IMG_0216


Seiring tumbuhnya industri batik Indonesia yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia, maka peningkatan kualitas produk yang efisiensi dan efektive  dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku Zat Warna Alam perlu diperhatikan. Hal itu disampaikan Kepala Pengembangan Jasa Teknik, Balai Besar Kerajinan dan Batik Heri Pramono, ketika menerima  kunjungan dari Unesco beserta tenaga ahli pewarnaan alami dari Naju Natural Dyeing Center, Naju, Korea Selatan di Ruang Soga Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta(20/3).

Sejak dikukuhkan oleh Unesco  bahwa batik sebagai Warisana Budaya Dunia Tak Benda dari Indonesia pada tahun 2009, animo masyarakat begitu besar sehingga permintaan produk batik juga meningkat sehingga industri batik tumbuh dihampir seluruh wilayah Indonesia. Tumbuhnya industri tersebut tetap harus menjaga kualitas produknya dan terus ada upaya peningkatan baik dalam proses produknya maupun desain serta penggunaannya, juga diharapkan mampu meminimalisir dampak dari proses pewarnaan terhadap kualitas air disekitarnya.

DR. AI Sugiura Programme Specialist Science Policy and Capacity Building menyampaikan bahwa bahwa UNESCO yang berkantor di Jakarta telah membuat beberapa program/kegiatan, salah satu kegiatannya, yakni mendukung pengembangan platform akselerasi inovasi Science Park dan Technology Bussiness Incubator (TBI) di Indonesia dan Namibia dengan aktifitas mendukung penggunaan pewarna alami dalam pembuatan batik di Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan pembahasan dan menggali informasi lebih lanjut, agar proses pewarnaan dalam pembuatan batik dan dampak yang ditimbulkan terhadap kualitas air dapat diminimalisir.

Sedangkan Prof. Heu Bukgu dari Naju Natural Dyeing Center Korea dalam paparannya,  menyampaikan ketersedian bahan baku untuk pembuatan warna alami; proses pembuatan pewarna alami, implementasi penggunaan warna alami dan  bagaimana mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi/workshop telah dilakukan baik di dalam maupun luar negeri.

Pada sesi diskusi dalam pertemuan tersebut dibahas bagaimana meningkatkan kualitas pewarnaan alami pada produk batik, sekaligus menekan penggunaan air disaat proses pewarnaan, sehingga akan mampu menekan ongkos produksi dan mengurangi limbah yang dihasilkan.

 

Bagikan di Media Sosial Anda