Jumlah Data : 7077
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
7071 | Workshop Peningkatan Promosi Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi Di Yogyakarta Kode Panggil: BBKB/061.4/End/w/200 |
Kegiatan Workshop dalam rangka peningkatan promosi dan kerjasama antara BBKB dengan Perguruan Tinggi ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil riset dan pengembangan (R&D) BBKB agar selalu dapat bermanfaat bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan masyarakat penggunaan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari, bertempat di BBKB dengan peserta wakil dari Perguruan Tinggi yang berada di wilayah DIY. Workshop dilakukan dengan cara mempresentasikan tugas dan fungsi BBKB serta hasil riset dan pengembangan yang telah dilakukan kemudian dilanjutkan dengan peninjauan di laboratorium serta praktek mengenai pewarnaan alam. Kegiatan Workshop ini selain untuk mempromosikan keberadaan BBKB sebagai lembaga Litbang dan sekaligus menyebarluaskan hasil riset yang telah dilakukan BBKB kepada Perguruan Tinggi, ke depan diharapkan akan terjadi komunikasi timbal balik dan kerjasama untuk meningkatkan manfaat hasil R&D tsb dalam rangka pengembangan UKM kerajinan dan batik. | Endang Pristiwati | BBKB | 2005 | Promosi |
7072 | Persiapan Laboratorium Kalibrasi Kode Panggil: BBKB 542 Sub 2005 |
Subagjo, BE | BBKB | 2005 | Laboratorium Kalibrasi | |
7073 | Penelitian Proses Pengolahan Bambu Segar Menjadi Bahan Baku(Bambu Kering) Industri Kerajinan Kode Panggil: BBKB/633.58/Soe/p/84 |
Tulisan ini merupakan laporan penelitian pengolahan bambu segar manjadi bahan baku (bambu kering). Penelitian ini dilakukan dalam rangka usaha untuk menyiapkan teknologi pengolahan bambu menjadi bahan baku siap pakai bagi industri kerajinan bambu. Pengolahan bambu yang dilakukan dalam percobaan2 diambil dari literatur. Disamping itu dicoba pula cara pengolahan yang dipergunakan untuk mengolah rotan. Pada dasarnya percobaan2 pengolahan bambu dilakukan seperti bagan di bawah. Sebagai contoh uji dipergunakan 3 jenis bambu, yakni bambu apus, bambu wulung dan bambu tutul. | Soediwinardi | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1985 | Kerajinan Bambu |
7074 | Peningkatan Mutu Bahan Baku Dan Produk Pada IRTK Bambu Dan Kayu Di Yogyakarta, Ciamis Dan Tasikmalaya Kode Panggil: BBKB/633.58/Pri/p/20 |
Program peningkatan Mutu bahan baku dan produk pada IRTK Bambu dan Kayu di Yogyakarta, Tasikmalaya dan Ciamis ini meliputi kegiatan : - Percobaan labratorium - Desiminasi. Percobaan laboratorium yang dilakukan adalah uji coba alat pengering, uji coba alat Boucherie-Morisco dan pewarnaan iratan bambu dengan menggunakan zat warna alam. Kegiatan Desiminasi dilaksanakan di 3 tempat masing2 tempat selama 5 hari dengan peserta 10n orang. Desiminasi di Yogyakrata dengan materi. - Pengawetan bambu dengan system Boucherie-Morisco - Pewarnaan iratan bambu dengan zat warna alam (secang dan jambal). Desiminasi di Tasikmalaya dan Ciamis dengan materi: - Pengeringan kayu - Pengawetan iratan bambu dengan system Boucherie-Morisco - Pewarnaan iratan bambu dengan zat warna alam. Hasil evaluasi kegiatan ini menunjukkan bahwa alat tersebut masih perlu sedikit disempurnakan agar dapat dipergunakan untuk meningkatkan mutu kayu dan bambu di lapangan. Namun secara keseluruhan desiminasi tersebut dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan perajin di bidang pengawetan dan pengeringan kayu dan bambu. | Endang Pristiwati | BBKB | 2001 | Kerajinan Bambu |
7075 | Penelitian Bahan Mentah Rotan Menjadi Bahan Baku Rotan Kode Panggil: BBKB/633.58/Soe/p/80 |
Soeparman | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1981 | Rotan | |
7076 | Pemanfaatan PK(Kalium Permanganat) sebagai bahan Pengawet Barang Kerajinan Kayu Kode Panggil: BBKB/674/Bal/p/93-94 |
Produk kerajinan kayu perlu mengalami pengawetan untuk memperpanjang usia pakai. Cara pengawetan yang mudah dan murah untuk produk kerajinan kayu ini adalah dengan pencelupan. Bahan pengawet yang larut dalam air baik digunakan untuk perabot yang digunakan dalam rumah. Bahan pengawet KMnO4 memenuhi syarat yaitu 5-8 kg/cm3. Cara pengawetan, waktu dan konsentrasi bahan pengawet mempengaruhi tingkat absorpsi. Cara panas dan waktu yang lama, 90 menit menghasilkan absorpsi yang lebih tinggi. Konsentrasi 20 gr/l menghasilkan absorpsi yang tinggi. Jenis kayu juga mempengaruhi tingkat absorpsi. Kayu waru menghasilkan absorpsi yang lebih tinggi dari kayu sengon. | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1994 | Kerajinan kayu | |
7077 | Penelitian Teknologi Proses Industri Ukir-ukiran Dari Limbah Kayu Kode Panggil: BBKB 674 - p 89-90 |
BBKB | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 1990 | limbah kayu |