Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
1329 | Rencana Strategis 2015-2019 Balai Besar Kerajinan Dan Batik Kode Panggil: BBKB 338.984.3 Zul r 2014 |
Rencana Strategis (RENSTRA) 2015-2019 Balai Besar Kerajinan dan batik (BBKB) merupakan acuan dan arah program dari kegiatan BBKB dalam 5 (lima) tahun kedepan. Dalam renstra ini terdapat perumusan visi, ,misi, tujuan, sasaran strategis, program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penyusunan Renstra BBKB 2015-2019 berdasarkan pada Renstra Kementerian Perindustrian , dan Renstra Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri 2015-2019, serta pada hasil analisa kekuatan, kelamahan, peluang dan tantangan dari BBKB. Diharapkan dengan adanya Renstra ini maka kegiatan dalam lima tahun kedepan tidak menyimpang dari upaya-upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan dalam rangka pencapaian visi dan misi Balai. Visi BBKB dalam lima tahun kedepan adalah menjadi pusat litbang terapan yang berawawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal serta penyedia layanan teknis kerajinan dan batik yang terkemuka. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas litbang bahan baku, proses dan desain produk yang ramah lingkungan yang berbasis sumber daya lokal, mengembangkan standar kerajinan dan batik serta penerapannya, meningkatkan kualitas perekayasaan dan alih teknologi tepat guna bagi industri kerajinan dan batik, mewujudkan pelayanan yang efesien, efektif, berkualitas dan sesuai kebutuhan pelanggan, mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang professional. Tujuan yang ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan adalah meningkatnya peran litbang BBKB dalam mengembangkan industri kerajinan dan batik, meningkatkan kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan masyarakat, serta meningkatnya kompetensi dan kinerja kelembagaan dalam menjalankan proses bisnis balai. Dalam peta strategi tertuang sasaran-sasaran strategis untuk memenuhi harapan stakholders sasaran pertama yaitu meningkatnya penerapan hasil litbang dan perekayasaan teknologi oleh industri, dengan indikator kinerja jumlah litbang yang siap diterapkan, jumlah litbang yang sudah diterapkan, jumlah industri pengguna dan jumlah alat tepat guna hasil rekayasa balai. Sasaran kedua adalah meningkatnya litbang berbasis sumber daya lokal dan ramah lingkungan, dengan indikator jumlah litbang terpan yang berbasis sumber daya lokal, dan jumlah litbang terapan yang ramah lingkungan. Sasaran ketiga adalah meningkatnya pengembangan desain produk kerajinan dan batik dengan indikator jumlah pengembangan desain dan jumlah trend desain. Sasaran keempat adalah terwujudnya kualitas pelayanan teknis yang prima dan memuaskan, dengan indikator kinerja kepuasan pelanggan, rasio jumlah SDM industri yang dilatih dan berkembang dengan jumlah SDM industri yang dilatih, pertumbuhan jumlah pelanggan, jumlah kerjasama litbang dan pertumbuhan jumlah sampel. Program dan kegiatan litbang BBKB dalam lima tahun kedepan diarahkan pada pemanfaatan sumber daya lokal dan ramah lingkungan dalam rangka meningkatkan peran litbang BBKB dalam mendukung daya saing produk kerajinan dan batik. Litbang 2015-2019 berfokus pada litbang serat alam, litbang zat warna alam litbang green product kerajinan dan batik, litbang standardisasi kerajinan dan batik, pengembangan desain berbasis budaya lokal dan trend pasar, serta perekayasaan alat tepat guna bagi industri kerajinan dan batik. | Dra. Zulmalizar,MM | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | Rencana Strategis BBKB |
1330 | Peta Strategi Dan Indikator Kinerja Utama Balai Besar Kerajinan Dan Batik 2015-2019 Kode Panggil: BBKB 338.984.3 Bal p 2014 |
Peta strategi dan Indikator Kinerja Utama (IKU) BBKB 2015-2019 merupakan pera strategi yang digunakan dalam mencapai visi dan misi dari BBKB yang dituangkan dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai oeleh BBKB dalam 5 tahun ke depan. sasaran-sasaran tersebut dilengkapi dengan indikator kinerja yang merupakan indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam sasaran tersebut. Peta strategi dan IKU merupakan bagian tidak terpisahkan dari Renstra BBKB 2015-2019. Peta strategi terdiri dari 4 (empat) bagian. Bagian pertama adalah tujuan strategis (strategic objectives) yang terdiri dari visi dan misi yang akan dicapai dalam 5 tahun kedepan. visi BBKB 2015-2019 adalah menjadi pusat litbang terapan yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya local serta penyedia layanan teknis kerajinan dan batik yang terkemuka. Sedangkan misi yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas litbang bahan baku, proses dan desain produk yang ramah lingkungan yang berbasis sumber daya lokal, mengembangkan standar kerajinan dan batik serta penerapannya, meningkatkan kualitas perekayasaannya dan alih teknologi tepat guna bagi industri kerajinan dan batik, mewujudkan pelayanan yang efesien, efektif, berkualitas dan sesuai kebutuhan pelanggan, mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang professional. Bagian kedua adalah strategic outcome (pemenuhan harapan stakeholders) yaitu menigkatnya peran litbang BBKB dalam mendukung percepatan pembangunan industri kerajinan dan batik, yang dijabrkan dalam sasaran-sasaran strategis yaitu meningkatnya penerapan hasil litbang dan perekayasaan teknologo oleh industri, meningkatnya litbang berbasis sumber daya local dan ramah lingkungan, meningkatnya pengembangan desain kerajinan dan batik dan terwujudnya kualitas pelayanan teknis yang prima dan memuaskan. Bagian ketiga memaparkan strategic driver yang menggambarkan pelaksanaan tugas dan fungsi yang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu sarana riset dan standardisasi, pengembangan kompetensi dan alih teknologi serta pelayanan dan fasilitas yang dijabarkan dalam sasaran-sasaran. Bagian keempat merupakan fungsi pengembangan dan pertumbuhan yang memaparkan sasaran sasaran dalam bidang sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta perencanaan, pengelolaan dan penganggaran. | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | peta strategi BBKB | |
1331 | Roadmap Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik Melalui Penguatan Litbang Dan Perekayasaan Teknologi Ramah Lingkungan Dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal 2015-2019 Kode Panggil: BBKB 338.984.3 Zul r 2014 |
Dra. Zulmalizar,MM | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | Roadmap litbang | |
1332 | Rekayasa Alat Celup ZWA Model Spiral Kode Panggil: BBKB 621.9 Suj r 2014 |
Salah satu tahapan proses dalam pembatikan adalah proses pewarnaan dengan cara pencelupan. Proses pencelupan dapat dilakukan pada kain batikan per potongan menggunakan antara lain bak celup, waskom plastik, alat sleregan, namun dapat juga dilakukan pada kain batikan ukuran panjang menggunakan alatjigger. Hasil pewarnaan menggunakan alat jigger sering kurang merata terutama bagian pinggir kain. Hal inimungkin karena kain batikan saling menempel. Oleh karena itu perlu di teliti prekayasaan alat pencelupan model spiral yang dapat mencelup kain batikan ukuran panjang dan ada jarak antar kain yang dicelup. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan teknologi pewarnaan dengan alat pencelupan model spiral. Alat pencelupan model spiral dirancang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian spiral berfungsi sebagai penggulung kain; Bagian motor berfungsi sebagai penggerek/ pemutar bagian spiral; dan bagian bak pencelupan berebntuk separuh silinder berfungsi sebagai tempat larutan zat warna. Bak pencelupan dilengkapi dengan tutup juga berbentuk separuh silinder berfungsi agar tidak terjadi oksidasi dengan udara selama proses pencelupan menggunakan zat warna indigo alam. Setelah selesai kemudian alat dicoba untuk mencelup kain batikan. Percobaan pencelupan dilakukan dua kali yaitu pertama dilakukan terhadap kain batikan ukuran panjang 7 meter dan kedua dilakukan terhadap kain batikan ukuran panjang 15 meter. Dari hasil percobaan diperoleh kesimpilan bahwa prototipe alat pencelupan model spiral sudah dapat dioperasionalkan namun masih mengalami beberapa kendala. Pertama, pada bagian spiral belum dapat memegang kain batikan dengan stabil, akibatnya kemungkinan kain menjadi terlepas dari gulungannya. Kedua, pemasangan kain batikan pada bagian spiral masih memakan waktu yang cukup lama dan masih sulit. Oleh karena itu pada bagian spiral ini masih perlu penyempurnaan | Sujanarto,SE | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | alat celup zat warna alam |
1333 | Optimalisasi Pelayanan Informasi Balai Besar Kerajinan Dan Batik Kode Panggil: BBKB 681.14 War o 2014 |
Berkaitan dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008, maka setiap lembaga/institusi wajib memberikan pelayanan publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana. Untuk itu guna mendukung keterbukaan informasi publik tersebut Balai Besar Kerajina dan Batik telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 010/I.KP.Kpts/Bd/BBKB/I/2014 tentang penunjukan Tim Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang bertugas melaksanakan kegiatan pengelolaan informasi dan dokumentasi. Adapun metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan ini adalah melaksanakan studi literatur dan survey lapangan ke institusi/lembaga yang terkait dalam pelayanan informasi. Disamping itu guna mengoptimalkan hasil dari pembuatan aplikasi Sistem Informasi Pelayanan (SIMPEL)yang terintegrasi dengan intranet BBKB dan pengembangan website BBKB tim juga melibatkan tenaga ahli yang berkompeten. Kegiatan ini diawali dari perancangan, pembuatan aplikasi dan penambahan fitur website serta implementasi dan uji coba.`Laporan ini juga di lengkapi dengan perinstcreen yang menggambarkan hasil dari pembuatan dan pengembangan informasi. Dari kegiatan ini di peroleh 1 (satu) buah aplikasi Sistem Informasi Pelayanan dan 2 (dua) fitur untuk pertanyaan masyarakat dan permintaan informasi publik kedalam website BBKB yang mampu dikembangakan secara skala besar sesuai kebutuhan dengan menggunakan framework php yang bernama Code Igniter. Kata Kunci : Optimalisasi,Informasi,Intranet BBKB, Website. | Wardi,S.Sos | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | pelayanan publik |
1334 | Penelitian Pemanfaatan Sumber Daya Limbah Cangkang Kelapa sawit,Kakao,Gambir Dan Rumput Laut Untuk Pewarna Batik Dan Serat Alam Non Tekstil Kode Panggil: BBKB 667.27 Far p 2014 |
Penelitian pemanfaatan sumber daya limbah Cangkang Kelapa Sawait, Kakao, Gambir, dan Rumput Laut Untuk pewarna batik dan Sant ini bertujuan untuk memanfaatkan beragam tanaman yang terdapat di Indonesia sebagai bahan baku baru untuk pewarna batik dan SANT. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi persiapan, pengumpulan data dan survei, pelaksanaan penelitian, pengujian, pembahasan dan penyusunan laporan. Kegiatan ini dibatasi pada pengambilan zat warna dari cangkang kelapa sawit, kulit kakao, gambir dan rumput laut dengan memakai pelarut air dan alkohol teknis. Zat warna alam tersebut selanjutnya dipakai untuk mewarnai kain katun, sutera, serta SANT. Pewarnaan kain katun dan sutera dilakukan dengan pencelupan dingin, sedangkan SANT diwarnai dalam pewarna pada suhu 80℃. proses selanjutnya adalah simulasi pelorodan untuk kain katun dan sutera didalam air bersuhu 80℃ selama 5 menit. Hasil pengujian rata-rata ketahanan luntur warna untuk pencucian dan gosokan basah bernilai baik. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa keempat jenis bahan baku dapat digunakan untuk mewarnai batik dan SANT. Hasil pengujian ketahanan luntur dan terhadap pencucian rata-rata paling baik diperoleh sampel gambir, rumput laut, dan cangkang sawit (4-5). hasil pengujian ketahanan luntur terhadap gosokan (basah) rata-rata paling baik diperoleh, cangkang sawit dan rumput laut (nilai 4-4,5). arah warna sampel menunjukan rata-rata kuning dengan kemerahan dengan kekuatan warna paling kemerahan diperoleh masing-masing gambir A (katun,air,kapur), kakao B (Katun,Air,Tawas) Cangkang sawit D (Katun,Alkohol,Kapur) dan rumput laut D (Katun,Alkhol,Kapur). sedangkan untuk warna paling kekuningan masing-masing diperoleh gambir D (katun,alkohol,kapur), kakao H (sutera,air,tawas), cangkang sawit D(katun,alkohol,kapur) dan rumput laut D(katun,alkohol,kapur). hasil pewarnaan SANT paling tua diperoleh gambir, kakao, cangkang sawit dan rumput laut pada agel, serat nanas, rotan hati dan iratan bambu. Arah warna untuk gambir adalah cokelat kemerahan, kakao cokelat, cangkang sawit cokelat abu-abu dan rumput laut cokelat abu-abu. Kata kunci : cangkang kelapa sawit, kakao, gambir, rumput laut, zat warna alam. | Farida.Dipl.Teks,M.Sc | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | limbah kelapa sawit |
1335 | Optimalisasi Perlakuan Bahan Baku Rotan Dan Bambu Untuk Pengembangan Desain Produk Kerajinan Kode Panggil: BBKB 633.58 Zul o 2014 |
Industri kerajinan rotan dan bambu kontribusinya sangat signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan devisa. Saat ini produknya selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun di ekspor ke manca negara. Hambatan saat ini kebutuhan bahan baku industri pengolahan rotan Nasional mengalami kesulitan di sebabkan antara lain adanya kebijakan ekspor bahan baku rotan, penguasaan teknologi pengolahan, finishing, dan desain produk, juga relatif masih kurang karena masih di tentukan oleh pembeli (buyer) dari luar negeri (job order). Identik dengan bambu olahan masih juga mengalami kendala di dalam peningkatan kualitas. Hambatan yang sering di hadapi oleh industri olahan adalah produk tersebut rentan terhadap kerusakan akibatan seranga bubuk. Yang dapat menurunkan kualitas produk yang di hasilkan. Untuk itu optimalisasi perlakuan pengolahan bahan baku rotan dan bambu mutlak di lakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas, daya saing, dan nilai tambah produk. Bahan utama yang di gunakan dalam kegiatan penelitian adalah, jenis rotan manau, bambu petung dan wulung. Perlakuan pengolahan menggunakan bahan pengawet nabati dari ekstrak daun babadotan dan mimba serta bahan pengawet kimia borak-barik (2:3)dan biflek. Prosedur tahap pertama adlah penyiapan contoh uji, pembuatan larutan ekstrak pengawet nabati dari daun babadotan dan mimba melalui ekstraksi dengan perbandingan 1:8 kemudian di rebus hingga larutan tersisa 50%, konsentrasi pemakaian 1:1 sedang bahan pengawet kimia borak-borik (2:3) 50 g/l dan biflek 10 cc/l. Tahap kedua pengolahan dengan cara perendaman 2 dan 4 hari serta perebusan selama 2 dan 4 jam, kemudian contoh uji di lakukan pengujian kadar air, retensi bahan pengawet dan derajat kerusakan. Hasil dari pengamatan menunjukan kadar air awal rata-rata untuk rotan manau 25,107% , bambu petung 27,304%, dan bambu wulung 29,488%. Nilai retensi optimal bahan pengawet terjadi pada perlakuan dengan cara perebussan selama 4 jam untuk pengolahan bambu petung dengan borak-borik 0,3693 g/cm3, biflek 0,2526 g/cm3, bambu wulung 0,2992 g/cm3 dan 0,2577 g/cm3, sedang untuk rotan manau 0,3134 g/cm3 dan 0,2515 g/cm3. Untuk penggunaan bahan larutan ekstrak daun babadotan dan mimba untuk bambu petung masing-masing 0,117 g/cm3 dan 0,095 g/cm3, bambu wulung 0,074 g/cm3 dan 0,061 g/cm3, serta rotan manau 0,093 g/cm3 dan 0,095 g/cm3. Untuk nilai derajat kerusakan terjadi pada perlakuan perebusan selama waktu 4 jam hasilnya menunjukan tidak terjadinya kerusakan contoh uji rotan dan bambu akibat serangga perusak. | Dra. Zulmalizar,MM | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | Rotan dan bambu |
1336 | Penatausahaan Barang Milik Negara Dan Pengelolaan Akuntansi Instansi Kode Panggil: BBKB 351.71 Tam p 2014 |
Berdarkan pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 jo PMK Nomor 233/PMK.05/2011 mengenai Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Kegiatan Pengelolaan SAI dilaksanakan dengan alasan bahwa Balai Besar Kerajinan dan batik (BBKB) sebagai UAKPA dan UAKPB maupun sebagai UAPPA-W atau UAPPB-W adalah salah satu entitas akutansi dibawah Kementerian Negara/Lembaga yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun Laporan Keuangan berupa Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan yang didalamnya terdapat Laporan BNM. Kegiatan dilaksanakan menurut tata aturan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang sesuai dengan PMK Nomor 171/PMK.05/2007 jo PMK Nomor 233/PMK.05/2011 melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi-Barang Milik Negara Tingkat Satuan Kerja (SIMAK-BMN Satker), Aplikasi Persediaan, SIAMK-BMN Tingkat Wilayah, Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Tingkat Satuan Kerja (SAKPA Satker), Sistem Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Wilayah (SAPPA-w). Kegiatan ini menghasilkan output berupa Laporan Keuangan Tingkat Satuan Kerja dan Laporan Keuangan Tingkat Wilayah. Laporan ini tentu saja akan diaudit oelh Tim Inspektorat Jendral Kementerian Perindustrian dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. | Erikson Tampubolon,ST | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | barang milik negara |
1337 | Pengelolaan Dan Pengembangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Kode Panggil: BBKB 658.562 Ivo p 2014 |
Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja Pelayanan Pelatihan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB)adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) sesuai ISO 9001:2008. Penerapan ini bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari proses layanan Jasa Pelatihan Teknis terhadap kebutuhan atau persyaratan yang telah ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan maupun organisasi BBKB sendiri. Dalam rangka penerapan sistem tersebut, Pelayanan Pelatihan Teknis BBKB telah mempunyai dokumen 4 level yang telah tersusun pada tahun sebelumnya yaitu Pedoman Mutu, Prosedur Operasional, Intruksi Kerja serta Formulir-formulir. Tahapan penerapan meliputi Kaji Ulang Dokumen, Pembuatan SOP , Audit Internal (AI), Tindakan perbaikan atas AI, Kaji Ulang Manajemen ,Perbaikan Dokumen serta Pelatihan Internal. Pada pelaksanaan audit eksternal, ruang lingkup sertifikasi diminta untuk di ubah menjadi Jasa Layanan BBKB secara keseluruhan oleh auditor. Berkaitan dengan hal tersebut maka dokumen SMM yang terkini yang telah di sesuaikan dengan kondisi BBKB saat ini baik personilnya (SK Tim, Daftar Intruksi Pelatihan), SOP (Prosedur Operasional), Dokumen pendukung lainnya serta sarana dan prasarana lainnya yang kesemuanya telah di lakukan sosialisasi kepada seluruh personil. | Ir.Ivone De Carlo,M.Si | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | manajemen mutu |
1338 | Pengembangan Desain Batik Motif Khas Daerah Kode Panggil: BBKB 75.02 Sal p 2014 |
Batik merupakan seni kerajinan membyat kain bermotif indah dengan proses menggunakan lilin (malam) sebagai perintang warna dalam proses perwarnaannya. kegiatan membuat batik menghasilkan komoditas berupa bahan kain untuk sandang dan interior. Sejak batik dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari indonesia oleh UNESCO tahun 2009, pembinaan dan pengembangan industri batik di berbagai daerah menjadi semakin gencar seakan mendapat mommen yang tepat. Namun pembinaan dan pengembangan industri batik tersebut masih berfokus pada masalah teknis pelekatan lilin dan pewarnaan. Aspek pengembangan dasain motif khas daerah akan menghasilkan batik yang unik berbeda denga batik didaerah lain dan memberi unsur kenangan kultural sehingga mampu meningkatkan nilai jual, tidak sekedar selembar kain biasa tetapi sebagai produk kain yang bernilai seni. Oleh karena itu kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) meningkatkan keanekaragaman motif batik daerah yang berasal dari ornamen etnis Bali, Sulawesi, dan Jawa. (2) desain motif batik yang dihasilkan diharapkan dapat menambah kasanah literatur motif batik indonesia. metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber informasi, pembuatan desain untuk batik tulis, pembuatan desain untuk canting cap, dan perwujudan desain motif menjadi kain batik. data tentang sumber inspirasi seni daerah Bali, Sulawesi, dan Jawa diperoleh dari studi pustaka, obeservasi lapangan, wawancara, perekaman tertulis dan visual. berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan pengkajian data untuk memperoleh inspirasi pengembangan penciptaan dari ketiga daerah menjadi motif batik khas daerah masing-masing. setelah mendapatkan inspirasi penciptaan kemudian dilakukan pembuatan sketsa-sketsa motif batik, kemudian disempurnakan menjadi desain motif batik. Proses selanjutnya adalah membuat prototype batik khas ketiga daerah tersebut dengan proses pembatikan pada bahan kain. kain yang digunakan adalah kain katun halus. teknik pelekatan lilin (malam)dengan teknik batik tulis dan tenik batik cap. pewarnaan dengan xst warna sistetik dan zat warna alam. Penciptaan desain batik ini menghasilkan 10 (sepuluh) produk batik baru yang memiliki ciri khas Bali, Sulawesi dan Jawa yang mempunyai ciri khas masing-masing daerah, serta 3 (tiga) buah canting cap. produk batiknya berupa batik tulis dan batik cap yaitu: (1) batik tulis "motif ceplok jepun I", (2) batik tulis "motif ceplok jepun II" ,(3) batik cap "motif sekar jagad Bali" , (4) batik cap "motif teratai banji" , (5) batik tulis "motif perahu pinisi" , (6) batik tulis "motif kakao I" , (7) batik tulis "motif kakao II" , (8) batik cap "motif kopi coklat jember" , (9) batik tulis "motif kopi jember I" , (!0) batik tulis "motif kopi jember II". sedangkan alat canting cap yang dihasilkan adalah : (1) canting cap "motif sekar jagad Bali" , (2) canting cap "motif teratai Banji" , (3) canting cap "motif kopi coklat jember". | Irfa'ina R.Salma.,S.ST,M.Sn | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2014 | Batik Khas Daerah |