WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
325 Dinamika Kerajinan dan Batik
Kode Panggil: 05 Bal d Juni 2011
Kajian Pengelolaan Limbah Uji pada laboratorium Uji Tekstil. Dalam kajian ini akan dibahas mengenai jenis limbah yang dihasilkan oleh Laboratorium Uji Tekstil, pemanfaatan dan cara pengelolaan limbah. Pada pengujian tekstil digunakan contoh uji (tekstil) dan bahan kimia. Pada kegiatan pengujian ini dihasilkan limbah contoh uji yang berupa limbah serat, benang, potongan kain dan limbah uji tekstil berupa air limbah. Alternatif pemanfaatan limbah dari sisa contoh uji dan bekas uji digunakan sebagai bahan untuk membuat berbagai macam dan jenis produk kerajinan yang berbahan baku tekstil. Limbah serat, benang digunakan untuk pengisi bantal, boneka sebagai pengganti dakron. Limbah potongan kain yang berukuran 50 cm x 50 cm dan 10 cm x 10 cm bisa digunakan untuk taplak meja, korden, tas, sarung bantal dan sebagainya, limbah kain yang berukuran kecil digunakan untuk pengisi bantal. Air limbah bekas pengujian tekstil mengandung zat kimia seperti larutan pencuci, larutan keringat asam & basa. Air limbah bekas pengujian tidak dapat digunakan kembali namun dilakukan pengelolaan sebelum dibuang ke lingkungan. Kata kunci: pengujian tekstil, pengelolaan limbah Rancang Bangun Canting Batik Listrik masalah yang sering dihadapi oleh para pembatik adalah peralatan yang disebut canting. Canting digunakan untuk menorehkan malam pada kain yang akan dibatik. Dari segi bentuk fisik yang khas dapat dinilai belum sempurna dan banyak mengalami kegagalan dalam menggunakannya. Canting memiliki peranan penting dalam menghasilkan sebuah kain batik. Disamping itu penorehan malam dengan alat canting ini banyak menghabiskan waktu. Selain itu, saat menggunakan canting, para pembatik juga harus berhati-hati karena pengerjaan yang salah akan mengurangi hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu diperlukan rancangan canting batik yang lebih mudah serta bentuknya lebih sederhana. Hal yang paling penting adalah bagaimana cairan malam dapat mengalir dengan lancar dan dapat berhenti jika tidak diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun canting batik menggunakan arus listrik untuk memanaskan malam yang ada dalam canting tersebut. Melalui Teknik Quality Function Deployment (QFD) dapat dihasilkan alternatif canting batik listrik. Penelitia ini memberikan hasl bahwa keinginan pembatik, aliran malam tidak buntu, pemanasan malam stabil, lebih mudah digunakan, diperoleh bahanpenghantar panas, menigkatkan kinerja produksi, tidak mudah rusak, dan malam tidak tumpah serta ujungnya lebih tahan lama. Kata Kunci: batik, canting, malam, toreh, listrik, QFD Teknik Pewarnaan Agel dengan Zat Warna Alam dari Daun Jati Agel (Corypha gebanga BL) merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan telah dimanfaatkan oleh para perajin untuk dibuat menjadi berbagai jenis barang kerajinan bernilai ekonomis. Namun proses pewarnaan yang sering digunakan selama ini adalah pewarnaan menggunakan zat warna sintetis yang kurang ramah lingkungan. Hal ini terjadi karena masih banyak kendala dalam pewarnaan alam, salah satunya adalah warna yang didapatkan menjadi kusam. Untuk itu diperlukan penelitian teknik pewarnaan yang tepat untuk memperoleh hasil yang optimal. Daun jati dipilih menjadi bahan dasar zat warna alam karena jumlah yang melimpah di Indonesia, regenerasi yang cukup cepat dibandingkan bahan pewarna alam dari kayu, dan termasuk jenis zat warna yang memiliki afinitas besar terhadap serat selulose. Penelitian ini bertujuan memperoleh suhu, lama perendaman, dan proses mordan yang tepat untuk pewarnaan agel dengan zat warna alam dari daun jati. Metoda eksperimental dengan tahapan; penelitian bahan baku, uji kekuatan tarik sebelum dan sesudah diwarna, diproses mordan, diwarna dengan variasi suhu (60°C, 80°C, 100°C) dan waktu pencelupan 30 menit, pengujian (ketahanan luntur warna terhadap cuci, gosok, dan sinar matahari), dan ketuaan warna. Hasil pengujian ketuaan warna pada suhu 100°C didapatkan warna paling tua (penyerapan optimal) dengan %T (Transmitansi) terkecil, suhu 80°C %T lebih tinggi dari pada suhu 100°C, dan pada suhu 60° C %T memiliki nilai tertinggi dengan warna kurang tua. Hasil pengujian ketahanan luntur warna terhadap cuci,gosok, dan sinar matahari baik. Sesudah pewarnaan tidak menurunkan kekuatan tarik. Kata kunci: agel, daun jati, ketuaan warna, suhu,warna alam Pengembangan Produk Kerajinan Kerang Simping Kerajinan kerang simping atau dalam bahasa latinnya Amusium pleuronectes banyak diminati oleh konsumen. Umumnya produknya berupa kap lampu yang dibuat dengan sistem bingkai menggunakan kuningan. Pada beberapa daerah kuningan sulit diperoleh, sehingga perlu dilakukan penelitian produk kerang dengan sistem bingkai menggunakan rotan antik lebar ± 4mm. Produk yang dibuat berupa kap lampu dan sketsel. Produk dipasang di ruang pamer BBKB dan dilakukan wawancara dengan 30 responden, 10 butir instrumen untuk mengumpulkan data. Sistem penilaian dilakukan dengan skala Likert dan diperoleh nilai kualitas dari produk adalah 71 ( untuk skor tertinggi 100) atau 71% dari kualitas yang diharapkan. Ini artinya produk yang dibuat kualitasnya baik. Saran yang dapat diberikan adalah desain produk kerajinan kerang agar dapat dikembangkan karena banyak peminatnya dan dapat dipasarkan dengan harga yang cukup baik sesuai dengan desain produk dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya. Kata kunci : kerang simping, sistem bingkai, rotan. Makna Batik Sidomukti pada Upacara Ritual Lurub Layon Batik Sidomukti digunakan sebagai pakaian pada upacara pemakaman di masyarakat Jawa. Motif Sidomukti sebagai bahan pakaian mempunyai arti filosofi sebagai keluarga yang ditinggalkan. Secara umum, bagi masyrakat Jawa yang berdekatan dengan Istana menerapkan upacara lurub layon untuk menghormati yang mati. Penggunaan batik motif Sidomukti pada upacara sebagai perlengkapan lurub layon adalah sebagai harapan bahwa jasad yang mati dapat diterima olah Tuhan. Kata Kunci : Sidomukti, lurub layon, makna filosofis Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) 2011 kerajinan dan batik
326 The Chemistry And Technology Of Waxes
Kode Panggil: 547.916 War c c.2
Albin H. Warth Reinhold Publishing Corporation 1947 Kimia
327 A Text-Book Of Quantitative Inorganic Analysis
Kode Panggil: 546(02) vOG T C.1
Arthur I. Vogel,D.Sc Longmans 1960 Analisa inorganik
328 Introduction to Organic Chemistry
Kode Panggil: 547 Str i
Andrew Streitwieser, Jr Macmillan Publishing Co.,Inc 1981 kimia organik
329 Technical Methods Of Analysis
Kode Panggil: 546 Gri t
Roger Castle Giffin Mc Graw-Hill Book Company 1927 metode analysis
330 Ringkasan Analisis Djenis
Kode Panggil: 546 Bus r c.3
Herman Busser Balai Penjelidikan Kimia 2000 Kimia Analisis
331 Adikriya Sulam Indonesia
Kode Panggil: 746.3 Eri a
Kerajinan sulam atau bordir merupakan salah satu Adikriya anak bangsa yang sarat nilai filosofis estetis. Sulam tak sekedar menguntai benang-benang indah membentuk gambar, melainkan juga memuat nilai-nilai kehidupan. Sebagai karya seni bernilai tinggi, sulam menuntut ketelitian, kejelian kesabaran, dan kepekaan rasa akan keindahan dalam membuatnya. Jejak sulam tersebar di nusantara sejak ratusan tahun lalu, dibawa oleh pedagang–pedagang asal China, di abad ke 18 Masehi. Di masa lalu tidak sembarang orang bisa mengenakan pakaian dengan sulaman, karena hanya dipakai oleh keluarga kerajaan dan para bangsawan. Buku sulam yang bisa menjadi referensi, tidak hanya untuk perajin dan pecinta sulam, tetapi untuk mayarakat luas. Menyajikan tidak hanya foto-foto dari beragam jenis sulam, tetapi juga menawarkan informasi lain seperti sejarah sulam, definisi sulam, sentra-sentra sulam serta perkembanganya di Indonesia. Wiwin Erikawati Yayasan Sulam Indonesia 2012 Sulaman – Indonesia
332 Isen-Isen: Dalam Batik Tati Suroyo
Kode Panggil: 75.02 Bam i
Kedudukan batik sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia sudah diakui dunia. Sejarah batik yang sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu, masih bertahan hingga saat ini berkat kemampuannya untuk beradaptasi dengan situasi baru dan menyerap konsep baru. Hal inilah yang dilakukan Tati Suroyo dengan batik. Tati mengisi ruang-ruang kosong dalam desain batiknya dengan ragam hias pengisi bidang latar atau isen-isen, yang dikerjakan dengan ketekunan dan keahliannya. Jenis isen-isen karya Tati Suroyo, yang tidak lain adalah ibunda dari penulis buku ini, diantaranya Cecek, Galaran lurus, Manggisan, Omah gareng, Beras mawur, Gribigan, Grandilan, segi empat, Banji dan Galaran Brintik. Dalam hal pewarnaan, Tati Suroyo salah satu pebatik yang merintis pemakaian pewarna kimia, yang membuat warna-warna batiknya lebih cerah dan tidak mudah luntur. Dia juga menambahkan malam untuk batik dikedua sisinya (rengrengan dan terusan) dengan motif yang nyaris sama dan terlihat sempurna yang hanya mampu dibedakan oleh para ahli. Irawati Suroyo Bambang As PT Ciriajasa Rancang Bangun 2012 Batik
333 Floating Threads : Indonesian Songket and Similar Weaving Traditions
Kode Panggil: 677.024 Ach f
Judi Achjadi Sriwijaya Pustaka Indonesia 2015 Tenun
334 Batik Winotosastro: Pemikiran, Perjuangan, dan Upaya Winotosastro Mengangkat dan Melestarikan Kerajinan Batik
Kode Panggil: 75.02 Sup b
Buku ini berisi pemikiran dan perjuangan Winotosastro mengangkat dan melestarikan batik. Winotosastro mempunyai keunggulan pemikiran yang masih relevan untuk disimak. Keberhasilan adalah sebagai proses dalam berwiraswasta, bukan sebagai tujuan, sehingga informasi di dalam buku ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Winotosastro kukuh memilih padat karya yang bisa mengangkat pengrajin batik dari pada padat mesin yang komersial. Ia memperbaiki lingkungn kerja supaya tidak kumuh,pengajin nyaman bekerja dan sehat. Jatuh bangun dalam bisnis dianggap sebagai pelajaran dan uji coba yang positif untuk tahap meraih cita-cita. Hal itu beliau tempa dalam berbagai kegiatan, baik di koperasi batik, organisasi sosial, maupun sebagai pengusaha batik dan hotel. Supriharjo Winotosastro Group 2013 Batik