proses, rata dan daya serapnya lebih bagus dibandingkan pewarnaan alam secara tradisional (zat warna dan Zat fiksasinya dipisahkan dan dikerjakan dengan suhu dingin, c. hasil pengujian ketahanan luntur warna terhadap pencucian, sinar proses pewarnaan cara simultan diperoleh hasil nilai baik untuk kain katun dan sutera. Pengujian ketahanan gosok kain setelah proses pewarnaan secara simultan diperoleh hasil nilai kurang baik. Pengujian kekuatan tarik kain menunjukan hasil ada penurunan nilai tetapi untuk kain sutera malah nilainya tinggi. Diperoleh contoh produk tritik jumputan dengan pewarnaan secara simultan dari kain katun dan sutera. Kata Kunci: tritik jumputan, pewarnaan simultan, warna alami Farida,Dipl.Teks.M.Sc Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Zat Warna alam
6082 Klinik Kerjasama Dalam Rangka Mendukung Penumbuhan IMKM Dan Rumah Tangga Dalam Bidang Industri Kerajinan Di Kabupaten Dairi Sumatera Utara
Kode Panggil: BBKB 061.4 Han k 2010 c.1
Industri kerajinan merupakan salh satu industri unggulan dari industri Mikro Kecil dan menengah (IMKM) Sebab sebagian besar bahan baku banyak tersedia di sekitar dan proses pembuatannya sederhana yang sepenuhnya tergantung dari kreativitas perajin. Dairi , Sumatera Utara memiliki potensi alam berupa tanaman eceng gondok yang besar. Namun , Keberadaan tanaman ini sebagai limbah danau saja da belum di manfaatkan secaraa optimal . Pemerintah Daerah Dairi berusaha menumbuhkan IMKM serta rumah tanggadalam bidang kerajinan dan batik yang berusaha menjadi pentransfer (transferor) teknologi kepada IMKM , khusunya IMKM kerajinan . Oleh karena itu perlu di lakuakan kerjasama antara kedua belah pihak guna penumbuhan IMKM kerajianan di Dairi. Berkaitran dengan hal di atas , BBKB melakukan Klinik kerjasama dalam rangka mendukung penumbuhan IMKM dan Rumah Tangga Dalam Bidang Industri dan Kerajinan Di Kabupaten Dairi Sumatera Utara ,pada hari kamis , 5 Agustus 2010 berupa temu wicara dan klinik kerjasama , tujuan kegiatan tersebut untuk ;Mendukung pemerintah daerah Dairi dalam menumbuhkan IMKM serta rumah tangga, membentuk jajring dan krjasama dengan pemerintah Daerah Dairi , membentu sinergi antar stakeholder dalam prpses transfer teknologi, mengekploitasi sumber daya alam eceng gondk menjadi produk kerajinan yang bernilai tambah , dan mensosialisasikan hasil litbang BBKB. Hasil yang di peroleh dari kegiatan tersebut adalah tercapainya sebuah kesepakatan kerjasama antara BBKB dengan pemerintah Daerah Dairi melalui penetapan MoU , dan 30 orang telah mengetahui teknologi kerajinan eceng gondok serta mengenal BBKB sebagai lembaga R dan D Drs. Handoyo Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 klinik kerjasama
6083 Penelitian Cara Uji Identifikasi Zat Warna Alam
Kode Panggil: BBKB 667.2 Sup p 2010 c.1
Salah satu bagian terpenting dari teknologi proses batik adalah pewarnaan. Zat warna yang digunakan pada umumnya zat warna kimia atau sintetis (ZWS) dan zat warna alam (ZWA) . Untuk mendektesi apakah produk batik tersebut menggunakan ZWS atau ZWA , digunakan spektroskopi UV-Vis dan Thin Layer Cromatografi (TLC)/ kromatografi Lapis Tipis, Pada intinya penggunaan kromatografi untuk mengetahui senyawa yang ada, dan bagaimana memperoleh komponen yang murni . Pada penelitian di gunakan 3 jemis ZWA yaitu jawale , Tingi dan Indigo dan 2 ZWS yaitu Naptol dan Indigosol serta campuran dari ZWA dan ZWS . Zat warna tersebut diimplementasikan ke produk batik pada kain katun dan kain sutera . dengan sistem cap prosedur pendektesian produk batik tersebut dengan cara menguraikan / ekstrak terlebih dahulu dengan larutan Ethanol/ DMF menghasilkan larutan yang dis ebut linarut. Linaut dimasukan kedalam instrumen UV-Vis atau khromatografi Lapis Tipis. Dari hasil penelitian dapat di simpulakan bahwa cara uji ZWA pada Produk batik dapat di identifikasi dengan menggunakan instrumen UV-Vis dengan di tunjukan panjang gelombang tertentu dan menggunakan TLC dengan di tunjukkan dari spot-spot yang berbentuk elips atau linghkaraanm menunjukan warna tertentu yang berasal dari ZWA/ZWS atau campuran ZWA dan ZWS . Nilai ketahannan luntur warna rata-rata 3-4 sampai 4 untuk kain sutera sedangkan untuk kain katun nilainya antara 4 sampai 4-5 , hal ini menunjukan bahwa untuk kain katun nilai ketahanan lunturnya lebih bagus dari pada kain sutera. Hendri Suprapto Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Zat Warna alam
6084 Sosialisasi Panduan Pengelolaan Limbah
Kode Panggil: BBKB 628.54 Sul s 2010 c.1
yaitu penerapan 5 prinsip pokok produksi bersih yang terdiri dari Rrthink,reuse,recycle, reduce, recovery. Sedangakan strategi pengolahan air limbah di lakukan dengan memisahkan air limbah paket dan air limbah encer.Air limbah paket, karena jumlahnya sedikit di olah dengan cara di uapkan misalnya dijemur. Air nya akan menguap dan yang tinggal adalah endapan kering.Endapan kering dikumpulkan kemudian dibakar dengan cara yang sederhana , murah dan tidak memberatkan , dengan cara ini diharapkan IMKM dapat melaksanakannya , sehingga pencemaran lingkungan di IMKM batik diharapkan akan lebih berkurang dan akan tercipta suatu batik yang ramah lingkungan. Kata Kunci : sosialisai, pengelolaan limbah,produksi bersih, pengolahan limbah Sulaeman S.Teks Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 limbah batik
6085 Penelitian Teknologi Bamboo Chrocoal Untuk Produk Kerajinan
Kode Panggil: BBKB 633.58 Suh p 2010 c.1
Proses pengarangan terjadi bila ad asuatau benda yang di panasi sampai mencapapi titik bakrnya sehingga benda terlihat membakar,Kemudian pemasukan oksigen di hentikan atau di batasi agar benda tersebut tidak terbakar menjadi abu. Untuk melakukan uji coba penelitian pengarangan bambu menggunakan 4 jenis tungku, yaitu: tungku pengarang suhu rendah (< 120'C) , Yaitu tungku type-1 dan tungku type-2 , yang terbuat dari drum dengan 35 cm ; tungku penerang suhu menengah 120'C -260'C (Type-3), yang terbuat dari drum dengan 60; dan tungku penerang suhu tinggi > 400'C (Type 4-BBKB), yaitu oven untuk pembakaran gerabah . Bahan bambu yang di gunakan terdiri dari 6 jenis bambu, yaitu ; bambu cendani, petung, wulung, legi, apus, ampel, dan produk bambu setengah jadi. Prosedur pengerjaan adalah meliputi, penyiapan bahan (pemotongan dan seleksi) , pengeringan, pengukur kanmdungan air awal , pengarangan , pengamatan, proses pengarangan , dan identifikasi tingkat keberhasilan pengarangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah bambu melalui diversifikasi penyiapan bahan baku siap untuk kerajinan dan arang bambu . Dari hasil pengukuran kandungan air dari ke enam jenis bambu yaitu dibawah 15% . Dari hasil pengamatan dan indentifikasi pengarangan, pengarangan dengan menggunakan tungku type-1 , temperatur tertinggi rata-rata yang dapat di capai 107,4 'C dalm waktu 5 jam , dengan tingkat keberhasilan pengarang antara 60& - 90% , atau rata-rata 73% ; dengan tungku type-2 , temperatur tertinggi rata-rata yang dapat di capai 112,8'C dalam waktu 3,5 jam , dengan tingkat keberhasilan pengarang 50&-90% , atau rata-rata 81%; dengan tungku Type-3 , temperatur tertinggi rata-rata yang dapat tercapai 195,2 'C dalam waktu 3,5 jam , dengan tingkat keberhasilan pengarang anatar 80% - 90% , atau rata-rata 85% ; dan dengan tungku type-4 BBKB , temperatur tertinggi rata-rat yang dapat dicapai 560'C DALM WAKTU 3,5 jam , dengan tingkat keberhasilan pengarang antara 20% - 65% , atau rata-rata 47%. Ir.Dwi Suheryanto Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Kerajinan bambu
6086 Apresiasi Hasil Litbang Unggulan
Kode Panggil: BBKB 666.32 Pri a 2010 c.1
Ir.Endang Pristiwati,M.Si Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Gerabah
6087 Penelitian Acrylic Fiber Untuk Model Pada Proses Casting Produk Perhiasan
Kode Panggil: BBKB 671.1 Chr p 2010 c.1
kegiatan penelitian acrylic fiber untuk model pada proses canting bertujuan meneliti komposisi acrylic untuk model yang cocok untuk pembuatan model sebagai pengganti lilin dan maupun mesin Roland JWX-10. Selain itu kegiatan ini juga untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui proses pembuatn model dengan mesin CNC Tahapan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah yang pertama melakukan penelitian terhadap komposisi arcylic , setelah itu mendesain gambar/model. Selanjutnya dari model ini dibuat model dengan mesin CNC , pembuatan cetakan karet, pencetakan logam, dan finishing. Komposisi acrylic ini di uji coba pada mesin dan dicari mana yang cocok. Hasil yang di dapatkan menujukan bahwa komposisi acrylic , hardener dan MMA yang bagus untuk di mesin adalah 100 gr resin bening , 40 cc MMA dan 22 cc katalis . Acrylis bisa digunakan sebagai alternatif pengganti master logam dalam proses casting. Acrylic tidak mudah patah dibandingkan dengan lilin terutama pada saat pengambilan master pada mesin CNC . Dengan ini memungkinkan dengan model dengan detail yang kecil-kecil ...Acrylic menghemat biaya karena selain harganya lebih murah juga memotong satu kali proses casting dibandingkan dengan model dari lilin . Roberts Christianto,S.Sn Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 Perhiasan
6088 Pemeliharaan Dan Peningkatan Lembaga Penilaian Kesesuaian
Kode Panggil: BBKB 061.62 Pra p 2010 c.1
Pemeliharaan dan Peningkatan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2010 di Balai Besar Kerajinan dan Batik. Program ini dilaksanakan sebagai upaya penguatan struktur Balai Besar Kerajinan dan Batik dan peningkatan secara berkelanjutan agar LPK yang telah terbentuk tetap eksis dan konsisten terhadap persyaratan yang diacu. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengembangan LPK ini meliputi: 1. Persiapan 2. Idetifikasi Dokumen Sistem Mutu 3. Konsultasi dan studi banding 4. Pelatihan SDM 5. Audit Internal 6. Penyempurnaan Dokumen Sistem Mutu 7. Kaji ulang manajemen 8. Implementasi 9. Survailen KAN 10. Perbaikan ketidaksesuaian 11. Implementasi/sosialisasi 12. Evaluasi 13. Penyusunan laporan Luaran dari pengembangan LPK: 1. Kompetensi personil bidang teknis dan manajemen pada LPK meningkat 20%. 2. Dapat segera teridentifikasi secara dini ketidaksesuaian yang terjadi dan dapat segera ditindaklanjuti. 3. Status Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk (Ls-Pro) TOEGOE dan Laboratorium uji dapat dipertahankan setelah seluruh temuan ketidaksesuaian diperbaiki. Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa inhouse training lebih efektif dan efisien. Adanya asesment penambahan ruang lingkup dan survailen dari KAN dapat membantu dalam penerapan sistem sesuai dengan persyaratan yang diacu. Pratiwi,SE Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2010 lembaga penilaian