WhatsApp

Koleksi Buku Perpustakaan BBKB

             




Jumlah Data : 7026

No Judul Abstrak Pengarang Penerbit Tahun Subyek
6791 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan, Penyusunan Program Monitoring Dan Evaluasi
Kode Panggil: BBKB/338.984/Her/l/9
Perencanaan dapat diupamakan sebagai suatu jabatan yang menjadi penghubung antara masa sekarang dengan masa yang mendatang yang hendak dituju. Sekiranya jembatan itu hendak dibangun, berarti kita telah mengetahui dimana kita berada, apa2 yang harus dilakukan dan kemana kita hendak pergi. Dengan demikian suatu perencanaan merupakan tindakan pengambilan keputusan di depan, mengenai apa, bagaimana, bilamana dan siapa yang berkaitan dengan sesuatu kegiatan dalam mencapai tujuannya. Monitoring adalah jenis penilaian pada suatu tahap pelaksanaan proyek yang menyangkut penyesuaian perkembangan/kemajuan pelaksanaan proyek dengan rencananya/tujuannya yang telah ditentukan. Jadi pada hakikatnya monitoring adalah penyesuaian perkembangan pelaksanaan proyek menurut jadwal, tujuan dan rencana yang diharapkan. Evaluasi merupakan suatu proses pengukuran/pengenalan yang berusaha untuk menentukan mengapa kejadian dalam pelaksanaan tingkat keluaran proyek belum/ telah tercapai; ataukah, mengapa ada ketidaksesuaian/ketepatgunaan dalam pencapaian target/jadwal pelaksanaan pada tingkat keluaran yang menyebabkan/menghasilkan dampak/akibat, baik yang bersifat negatip maupun bersifat positip. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, maka dapat dikatakan bahwa dalam penyusunan program telah dihasilkan melalui metode ZOOP dengan harapan bahwa program ini nanti bener2 merupakan kegiatan yang dapat dirasakan oleh para pengrajin. Heri Pramono, SIP Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2000 program
6792 Pengembangan Teknologi Logam Pada Industri Kerajinan Kuningan Dan Tembaga Di Cepogo, Boyolali Jawa Tengah
Kode Panggil: BBKB/671/Suh/p/2003/
Pengembangan teknologi pewarnaan logam pada industri kerajinan kuningan dan tembaga di Cepogo Kab.Boyolali adalah kegiatan pengembangan penerapan/ aplikasi dari hasil kelanjutan penelitian pewarnaan logam tembaga dan kuningan yang dilakukan pada tahun 2002. Warna yang timbul akibat reaksi antara benda kerja dengan bahan kimia yang digunakan dalam suatu formula. Pengaruh perlakuan juga sangat perpengaruh terhadap arah warna yang dihasilkan seperti konsentrasi larutan, waktu, suhu dan kondisi benda kerja (pra-treatment). Dari hasil ujicoba pewarnaan logam bahwa pada umumnya pada konsentrasi sedang dan tinggi penggunaan waktu dan suhu yang sama memberikan hasil yang cukup baik dilihat dari warna yang dihasilkan (ketuaan warna) dan ketahanan warnanya, akan tetapi ada beberapa formula yang menghasilkan warna yang kurang baik dan kurang merata. Ini memungkinkan karena benda kerja kurang bersih saat pengerjaan awal (pra-treatment) dan pelaksanaan pengerjaan yang kurang sempurna seperti penggunaan suhu, waktu dan konsentrasi larutan. Secara keseluruhan hasil pewarnaan dengan mengunakan unsur sulfida hasilnya lebih banyak diminati oleh konsumen, warna-warna yang dihasilkan adalah warna yang berkesan antik dengan warna gelap (hitam,biru tua dan abu-abu). Ir. Dwi Suheryanto Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2003 kerajinan kuningan
6793 Pengembangan Desain Produk Fashion Dari Tekstil Tradisional Dan Desiminasi Hasil Pengembangan
Kode Panggil: BBKB/391/Far/p/2001/
Pengembangan disain produk fashion busana merupakan pengembangan mode busana dalam mengikuti trend mode, yang dalam ini bahan baku yang digunakan adalah tekstil tradisional. Tujuan pengembangan desain tsb selain untuk menampilkan mode terakhir juga meningkatkan mutu, meningkatkan pendayagunaan kekayaan alam, ketrampilan budaya dan khasanah teknologi domestik. Percobaan pengembangan disain produk fashion dari tekstil tradisional yang telah dilaksanakan meliputi perencanaan gamabar kerja dan pembuatan produk busana. Percobaan pembuatan produk busana sebanyak 3 prototip yang terdiri dari pakaian pesta dari kain sutera, pakaian kerja dari kain lurik dan pakaian santai dari kain serat nanas. Percobaan pembuatan produk busana jadi telah mengacu metoda pembuatan busana berkualitas ekspor (Doreme II/Jepang). Untuk pembuatan busana dari kain serat nanas masih perlu dihindarkan aspek bentuk "drapery". Farida Dipl. Teks Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2001 desiminasi
6794 Pengembangan Desain Garmen Sesuai Dengan Permintaan Pasar Dalam Dan Luar Negeri
Kode Panggil: BBKB/687/Rah/p/2003/
Slamet Rahayu,S.Teks Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2003 garmen
6795 Uji Coba Pembuatan Barang Peralatan Rumah Tangga (House Hold) Dari Batik Yang Berselera Pasar
Kode Panggil: BBKB/75.02/Wid/u/200
Batik tradisional merupakan produk andalan yang jangkauannya pasarnya terbatas karena desainnya yang mononton. Namun saat ini penggunaan batik tradisional sudah mulai berkembang tidak terbatas untuk bahan busana saja akan tetapi sudah mulai dimanfaatkan untuk produk-produk house hold. Seperti diketahuai bahwah produk peralatan rumah tangga (house hold|) merupakaan salah satu produk yang sangat diminati oleh masyarakat, antara lain berupa sarung bantal kursi, sarung bantal lantai,taplak meja, alas makan, bed cover dan produk interior lainnya.Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat itu sendiri, yang mana selalu ingin sesuatu yang baru. Fenomena ini akan menjadi peluang untuk mengubah sumber daya budaya tersebut menjadi sumber daya ekonomi.Salah satu cara yang dapat ditempuh ialah melakukan terobosan dengan menciptakan tren dan image tentang produk house hold baik didunia internasional, nasional maupun regional. Untuk menyikapi peluang tersebut diatas maka dapat dilakukan upaya pemanfaatan sumber daya yang ada, antara lain dengan memadukan bahan-bahan tekstil tradisional menjadi produk ekslusif yang disukai oleh konsumen. Upya ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan mengingat sarana pendukungnya tersedia, antara lain bahan baku berasal dari dalam negeri,sumber daya manusia di bidang ini cukup memedai, teknologi yang diterapkan cukup sederhana, sehingga peluang ini layak untuk dimanfaatkan. selain itu berdasarkan uji coba yang telah dilakukan diperoleh data tentang biaya produksi yang tidak terlalu tinggi, sehingga masih mampu bersaing denganproduk lain yang sejenis. Permasalahan yang ada hanya pada pengembangan desain produk yang harus selalu dilakukan untuk menciptakan produk yang up to date. Endang Wisnu Widayati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2003 batik
6796 Uji Coba Pasar Produk Kerajinan Dan Batik
Kode Panggil: BBKB/061.4/Ruf/u/200
Diharapkan hasil kegiatan ini dapat menjadi tolok ukur kemampuan SDM BBKB untuk menghasilkan produk2 litbang yang laku di pasar. Disamping itu, juga diharapkan bermanfaat dan menambah wawasan maupun pengetahuan dan kemampuan bagi UKM untuk mengembangkan produknya menjadi produk yang spesifik. Dari hasil uji coba pasar ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebagian produk hasil litbang BBKB mampu memenuhi selera pasar, diantaranya produk obi hasil kaloborasi antara perajin obi negara Jepang dengan desain batik Indonesia, produk kerajinan kertas seni, produk asesori wanita dari kulit jomok, produk kerajinan anyaman, produk kerajinan laminasi bambu, produk kerajinan laminasi bambu, produk kerajinan wave, sashiko dan sbginya. Beberapa produk masih belum memenuhi permintaan pasar. Sedang hasil litbang unggulan balum bisa mancapai final. Dra. Evi Yuliati Rufaida Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2004 pasar kerajinan dan batik
6797 Penelitian Arah Warna Pada Pewarnaan Produk Kerajinan Logam Non Ferrous
Kode Panggil: BBKB/669.7/Suh/p/200
Kebersihan benda kerja mutlak diperlukan untuk memperoleh hasil produk yang optimal, baik penghilangan kotoran mengandung lemak maupun karat/oksidasi. Untuk pewarnaan logam tembaga, kuningan maupun perak arah warna akan dapat diperoleh seiring dengan penggunaan komposisi bahan pewarna yang digunakan, sedangkan untuk ketuaan/kerataan warna tergantung kepada penggunaan konsentrasi dak waktu pengerjaan. Pewarnaan logam alumunium harus melalui tahap proses anodisasi agar pelakatan zat warna terhadap benda lebih sempurna/optomal (karena lapisan bersifat anodis/berpori). Proses akhir dari pewarnaan logam benda kerja dilakukan proses penutupan dengan menggunakan lapisan penutup/coating transparan (larutan organik). Ir. Dwi Suheryanto Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2002 kerajinan logam
6798 Pengembangan Gondorukem Sebagai Pengganti Lak/Malam Pada Industri Kecil Pembatikan
Kode Panggil: BBKB/665.3/Kun/p/95-
Telah dicoba memanfaatkan gondorukem sebagai komponen utama dalam formulasi yang dapat memperkuat ketahanan zat peka cahaya terhadap pengaruh mekanik dan kimia dalam proses pencapan kasa, yang menggantikan fungsi lak merah. Gondorukem dilarutkan dalam pelarut2 organik selektif seperti: terpentin, tiner, super tiner, verdiner, toluen, minyak tanah dan spiritus sampai kekentalan tertentu kemudian diberi penstabilisator yang pencampurannya melalui sistem emulsi, dimana jenis emulsifier yang digunakan juga dibuat variatif. Kecepatan pengadukan dan waktu pembentukan emulsi dianggap konstan (+ 5000 rpm, selama 5 menit). Untuk menentukan tingkat ketahanan yang optimal, hasil formulasi setelah dioleskan diatas lapisan peka cahaya pada kasa cap dan dalam keadaan kering diuji ketahannya terhadap gosokkan (mekanik) dan pasta zat warna (kimia). Hasil pengujian dibandingkan dengan ketahanan zat penguat lain yang biasa dipakai seperti : lak merah, renyulux dan kopal vernis. Ir. Kun Lestari WF Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 1996 Gondorukem
6799 Pengkajian Aspek Kelembagaan Pengembangan IKM Batik Di Sragen, Karanganyar Dan Sukoharjo
Kode Panggil: BBKB/75.02/Far/p/199
Farida Dipl. Teks Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 1999 batik sragen
6800 Penelitian Penerapan ZWA Dan Kombinasinya Pada Produk Batik Dan Tekstil Kerajinan
Kode Panggil: BBKB/667.2/Has/p/200
Zat warna alam dalam aplikasinya digolongkan menjadi 4 yaitu : mordan, bejana (indigo), direk,asam/basa. Sebagian besar zat warna alam adalah golongan mordan, terdapat dalam tanaman. Zat warna alam mempunyai sifat : warnanya timbul setelah dibangkitkan. Pencelupan zat warna alam dilakukan dengan urutan : pemordanan, pencelupan, fixasi dan pencucian. Pemordanan dimaksudkan agar zat warna alam lebih mudah terserap ke dalam serat (pada saat pencelupan),fixasi selain membangkitakan warna juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan luntur warna. Dari hasil uji pada kain yang dicelup dengan zat warna alam, baik celupan panas maupun dingin, dapat diketahui bahwa nilai (indigo) memiliki daya tahan luntur warna baik sedangkan mordan: kurang, sedang sampai dengan cukup. Untuk memperbaiki warna zat warna mordan yang tahan luntur warnanya kurang, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Ir.M Hasanudin Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik 2001 Zat warna alam