WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
5516 Pengembangan teknologi proses batik dengan bahan baku kulit
Kode Panggil: BBKB 75.02 - p 1
Pengembangan Teknologi Proses Batik dengan bahan baku Kulit Merupakan suatu usaha untuk memacu peningkatan desain pada produk-produk dari kulit yang telah ada. Percobaan menggunakan kulit sapi dan kambing (jenis kulit kras samak kharom) dengan variabel : cara pelekatan dan pelepasan liln batik, pewarnaan dan penyempurnan diharapkan mendapatkan teknologi proses batik yang tepat pada bahan baku kulit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kondisi yang optimal terhadap proses batik yang diterapkan adalah sebagai berikut : 1. Pelekatan lilin dengan cara tulis/cap asal sebelumnya kulit dibasahi terlebih dahulu. 2. Zat warna yang dapat dipakai zat warna asam, basa Rapid dan Napthol dengan bahan pembantu Recalsyn PNE dan pewarnaan sistem coletan. 3. Pelepasan lilin batik dilakukan dengan pelarut lilin (bensin) yang dioleskan dari bagian dalam kulit, dan dilanjutkan dengan kerokan. 4. Penyempurnan dengan pelapisan kulit menggunakan lakreca laquer G.C. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1991 Proses batik
5517 Laporan triwulan i tahun 1989/1990
Kode Panggil: BBKB 651.78 - l
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1990 Laporan triwulan
5518 Penelitian pengolahan bahan mentah rotan menjadi bahan baku rotan
Kode Panggil: BBKB 633.58 Soe p
JFR. Soediwinardi, B.Sc Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1981 rotan
5519 catatan sederhana tentang rotan
Kode Panggil: BBKB 633.58 Soe c
JFR. Soediwinardi, B.Sc an. chem Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1975
5520 pengembangan batik wol dengan desain klasik tradisional
Kode Panggil: BBKB 75.02 Bal p
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1995 batik wol
5521 Data dan lokasi pembinaan dan pengembangan rotan
Kode Panggil: BBKB 633.58 - d
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1981 rotan
5522 Preservation and bleaching of rattan
Kode Panggil: BBKB 633.58 Moe p
Moelyono Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1982 rattan
5523 Buku panduan teknologi pengolahan limbah industri kecil batik
Kode Panggil: BBKB 628.19 Sul p
Pengolahan limbah cair batik akan lebih mudah, cepat dan murah apabila limabah cair yang akan diolah dipisahkan antara limbah cair pekat dan limbah cair encer. Limbah cair batik yang pekat diolah secara kimia dan fisika sehingga volume limbah cair yang diolah tidak banyak jumlahnya. Dari pengamatan dan perhitungan, setiap meter kain batik menghasilkan limbah cair yang pekat sebanyak 1/4-1 liter. Pengolahan secara kimia dilakukan dengan penambahan koagulan sehingga akan terpisahkan antara beningan dan endapan. Beningan hasil pengolahan limbah cair yang pekat serta limbah yang encer selanjutnya diolah secara fisika, yaitu disaring melalui krikil dan serapan arang aktif, ditampung dan periksa nilai parameter pencemarnya sebelum dibuang ke lingkungan. Endapan dipisahkan, diuapkan airnya dan bubuknya dikumpulkan& dibakar. Sulaeman, S. Teks Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 2001 limbah industri kecil batik
5524 Pengembangan teknologi batik tulis massal
Kode Panggil: BBKB 75.02 - P 8
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1990 Batik tulis massal
5525 Pengolahan limbah industri batik dengan menggunakan bioteknologi
Kode Panggil: BBKB 628.54 Nur p
Pengolaha air limbah batik secara bioteknologi menggunakan kemampuan mikroba dari dalam untuk mendegradasi air limbah. Air limbah batikyang akan diolah secara biologi dikondisikan sesuai dengan kondisi lingkungan hidup mikroba, yaitu dinetralkan sampai pH berkisar 6-8. Mikroba yang akan digunakan diambil dari selokan pembuangan limbah batik yang dicampur dengan air dan lumpur sungai. Mikroba ini dikondisikan agar mampu mendegradasi limbah batik dengan melalui proses seeding dan aklimasi, sehingga didapat mikroba yang siap mendegradasi limbah yang selanjutnya disebut sebagai kultur aktif. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan membandingkan proses biologi aerob, anaerob, dengan proses secara fisika-kimia. Proses aerob dijalankan dalam reactor yang tertutup. Hasil proses kemudian diukur para meter warna, COD dan alkalinitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses biologi aerob lebih bagus dari biologi anaerob dan proses fisika-kimia. Istihana Nurul E, ST Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 2004 limbah industri batik