Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
6361 | Kerutan Kode Panggil: BBKB/75.02/-/k/c.2 |
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1987 | Batik Kerutan | ||
6362 | Produksi Batik Di Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Panggil: BBKB/658.5/Toe/p/c.2 |
Ir. Toeti Toekajati Soerjanto | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1985 | batik | |
6363 | Pengembangan Desain Produk Kerajinan Dari Limbah Batu Putih Untuk Cinderamata Dan Desiminasinya Kode Panggil: BBKB/553/Ivo/p/2001/ |
Penelitian ini bertujuan untukmendapatkan komposisi campuran untuk pembuatan cetakan dan produk kerajinan dari limbah batu putih. Penelitian dilakukan dengan membuat campuran untuk membuat cetakan. Komposisi campuran ditetapkan berdasarkan hasil wawancara. Pembuatan produk dilakukan dengan komposisi campuran yang ditetapkan berdasarkan hasil uji tekan dan kenampakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi campuran semen dan pasir untuk membuat cetakan adalah 1:1. Komposisi campuran limabah batu putih dan semen. untuk membuat produk adalah 6:1. | Ir. Ivone De Carlo | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 2001 | kerajinan limbah batu putih |
6364 | Penelitian Standar Mutu Mori Dan Kain Batik 1982/1983 Kode Panggil: BBKB/677.21/Muh/p/82 |
Hasil dari rancangan standar batik tersebut kemidian diadakan rapat Pra-Konsensus guna membahas rancangan standar tersebut yang diadakan tanggal 14 s/d 16 Desember 1982. Peserta yang hadir dalam rapat pra-konsensus tersebut antara lain : 1. Unsur pemerintahan meliputi : a. Para ahli dari BBKB sendiri b. Kanwil/ Dinas perindustrian DIY c. Kanwil Koperasi DIY d. Kanwil Perdagangan DIY e. Dinas Perindustrian Kab. Ciamis, JaBar f. Dinas Perindustrian DKI Jakarta g. Dinas Perindustrian Kab. Ponorogo, JaTim h. Direktorat Jenderal Aneka Industri Jakarta i. Direktorat Evaluasi dan Standarisasi Industri, Jakarta. 2. Unsur Lembaga Ilmiah : a. Dewan Kerajinan Nasional Jakarta b. Fakultas Teknologi Tekstil UII, Yogyakarta 3. Unsur Produsen Mori : a. PMT Modari, Sleman, Yogyakarta b. PT GKBI Medari,Sleman, Yogyakarta c. PT Primatexco, Pekalongan. 4. Unsur Konsumen Himpunan Wanita Karya DIY Yogyakarta Dari hasil rapat diperoleh beberapa saran-saran perbaikan untuk lebih menyempurnakan rancangan standar tersebut. Keseluruhan dari rancangan tersebut selanjutnya akan dilanjutkan dalam rapat konsumen ke Jakarta. | Muh. Amin Ja'far S.Teks | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1983 | Standar Mutu Mori dan Kain Batik |
6365 | Pengembangan Modifikasi Canting Batik Listrik Kode Panggil: BBKB/621.9/Rah/p/84- |
Pemanasan lilin batik yang tidak kostan dan pengisian lilin batik ke dalam canting tulis yang dilakukan dalam frekwensi tinggi merupakan salah satu hambatan dalam proses pembuatan batik tulis. Pengembangan Modifikasi Canting Batik Tulis merupakan salah satu upaya menaggulangi masalah tsb. Permalahan lain timbul, yaitu dalam hal kontinuitas pengaliran lilin batik melalui pipa aliran dan kurang luwesnya canting untuk dituliskan. Permasalahan tsb ditanggulangi dengan mencoba mevariasikan besarnya diameter, besarnya pemanasan, kontinuitas pemanasan pada pipa aliran yang digunakan memasang penghambat berbentuk silinder berukir dengan diameter dan jumlah ulir tertentu yang diletakan di dalam ujung canting batik listrik dan memasang pipa listrik dengan panjang tertentu sebagai penghubung antara pipa aliran. Dari hasil percobaan, ketika lancaran canting batik listrik untuk dituliskan dapat diatasi dengan menggunakan pipa aliran dengan diameter 6,0 mm dengan pemanasan sebesar 20 watt secara kontinyu serta didalam ujung canting batik listrik. | R. Rahardjo | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1985 | Canting Batik Listrik |
6366 | Laporan Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Peningkatan Pengolahan Limbah Kaca Menjadi Kerajinan Rumah Tangga Di Yogyakarta 28 Juni-10 Juli 1993 Kode Panggil: BBKB/666/Bat/l/93/c. |
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1993 | Limbah Kaca | ||
6367 | Pengembangan Inventarisasi Soga-Soga Batik Kode Panggil: BBKB/667.2/Toe/p/79- |
Ir. Toeti Toekajati Soerjanto | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1980 | soga batik | |
6368 | Mendong dan Pengolahannya Kode Panggil: BBKB/677.52/Sut/m |
Sutarti | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1995 | mendong | |
6369 | Penelitian Perekayasaan Pembuatan Prototipe Peralatan Batik Tulis Masal Kode Panggil: BBKB/621.9/-/p/90-91 |
Industri kerajinan batik tulis belum berkembang secara mantap karena proses yang dilakukan berjalan kurang efisien. Untuk mengatasi hal ini salah satu usaha yang dilakukan adalah menciptakan peralatan yang sesuai. peralatan batik tulis massal merupakan hasil rekayasa yang berupa alat untuk membantu proses pelekatan lilin batik pada pembuatan batik tulis ukuran panjang. Prinsip kerja dari alat ini mirip dengan mesin mesin print "tekstil bermotif batik" kain dibentangkan diatas meja batik, ujung kain yang satu dipasang pada rol penarik sedang ujung yang lain dipasang pada rol pengulur. | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1990 | Batik tulis masal | |
6370 | Penelitian Pemanfaatan Limbah Kaca Menjadi Barang Kerajinan Cinderamata Kode Panggil: BBKB/666.1/Dwi/p/93- |
Limbah kaca merupakan hasil samping dari kegiatan manusia yang potensi cukup melimpah. Ini dikaitan dengan kebutuhan akan kaca yang semakin meningkat. Limbah kaca dapat digolongkan atas dasar produk kaca sebagai peruntukannya, yaitu limbah kaca yang berasal dari kegiatan rumah tangga (table-ware), alat2 masak, ampul, lensa kaca mata (fibre optic), kaca mobil, kaca cendela dan technical glass. Dari beberapa gologan limbah kaca tidak semua dengan mudah dibentuk menjadi produk kerajinan cinderamata, dikarenakan masing2 limbah kaca mempunyai sifat fisik maupun kimia yang berlainan, khususnya kemampuan lelehnya dikaitan dengan proses pembakarnnya. Proses pembakaran yang menggunakan kompor tekan api vertikal dengan bahan bakar minyak tanah mempunyai kemampuan untuk melelehkan limbah kaca dari golongan rumah tangga. Prosesnya pembakaran mencapai suhu berkisar antara 850 derajat Celcius - 900 derajat Celcius dan pada suhu tersebut akan lebih mudah melakukan pada proses pembentukan produk cinderamata baik untuk limbah kaca berwarna maupun tidak berwarna. Untuk proses pewarnaan limbah kaca dapat menggunakan pewarna oksida logam dengan temperatur pembakaran berkisar antara 900 derajat Celcius-1000 derajat Celcius dan dapat dilakukan dengan meggunakan limbah berwarna menggunakan kompor tekan api vertikal. | Dwi Suheryanto, Bk.Teks. | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1994 | kerajinan limbah kaca |