Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
5437 | Penelitian terhadap meubel bambu tahun 1984/1985 Kode Panggil: BBKB 633.58 Soe p 84-85 c.2 |
Bambu merupakan tanaman yang mudah tumbuh dinegara kita dan banyak sekali jenis2nya, dengan demikian memungkinkan sekali untuk menciptakan industri kecil mebel bambu dinegara kita ini. Mebel bambu saat ini banyak digemari masyarakat, hal ini mengingat mebel bambu tersebut mudah dijangkau masyarakat ekonomi lemah, serta mempunyai nilai estetika yang tinggi. Untuk meningkatkan tingkat efisiensi proses pembuatan mebel bambu perlu kjiranya dicari metode2 baru untuk memenuhi tantangan tersebut, sehingga untuk menghadapi persoalan tersebut, salah satu cara dengan metode pembuatan mebel bambu dengan sistem Knock Down. Adapun metode cara penelitian sistem Knock Down mebel bambu tersebut secara garis besar, adalah sbb : - Membuat/menentukan desain mebel bambu - Memotong/memilih bambu yang sesuai dengan desain - Menutup ujung2 potongan bambu tersebut dengan campuran serbuk kayu dengan lem Rakol ataupun dengan mengisi lubang tersebut dengan bubutan kayu. - Perakitan dari pada potongan2 bambu tersebut dijadikan mebel bambu sesuai dengan desain. - Evaluasi terhadap kontruksi sistem sambungan Knock Down. Ternyata dari hasil penelitian ini, dari beberapa jenis bamabu yang bisa digunakan untuk mebel bambu sistem Knock Down, baru 1 macam saja. Untuk itu nantinya perlu dikajibagaimana caranya untuk membuat mebel bambu sistem Knock Down dengan jenis bambu yang lain. | Ir. Soemarsono | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1985 | meubel bambu |
5438 | Pengembangan diversifikasi produk kerajinan bubut bambu Kode Panggil: BBKB 633.58 Bal p 92/93 |
Kerajinan bambu merupakan salah satu produk yang mempunyai pemasaran yang cukup potensial. Salah satu jenis produk tersebut antara lain kerajinan bambu. Kendala yang masih dihadapi perajin antara lain keterbatasan pengetahuan desain dan teknologi proses. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara mengembangkan aspek2 disain dan penunjangnya. Sedang teknologi proses yang paling menonjol yaitu dengan melakukan penyumbatan penghantar pembubudan maupun pada penyempurnaan produknya. Dengan teknik ini bambu akan mudah dibubud, dan penghantar pada produknya berarti dapat memanfaatkan bahan baku lebih optimal. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1993 | kerajinan bubut bambu | |
5439 | Penentuan persyaratan bambu untuk mebel Kode Panggil: BBKB 633.58 - p 88-89 40 |
Dalam pembuatan mebel dari bambu harus dipenuhi persyaratan2 tertentu, disamping persyaratan ukuran dan mutu bambu, juga cara pemilihan bambu harus diperhatikan yakni bambu harus sudah cukup tua agar bila digunakan tidak banyak mengalami penyusutan dan dipilih bambu yang ruasnya panjang dan sama rata, dengan jenis bambu yang biasanya dipergunakan untuk pembuatan mebel, antara lain : Bambu wulung/bambu hitam (Gigantochloa Vigrociliata), bambu apus (Gigantochloa Apus) dan Bambu tutul (Bambusa Glaucesens). Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap: - Kadar air - Cacat - Kekuatan tekan - Kekuatan lengkung - Kekuatan pecah. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1989 | bambu | |
5440 | Pengembangan desain produk ukir bambu Kode Panggil: BBKB 633.58 Bal p 93/94 c.2 |
Dalam rangka pengembangan penganekaragaman produk cindramata dari bambu dilakukan pengembangan teknologi ukir pada bambu dengan menggunakan peralatan yangdirancang khusus untuk ukir bambu. Dengan pengembangan teknologi ukir bambu ini memberi beberapa keuntungan yaitu : - Lebih praktis - Waktu lebih singkat - Tidak menimbulkan kebisingan. Kendala : - Sifat ukiran berupa ukir rancapan - Tidak bisa untuk membentuk cekung/cembung seperti halnya pakai pahat ukir tradisional. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1994 | ukir bambu | |
5441 | penelitian untuk mendapatkan cara pengolahan bahan baku rotan 1978/1979 Kode Panggil: 633.58 Soe p 78-79 c.1 |
A preliminary observation on rattan processing has been made the Batik and Handicraft Reserch Institute, Yogyakarta, in coopration with the faculties of forestry and Biology, UGM 1978/1979. The actifities covered in this observation were : 1. Heating or soaking of rattan samples in a mix of fuel oil and coconut oil (3:1). 2. Heating or soaking of rattan samples in asulution of borex and boric acid (30 gr + 20 gr 1 liter of distilled water). 3. Measuring the retention of the mixof both oils and solution of borax in rattan. 4. Drying of those samples in open air, in open air but protected from rain and in a solar dryer. 5. Bleaching of rattan samples by fuming with SO2 gas. 6. Testing of the samples on it's resistance against lyctus borers. 7. Storing of the samples under different conditions of relative humidities and temperatures. | JFR. Soediwinardi, B.Sc | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1979 | rotan |
5442 | Penelitian perekayasaan prototip peralatan tenun ikat sistem printing Kode Panggil: BBKB 621.9 - p 89-90 c.2 |
Pembuatan motif pada benang untuk kain tenun ikat dengan sistem print perlu di mantapkan karena ternyata sistem ini mampu mendorong perkembangan industri kerajinan tenun ikat. Penggunaan sistem ini akan berhasil guna apabila di tunjang oleh alat2 yang sesuai. Rekayasa pembuatan alat pempenan, mora spindle dan alat pemanas/pengering dapat menunjang kelancaran proses pembuatan motif tsb. Untuk itu alat tsb yakni : pempenan, mesin palet dan alat pemanas perlu segera di buat. Dari hasil uji coba terhadap ketiga alat tb diatas dapat di ketahui bahwa proses persiapan pertenunan ikat menjadi lebih cepat, lancar serta kualitas produknya lebih meningkat. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1990 | tenun ikat | |
5443 | Alat pengerjaan bambu Kode Panggil: BBKB 633.58 Bal a c.3 |
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 2000 | alat pengerjaan bambu | ||
5444 | Penyusunan konsep istilah komoditi anyaman bambu program rutin 1986/1987 no.47 (penerapan rumus anyaman tekstil dalam anyaman kerajinan bambu) Kode Panggil: BBKB 633.58 - p 47 86-87 |
Kerajinan anyaman sudah dikenal sejak dahulu kala di seluruh kepulauan Nusantara,di mana adat istiadat dan kebudayaan daerah sangat berpengaruh dalam pertumbuhan industri kerajinan anyam-anyaman ini, yang mengakibatkan hasilnya sangat beraneka ragam, di mana daerah satu dengan lainnya berbeda dalam memberi sebuah nama untuk suatu motif anyaman. Ini memungkinkan suatu motif anyaman yang sama dapat mempunyai nama yang berlainan. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi salah satu hambatan dalam pemasaran dan alih teknologinya. Karena itu perlu diadakan suatu penerapan rumus anyaman tekstil yang sudah dikenal ke dalam kerajinan anyaman untuk menyusun kode motif anyaman. Pembuatan kode motif anyaman dilakukan dengan cara menerapkan rumus anyaman tekstil yang sudah ada ke dalam anyaman kerajinan, yaitu pembuatan rumus anyaman dalam satu rapor kedalam rumus anyaman kerajinan dalam satu rapor. Penerapan rumus anyaman tekstil ini menghasilkan kode anyaman kepar dan sasak yang dapat digunakan dalam industri kerajinan anyaman pandan, mendong, rotan dan serat alam lainnya. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1987 | anyaman bambu | |
5445 | Kebijaksanaan pemerintah terhadap pemasaran barang-barang kerajinan rakyat Kode Panggil: BBKB 633.58 Soe k |
Ditjen Aninkra | 1976 | Soedarto | ||
5446 | Pengembangan desain produk ukir bambu Kode Panggil: BBKB 633.58 Bal p 93/94 c.1 |
Dalam rangka pengembangan penganekaragaman produk cindramata dari bambu dilakukan pengembangan teknologi ukir pada bambu dengan menggunakan peralatan yangdirancang khusus untuk ukir bambu. Dengan pengembangan teknologi ukir bambu ini memberi beberapa keuntungan yaitu : - Lebih praktis - Waktu lebih singkat - Tidak menimbulkan kebisingan. Kendala : - Sifat ukiran berupa ukir rancapan - Tidak bisa untuk membentuk cekung/cembung seperti halnya pakai pahat ukir tradisional. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1994 | ukir bambu |