Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
6251 | Penelitian Rekayasa Pembuatan Alat Peras Benang Tenun Manual Kode Panggil: BBKB/621.9/Suh/p/97- |
Proses pemerasan benang dalam proses persiapan pertenunan yang setradisional masih dilakukan dengan tangan tanpa alat bantu, atau dengan bantu kayu bambu untuk memutar benagnya, sehingga kurang effisian tidak stabil kadar air dalam benang, yang dapat mempengaruhi pasil pewarnaan dan keratan penganjian. Hal ini sangat dipengaruhi oelh kondisi dan situasi daro orang yang yang dikerjakannya. Teknologi pemerasan bahan, elemen mesin, dan bahan merupakan dasar perencanaan, dan pembuatan peralatan meliputi : rangkai alat, pengait empat pengangan benang, bak penumpang cairan/ bak celup, mekanisme putar tegak lurus yang berhubungan dengan pengait benang. | FX. Suhartono | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik | 1998 | Alat peras benang manual |
6252 | Perekayasaan ATBM Lebar 180-200 Cm Untuk Bahan Tekstil Kerajinan Dan Batik Kode Panggil: BBKB/621.9/Has/p/200 |
Proses pertenunan adalah proses membuat kain dengan silang menyilangkan benang2 lusi dan benang2 pakan sesuai bentuk anyaman yang direncanakan. Pada ATBM proses pertenunan ditentukan oleh 3 gerakan pokok, yakni pembukuan mulut lusi, peluncuran teropong dan pengetekan. Pembukuan pada mulut lusi pada ATBM hanya ditentukan oleh injakan sehingga waktu untuk peluncuran teropong sangat panjang, lebar kain yang dapat dibuat oleh ATBM ditentukan oleh sejauh mana teropong mampu meluncur. Dengan memperbesar gaya pukul picker dan menambah ukuran teropong (lebih panjang dan lebih berat) maka teropong yang semula hanya dapat meluncur sejauh 130-140 cm menjadi 273-275 cm. Kemampuan luncur yang lebih jauh ini menyebabkan kain yang bisa tertenun mencapai 180 cm. | Moch Hasanudin,S.Teks. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 2002 | Atbm untuk tekstil kerajinan |
6253 | Pengembangan Alat Pelubang Untuk Kerajinan Bambu Dan Kayu Kode Panggil: BBKB/621.9/End/p/93- |
Salah satu proses yang umumnya terdapat pada pembuatn kerajinan kayu dan bambu adalah proses pelubang, khususnya bagi kerajinan sangkar ayam dan burung, proses pelubangan ini merupakan proses yang harus dikerjakan secara hati2 agar tepat pada titik sasaran. Pada umumnya, untuk mendapatkan hasil pelupasan yang sempurna, para perajin menggunakan bor tangan dan bhan baku produknya dipola terlebih dahulu ataupun menggunakan mal, namun demikian lubang yang dihasilkan kadang2 masih kurang tepat dan waktunyapun relatif lama. Untuk mengatasi masalah tsb, BBKB berusaha untuk mengembangkan alat pelobang khususnya untuk kerajinan bambu dan kayu, sehingga mampu untuk mebuat lubang dengan jarak tertentu, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan ketepatan yang tinggi/akurat. Kegiatan pengembangan ini dilakukan dengan cara mendisain 2 macam alat pelubang dengan menggunakan penghantar lurus yang dimaksudkan untuk melubang bahan yang berbentuk lurus dan penghantar lengkung untuk melubang bahan yang berbentuk lingkar/lengkung. Dari hasil uji coba di laboratorium/BBKB maupun dilapangan ternyata alat pelubang dengan penghantar lurus kurang efisien dibandingkan dengan alat yang sudah ada di perajin karena hanya mempunyai kapasitas produksi 8-9 lubang permenit. | Ir Endang Pristiwati | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1994 | alat kerajinan bambu dan kayu |
6254 | Uji Coba Penggunaan Alat Pemanas Buatan BBKB Kode Panggil: BBKB/621.9/-/u/88-89 |
Rotan dan Bambu merupakan bahan baku yang cukup potensial untuk pembuatan barang2 Industri Kerajinan. Untuk mengolahnya dibutuhkan alat yang efektif untuk itu, salah satunya adalah alat pemanas/steam. Dari hasil uji coba ini ternyata bambu juga dapat dibengkokkan dengan sistem buatan BBKB, dari hasil uji coba tsb juga belum terlihat kerusakan, pengelupasan sambungan, pulihnya bengkokan dan beratnya stabil. Selain itu dalam sistim press dinginpun dapat menghasilkan barang yang cukup kuat dan baik, sekalipun memakan waktu yang agak lama. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1989 | alat pemanas rotan/bambu | |
6255 | Penelitian Perekayasaan Pembuatan Prototip Alat Pembelah Rotan Untuk Hijiran Kode Panggil: BBKB/621.9/-/p/88-89 |
Hasil belahan yang diperoleh dari alat pembelah Rotan untuk Hijiran tidat seragam dan pada waktu proses penghalusan banyak terjadi kegagalan terutama dalam ukuran. Dalam penelitian ini spesifikasi lata yang direncanakan yaitu : - Alat pembelah rotan menjadi 2, untuk diameter 0,7-1 cm. - Alat pembelah rotan menjadi 4, diameter 1,2 cm. - Alat dilengkapi alat pengatur rotan yang akan dibelah. Untuk alat pembelah rotan menjadi 2 dudukan pisau dapat diatur naik turun menurut diameter rtan 0,7 cm-1 cm dan mengatur maju mundur. Sedangkan untuk alat pembelah rotan menjadi 4 dapat dilengkapi alat pengatur (pelurus) dalam bentuk lubang tebung dan pengatur dudukan pisau yang dapat diatur menurut diameter rotan sampai diameter 1,2 cm. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1989 | alat kerajinan rotan | |
6256 | Pengembangan Peralatan Dan Permesinan Untuk Industri Rotan Di Indonesia Kode Panggil: BBKB/621.9/-/p |
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1987 | mesin industri rotan | ||
6257 | Uji Coba Penggunaan Alat Rotan (Manual) Kode Panggil: BBKB/621.9/-/u/88-89 |
Dalam penelitian ini dilakukan uji coba terhadap kapasitas alat: 1) Pengirat Rotan 2) Penyama lebar iratan 3) Penghalus iratan. Untuk alat irat, hasil iratan pertama dan kedua pada umumnya baik, sedangkan tarikan ketiga dan keempat hasilnya tidak lurus sehingga perlu perbaikan pada alat ini. Untuk penyama lebar iratan hasil yang didapat cukup baik. Sedangkan penghalus iratan hanya mempunyai kemampuan sampai dengan 0,3 mm. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1989 | Alat Kerajinan Rotan | |
6258 | Penelitian Perekayasaan Pembuatan Prototip Alat-alat Merserisasi dan Penyempurnaan Tekstil Kerajinan (I) Kode Panggil: BBKB/621.9/Dju/p/I/8 |
Industri kecil/kerajinan tekstil masih banyak menggunakan kain kapas putih/kain kapas grey sebagai bahan baku untuk produk2 yang berupa kain berwarna. Dari hasil pengamatan terhadap proses pembuatan produk tsb, ternyata dalam rangkaian flow proses tidak terdapat proses penyempurnaan sehingga produk2 industri kecil/kerajinan tekstil belum siap dipanaskan. Keadaan tsb diatas belum banyak memperoleh perhatian produsen dan kalaupun ada, usaha perbaikan dilakukan dengan cara mengikutkan dipabrik finishing tekstil. Cara ini ternyata banyak kelemahannya, diantaranya banyak waktu yang hilang. Untuk itu perlu dibuat alat penyempurnaan yang sifatnya manual sehingga sesuai untuk proses penyempurnaan produk2 tekstil dari kapas yang terdapat di industri kecil/kerajinan tekstil. | Djumala Machmud, S.Teks. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1988 | alat merserisasi |
6259 | Penelitian Tembaga Untuk Cantig Cap Kode Panggil: BBKB/621.9/Toe/p/74- |
Ir.Ny.T.t Soerjanto | Balai Penelitian Batik & Kerajinan | 1975 | Tembaga untuk Cap batik | |
6260 | Penelitian Tembaga Untuk Cap Batik Kode Panggil: BBKB/621.9/Toe/p/76- |
Ir.Ny.T.t Soerjanto | Balai Penelitian Batik & Kerajinan | 1977 | Tembaga untuk Cap batik |