WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
6301 Pemakaian Zat Warna Indanthreen Pada Pembatikan
Kode Panggil: BBKB/667.2/Sew/p
SK. Sewan Susanto S.Teks Balai Penelitian Batik & Kerajinan 1976 zat warna Indanthreen
6302 Penelitian Pengembangan Zat Warna Untuk Tekstil Kerajinan Di Nusa Tenggara
Kode Panggil: BBKB/667/-/p/92-93/c
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1993 zat warna tekstil
6303 Pengembangan Desain Tekstil Kerajinan Dengan ATBM Dan Desiminasi Hasil Pengembangan
Kode Panggil: BBKB/677.06/Bal/p/20
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 2001 Tekstil Kerajinan
6304 Pengembangan & Peningkatan Mutu Patung / Ukir Dari Kayu 1982/1983
Kode Panggil: BBKB 674 Sut p 82-83
Drs. Sutadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1983 Kerajinan ukir dari kayu
6305 Peningkatan Teknologi Dan Desain Produk Batik Etnis Cirebonan
Kode Panggil: BBKB/75.02/Suh/p/201
Peningkatan teknologi dan desain produk batik etnis cirebonan dilaksanakan dalam upaya terbentuknya pola penanganan pengembangan UKM batik secara efektif sehinggan desain batik cirebon dan indramayu adaptif terhadap perkembangan selera pasar. dalam upaya pengembangan tersebut dilakukan peningkatan kemampuan proses pengembangan produksi melalui diversifikasi desain produk dengan memanfaatkan unsur-unsur seni dan ketrampilan etnis cirebon dan indramayu. selain dari pada itu pengembangan diarahkan pula pada penguasaan teknologi akrab lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam sebagai alternatif pewarnaan batik. Untuk pencapaian tujuan perkembangannya dilakukan kegiatan rancang bangun desain produk untuk mendapatkan formulasi desain serta kelayakan prosesnya dengan 3 alternatif pendekatan yaitu: 1. penggabungan unsur desain motif etnis cirebonan yang meliputi daerah cirebon dan indramayu. 2. perancangan/penyederhanaan desain motif masing-masing daerah cirebon dan indramayu. 3. penciptaaan desain bentuk baru. formulasi desain produk difokuskan pada rancangan busana pria dan wanita dewasa serta produk upholsery (bedcover dan table mate), pewarnaan dengan zw indigosol, zw remason dan zat warna alam (kayu, kulit kayu, biji). Hasil rancangan dipresentasikan/dikonsultasikan kepada pakar batik cirebonan untuk di pabrikasikan, kemudian hasilnya didesiminasikan kepada UKM batik cirebon dan indramayu. dari evaluasi 20 orang peserta desiminasi 70 % menilai konsep pendekatan rancangan layak dan baik untuk dipabrikasikan, 80 % menilai materi desiminasi baik dan sangan menunjang bbagi kemajuan usaha perbatikan. Tien Suhartini Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 2000 batik cirebon
6306 Petunjuk Umum Cara Pembuatan Mainan Dari Perca Kain Batik
Kode Panggil: BBKB/688.72/Toe/p/c.
Ir.Ny.T.T. Soerjanto Balai Penelitian Batik & Kerajinan 1979 kerajinan perca kain batik
6307 Penelitian perkembangan Soga-Soga Batik Tahun 1981/1982
Kode Panggil: BBKB/667.2/Rah/p/81-
R. Raharjo Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1982 soga batik
6308 Identifikasi Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Batik Di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Kode Panggil: BBKB 75.02 Kan i 95-96
Batik DKI yang dirintis tahun 1700-an saat pemerintahan kerajaan mataram, mencapai puncak perkembangannya pada tahun 1950-1960-an, dan tahun 1970 mulai surut. kini hampir semua telah gulung tikar atau pindah karena tergusur proyek-proyek perkembangan alat tata kota. Ada satu dua pengusaha yang masih aktif, akan tetapi yang dikerjakan bukan motif asli jakarta. dengan adanya pengkajian motif DKI yang dengan motif daerah lainnya, diharapkan ara pengusaha dan para desainer akan dapat mengembangkan usahanya. Dari motif-motif yang terkumpul ini dapat dijadikan sebagai inspirasi penciptaan desain baru yang khas jakarta. Kanwil Departemen Perindustrian Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Dan BBKB 1996 batik jakarta
6309 Penelitian Pemanfaatan Limbah Zat Warna Dalam Proses Pencelupan
Kode Panggil: BBKB/628.19/-/p/91-9
Penelitian pemanfaatan limbah zat warna dalam proses pencelupan ini dimaksudkan untuk menentukan banyak zat warna, dalam hal ini zat warna naphtol yang tersisa dalam limbah tersebut. Karena zat warna naphtol mempunyai afinitas kecil, maka yang terserap pada kain sedikit sehingga limbah bekas celupan masih dapat simanfaatkan. Penelitian tersebut mencari naphtol yang tersisa dalam larutan limbah/bekas celupan sehingga naphtol yang terserap kain dapat diketahui. Napthol yang ditambahkan untuk pencelupan selanjutnya sama dengan naphtol yang terserap pada kain. Sistem ini memungkinkan diperoleh warna celupan yang seragam dari kain yang dicelup per potong, dengan pemanfaatan larutan/sisa celup. Pengukuran zat warna yang terserap pada kain dilakukan dengan cara pengendapan larutan sisa celup dengan 3 kali ulangan. Percobaan dilakukan terhadap mori primissima yang sudah siap dibatik dengan motif kawung, wori-wari dan lokoan Yogyakarta. Sedangkan ukuran mori 30 cm x 30 cm, vlot 1:15 dengan penggunaan zat warna naphtol 3 gr/1. Naphtol yang dipakai yaitu naphtol ASG, ASD, dan ASBO, dibangkitkan dengan garam blue B dan Red 3 GL. Penambahan naphtol dan garam kedalam larutan bekas celupan dilakukan sampai 7x dan dapat dipakai untuk mewarnai/mencelup 7 sampel mori ukuran 30 cm x 30 cm. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik 1992 limbah zat warna
6310 Studi Pengembangan Penyediaan Bahan Baku Zat Warna Alam Untuk Industri Batik
Kode Panggil: 667 - s c.1
Institute Teknologi Bandung 1979 warna alam