Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
991 | Kunjungan Wisata Teknologi Balai Besar Kerajinan Dan Batik Kode Panggil: BBKB 658.82 Mas k 2016 |
Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang), kerjasama, standardidasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, pengembangan kompetensi industri dan beberapa pelayanan jasa teknis di bidang kerajinan dan batik. Hasil litbang dan jasa layanan tersebut perlu di sosialisasikan kepada masyarakat terutama yang bergerak di bidang kerajinan dan batik. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengenalkan BBKB kepada masyarakat, memberikan pelayanan prima kepada para pengunjung, menyebarluaskan informasi profil, jasa layanan, dan hasil litbang BBKB, meningkatan jaringan kerja sama serta meningkatkan pendapatan Jasa Pelayanan Teknis BBKB. Kegiatan ini terdiri dari dua sub kegiatan, yaitu penyiapan materi wisata teknologi berupa buku profil, brosur layanan, brosur hasil litbang dan powerpoint presentasi profil BBKB serta pelaksanaan penerimaan kunjungan wisata teknologi. Hasil dari kegiatan ini yaitu satu paket materi kunjungan wisata teknologi dan 867 pengunjung BBKB. Kata Kunci : Kunjungan, Wisata, Tekonologi, Litbang, Layanan | Masiswo,S.Sn M.Sn | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | Kunjungan Wisata Teknologi |
992 | Optimalisasi Pelayanan Informasi Dan Dokumentasi Balai Besar Kerajinan Dan Batik Kode Panggil: BBKB 681.14 War o 2016 |
Lahirnya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 merupakan moment yang bersejarah bagi masyarakat dalam memperoleh kemudahan informasi. Di dalam Undang-Undang tersebut mengamanatkan bahwa setiap lembaga/institusi wajib memberikan pelayanan publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional perlu penyediaan bahan penunjang berupa sarana dan prasarana, anarta lain: Ruangan layanan; peralatan; daftar informasi publik; Leaflet/brosur; baner tata cara permohonan informasi dan aplikasi/fitur guna mendukung pelayanan informasi publik. Selain itu dalam memperkuat pelayanan dibentuk petugas PPID untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan informasi dan dokumentasi Balai Besar Kerajinan dan Batik. Adapun Metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan ini adalah melaksanakan studi literatur dan survey lapngan ke institusi/lembaga yang terkait dengan pelayanan informasi publik; Penyusunan daftar informasi Publik; Pembuatan aplikasi/fitur; implementasi. Disamping itu aplikasi/fiktur yang dibangun akan terus dikembangkan untuk mempercepat layanan informasi publik dengan mengintegrasikan kedalam website BBKB, Sehingga akan memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi. Dari kegiatan ini di peroleh Daftar Informasi Publik (DIP) BBKB 2016 dan 1 (satu) buah aplikasi/fitur, leaflet dan brosur serta banner sebagai sarana mendukung layanan informasi publik BBKB. Kata Kunci: Optimalisasi, pelayanan,Dokumentasi, Fitur | wardi | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | pelayanan publik |
993 | Penyusunan Rencana Teknis 2017 Kode Panggil: BBKB 338.984 Isk p 2016 |
Penyusunan Rencana Teknis 2017 merupakan serangkaian aktifitas perencanaan, pembahasan, penelaahan dan revisi usulan kegiatan baik dari segi substansi Kerajinan dan Batik (BBKB) dalam periode tahun anggaran 2017. Penyusunan usulan kegiatan dilakukan dengan berdasarkan rencana strategis dan roadmap litbang yang sudah di susun. Metode yang digunakan dalam penyusunan kegiatan rencana teknis 2017 ini adalah dengan mengumpulkan usulan kegiatan dalam bentuk dokumen TOR,RAB dan satuan 3B. Usulan kegiatan tersebut kemudian dibahas dan telaah bebrapa kali didalam internal BBKB untuk menentukan usulan kegiatan mana yang akan dilaksanakan. Setelah usulan kegiatan telah disepakati kemudian dituangkan ke dalam aplikasi RKAKL 2017. Setelah dokumen RKAKL 2017 disusun kemudian dilakukan pembahasan dan penelaahan dokumen RKAKL 2017 bersama dengan Biro Perencanaan Kementerin, BPPI, Bappenas dan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan. Pembahasan dan penelaahan dokumen RKAKL 2017 ini dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pembahasan dan penelaahan RKAKL Pagu Indikatif 2017, Pembahasan dan Penelaahan RKAKL pagu sementara 2017 dan pembahasan dan penelaahan RKAKL pagu definitif 2017. Dari Serangkaian Kegiatan Perencanaan, pembahasan, dan penelaahan usulan kegiatan 2017 dalam bentuk dokumen TOR,RAB, satuan 3B dan RKAKL dan telah disetujui maka dihasilkan dokumen DIPA dan POK BBKB tahun anggaran 2017. Dokumen DIPA dan POK 2017 inilah yang akan dijadikan dasar yang sah dalam melaksanakan rencana kerja BBKB tahun anggaran 2017. Pada tahun 2017 ada 3 kegiatan litbang, penerapan litbang, litbang unggulan, 3 perekayasaan, layanan teknis, pengembangan kelembangaan dan operasional dan pemeliharaan perkantoran serta peralatan dan fasilitas yang sudah ditetapkan dalam DIPA 2017. Kata Kunci: Perencanaan, RKAKL, DIPA, POK | Yudha Iskandar,ST | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | Rencana teknis BBKB 2017 |
994 | Peningkatan Dan Optimalisasi Pengelolaan Lembaga(laboratorium Uji/Kalibrasi) Kode Panggil: BBKB 061.62 Pra p 2016 |
Peningkatan dan Optimalisasi Pengelolaan Lembaga ( Laboratorium Uji/Kalibrasi ) Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 di Balai Besar Kerajinan dan Batik. Program ini dilaksanakan tiap tahunnya sebagai upaya penguatan struktur Balai Besar Kerajinan dan Batik dan Peningkatan secara berkelanjutan agar LPK yang telah terbentuk tetap eksis dan konsisten terhadap persyaratan yang diacu. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengembangan LPK ini meliputi persiapan, identifikasi dokumen, peningkatan SDM, Konsultasi, Pengadaan bahan dan peralatan Laboratorium, Kalibrasi ulang, audit internal LUK IKB, Survailen dan penambahan ruang lingklup lab uji da kalibrasi , Kaji ulang menejemen, tindakan perbaikan atas pelaksanaan survailen dan penambahan ruang lingkup, dan pelaporan. Laboratorium Pengujian melakukan penambahan ruang lingkup yaitu uji Tongkat estapet (IKU 55); Catur(IKU 49); Bola kasti (SNI 12-1283-1996); Pemukul kasti (SNI 12-0452-1996); Uji siram (SNI ISO 4920:2010); Batik tulis (SNI 8302:2016); Batik cap (SNI 8303:2016); Batik kombinasi (SNI 8304:2016); dan mainan anak (SNI ISO 8124-4:2010 bagian 6.5 dan 6.7). Sedangkan untuk Laboratorium Kalibrasi dilakukan survailen untuk ruang lingkup yang sudah terakreditasi dan penambahan ruang ligkup thermometer digital. Pengadaan sarana dan prasarana juga untuk mendukung kinerja laboratorium pengujian dan kalibrasi dalam peningkatan pelayanan terhadap pelanggan. Pelatihan internal dan eksternal dibidang teknis maupun manajemen dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang ada di LPK sebagai daya dukung terciptanya lembaga yang kompeten. Kata Kunci: LPK, Survailen, Lab, | Pratiwi,SE | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | Laboratorium kalibrasi |
995 | Lembaga Sertifikasi Kode Panggil: BBKB 061.1 Has l 2016 |
Untuk melindungi produk dalam negeri dan membatasi masuknya produk luar negeri maka penerapan Standard seperti Standard Nasional Indonesia (SNI) mutlak diperlukan, demikian juga dengan produk batik harus dilindungi keasliannya dan benar–benar dibuat di Indonesia dengan Batikmark. Oleh karena itu Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) selaku instansi teknis yang memberikan bimbingan kepada IKM membantu memberikan SNI melalui Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) TOEGOE yang telah diakreditasi oleh KAN serta memberikan sertifikasi Batikmark untuk produk batik. Kegiatan lembaga sertifikasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing industri kerajinan dan batik dalam menghadapi pasar global dan meningkatkan pelayanan BBKB kepada IKM Kerajinan dan Batik. LSPro Toegoe pada tahun 2016 ini telah memberikan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) kepada 35 industri yang terbagi menjadi 2 jenis sertifikasi yaitu 8 industri disertifikasi dengan skema 3 dan 27 industri disertifikasi dengan skema 1b. Industri yang menggunakan skema 1b adalah indutri mainan anak dan pakaian bayi yang SNI nya merupakan SNI wajib. Sementara untuk batikmark, seksi sertifikasi telah mengeluarkan 46 sertifikat batikmark untuk industri batik yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk sertifikasi industri alat olahraga dan emas mengajukan sertifikasi dengan biaya sendiri dan atas fasilitasi yang diberikan oleh Badan Standarisasi Nasional, demikian juga untuk industri mainan anak dan pakaian bayi sebagian besar dengan biaya sendiri dan hanya sedikit yang dibantu oleh Dinas Perindustrian sebagai instansi pembina. Tetapi untuk batikmark semua IKM yang mengajukan dibantu oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat dan Universitas. Dalam monitoring yang dilakukan pada saat ada pameran hampir semua IKM Batik tidak mencantumkan label batikmark di produknya. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa industri alat olahraga dan emas yang telah memperoleh SPPT SNI konsisten menerapakan sistem manajemen mutunya sehingga produk yang dihasilkan juga memenuhi syarat dalam SNI yang diacu. Sedang untuk industri mainan anak dan pakaian bayi karena SNI nya diberlakukan secara wajib maka mau tidak mau industri harus mandiri melakukan sertifikasi. Untuk Batikmark perlu dikaji ulang karena banyak industri yang kurang tertarik untuk menerapkannya. | Ir. Lies Susilaning Sri Hastuti,MM | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | lembaga sertifikasi |
996 | Peningkatan Dan Optimalisasi Lembaga Sertifikasi Kode Panggil: BBKB 061.1 Has p 2016 |
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki wilayah teritorial yang luas. Kondisi tersebut pada dasarnya menjadikan Indonesia memiliki peluang untuk menjadi basis produksi bagi komoditi global, dan sebaliknya juga menjadi potensi pasar bagi komoditi negara-negara lain. Oleh karena itu di era globalisasi, Indonesia harus mampu melindungi masyarakat, lingkungan hidup, pasar domestik, dan sekaligus memanfaatkan potensi jumlah penduduk serta luas wilayahnya untuk membangun basis produksi komoditi yang dapat mendominasi pasar regional maupun global. Ujian pertama bagi Indonesia dalam menghadapi regionalisasi ekonomi ASEAN adalah dimulainya implementasi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Untuk melindungi produk dalam negeri dan membatasi masuknya produk luar negeri, maka instrumen non tariff barrier seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) mutlak diperlukan. Dengan penerapan SNI maka hanya produk-produk yang sesuai standarlah yang bisa masuk dan beredar di Indonesia. Industri di Indonesia sebagian besar merupakan industri kecil menengah (IKM). IKM memberi kontribusi 60% PDB dan menampung sekitar 97% tenaga kerja. Permasalahan utama yang dihadapi oleh industri khususnya industri kecil dan menengah adalah belum siapnya mereka menerapkan sistem manajemen mutu dan tingkat kesadaran mereka untuk menerapkan SNI pada produk yang mereka hasilkan masih sangat rendah. Salah satu tupoksi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta adalah memberikan sertifikasi SNI melalui lembaga sertifikasinya yaitu Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) TOEGOE yang telah diakreditasi oleh KAN. Klien LSPro sebagian besar merupakan IKM yang masih harus dibimbing dalam menerapkan SNI, sehingga LSPro bersama dengan dinas-dinas di daerah saling bekerjasama dalam memasyarakatkan SNI di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka BBKB harus selalu menjaga pengelolaan lembaganya agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan melalui salah kegiatan BBKB yang didanai oleh DIPA Tahun Anggaran 2015. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi beberapa tahap yaitu persiapan,pembelian bahan dan peralatan, surveilen dan penambahan ruang lingkup Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Toegoe, tindakan perbaikan, perjalanan dinas, evaluasi dan penyusunan laporan. Persiapan adalah menyiapkan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan surveilen dan penambahan ruang lingkup serta konsistensi pelayanan kepada masyarakat. Selain itu juga mencari tempat untuk witness yaitu perusahaan yang sesuai dengan produk yang masuk ruang lingkup akreditasi, melakukan audit internal untuk melihat sampai sejauh mana penerapan sistem manajemen mutu sesuai dengan SNI/ISO 17065:2012 diterapkan, melakukan Rapat Tinjauan Manajemen untuk mengevaluasi penerapan sistem manajemen di LSPro dan juga membicarakan semua permasalahan yang ada untuk dicarikan jalan keluar agar LSPro dapat memberikan pelayanan yang bagus. Dan terakhir menyiapkan dokumen untuk pengajuan perluasan ruang lingkup. Kemudian, dilakukan surveilen oleh KAN dan hasil dari surveilen tersebut dilakukan perbaikan dan sekaligus akreditasi penambahan ruang lingkup. Untuk menunjang kegiatan tersebut dilakukan perjalanan dinas untuk pelatihan, konsultasi untuk mengetahui sampai dimana kemajuan dan kekurangan LSPro Toegoe dibanding dengan lembaga sertifikasi yang lain. Langkah terakhir adalah menyusun laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta yang telah memberikan pembinaan kepada LSPro Toegoe melalui anggaran DIPA Tahun 2015. Dari kegiatan tersebut telah diperoleh hasil sebagai berikut : • Witness sudah dilaksanakan di 2 (dua) perusahaan di Semarang yaitu Perusahaan Mainan Anak dan Pakaian Bayi yang diawasi oleh Asesor dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). • Surveilen dan penambahan ruang lingkup sudah dilaksanakan dengan lancar. Untuk surveilen diperoleh 15 Lembar Ketidaksesuaian (LKS) yang terdiri dari 4 LKS kategori mayor yang harus diselesaikan selama 1 bulan dan 11 LKS kategori minor yang harus diselesaikan selama 2 bulan. Semua LKS sudah dilakukan perbaikan. • Juga telah dilakukan pengajuan penambahan ruang lingkup akreditasi untuk produk :Handuk, Bola Futsal, Jaring Sepak Takraw, Jaring Bola Volley, Jaring Bulu Tangkis, Jaring Tenis Meja, Jaring Fulsal dan Peluru Tolak Peluru. • Sudah dilakukan Audit Internal dengan hasil 18 LKS yang semuanya kategori minor • Sudah dilakukan Rapat Tinjauan Manajemen yang membicarakan masalah keluhan klien tentang biaya sertifikasi yang mahal dan waktu sertifikasi yang lama. Dilakukan penyesuaian prosedur sertifikasi dengan SOP BBKB yang telah menerapkan SNI ISO 9001:2008 yang pelayanan awalnya harus melalui pelayanan satu pintu. Kesimpulan dari kegiatan tersebut di atas bahwa LSPro Toegoe dapat mempertahankan pelayanan sertifikasi kepada masyarakat yang membutuhkan bahkan justru meningkatkan kemampuan pelayanannya dengan penambah atau memperluas ruang lingkup akreditasinya. Kata Kunci : LSPro, Surveilen, Audit Internal, Tinjauan Manajemen, Penambahan Ruang Lingkup. | Ir. Lies Susilaning Sri Hastuti,MM | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | lembaga sertifikasi |
997 | Identifikasi Desain Batik Motif Khas Papua Kode Panggil: BBKB 75.02 Sal i 2016 |
Batik merupakan kain bermotif hias yang dihasilkan dengan proses pencantingan lilin (malam) panas pada kain sebagai perintang zat warna. Batik dewasa ini telah berkembang menjadi industri kreatif yang memproduksi kain bermotif indah untuk bahan sandang dan interior. Sejak batik dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO tahun 2009, pembinaan dan pengembangan industri batik di berbagai daerah semakin gencar dilakukan. Namun, pengembangan tersebut masih berfokus pada masalah teknis pelekatan lilin dan pewarnaan. Aspek pengembangan desain motif khas daerah belum menjadi perhatian penting, padahal pengembangan desain motif khas daerah akan menghasilkan batik kreasi baru yang unik dan khas. Motif batik khas daerah akan memberi unsur kenangan kultural sehingga mampu meningkatkan nilai jual, tidak sekedar selembar kain biasa tetapi sebagai produk kain yang bernilai seni. Kegiatan litbang dengan judul: “Identifikasi Desain Batik Motif Khas Papua” ini merupakan serangkaian kegiatan identifikasi desain motif batik yang telah dilakukan pada daerah-daerah lain. Keunikan alam dan budaya khas Papua menarik untuk dieksplorasi sebagai ide penciptaan motif batik khas Papua. Tujuan kegiatan ini dilakukan adalah untuk: (1) Menambah ragam motif batik yang berasal dari ornamen etnis daerah Papua, serta (2) Melestarikan dan meningkatkan rasa cinta terhadap batik sebagai warisan budaya leluhur melalui inspirasi ornamen etnis daerah Papua. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain motif, diskusi dan masukan dari para ahli tentang kelayakan dan kepatutan desain motif khas Papua, pembuatan pola motif untuk proses batik tulis serta pembuatan canting cap untuk proses batik cap, dan perwujudan menjadi kain batik. Data tentang alam dan budaya daerah Papua diperoleh dari studi pustaka, observasi, wawancara, serta perekaman tertulis dan visual. Berdasarkan data yang ada, kemudian dianalisis untuk memperoleh inspirasi penciptaan motif batik khas Papua. Setelah mendapatkan ide kemudian dilakukan pembuatan sketsa-sketsa motif batik. Dari sketsa-sketsa yang dihasilkan, kemudian dipilih yang terbaik untuk diproses atau diwujudkan menjadi desain motif batik. Proses selanjutnya adalah membuat prototype dengan proses pembatikan pada bahan kain. Kain yang digunakan adalah kain katun halus. Pelekatan malam dengan teknik batik tulis dan teknik batik cap. Pewarnaannya dengan zat warna alam (ZWA). Penciptaan desain batik ini menghasilkan 10 potong kain batik motif baru, 3 buah alat canting cap, dan 1 potong kain batik sample piece. Sample piece berisi 10 gambar motif batik baru yang dihasilkan dari litbang ini.. Adapun produk batiknya berupa batik tulis dan batik cap yaitu: (1) Batik tulis “Motif Matoa”, (2) Batik tulis “Motif Pinang”, (3) Batik tulis “Motif Honai”, (4) Batik tulis “Motif Patung Mbis”, (5) Batik tulis “Motif Bahana Tifa”, (6) Batik tulis “Motif Kulit Kombouw”, (7) Batik tulis “Motif Tambal Papua”, (8) Batik cap “Motif Pulau Papua”, (9) Batik cap “ Motif Ukir Papua”, dan (10) Batik cap “Motif Noken Papua”. Sedangkan alat canting cap yang dihasilkan adalah: (1) Canting cap “Motif Pulau Papua”, (2) Canting cap “Motif Ukir Papua”, dan (3) Canting cap “Motif Noken Papua”. Kata Kunci: identifikasi, desain batik khas daerah, batik khas Papua. | Irfa'ina Rohana Salma,S.ST,M.Sn | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | Batik khas papua |
998 | Temu Pelanggan Balai Besar Kerajinan Dan Batik Tahun Anggaran 2016 Kode Panggil: BBKB 351.758 Mas t 2016 |
Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang), kerjasama, standardidasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, pengembangan kompetensi industri dan beberapa pelayanan jasa teknis di bidang kerajinan dan batik. Hasil litbang dan jasa layanan tersebut perlu di sosialisasikan kepada masyarakat terutama yang bergerak di bidang kerajinan dan batik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjembatani aspirasi yang ingin disampaikan langsung oleh masyarakat kepada pihak BBKB. Memberikan apresiasi bagi pelanggan loyal dan mendekatkan hubungan BBKB dengan pelanggan untuk sama-sama mencari solusi terbaik guna meningkatkan pelayanan BBKB ke depan. Serta mengukur tingkat pelayanan publik BBKB. Kegiatan ini dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu penyiapan materi berupa penyusunan standar pelayanan publik BBKB, pengumpulan informasi pelayanan jasa teknis tahun 2016 dan pembuatan kuesioner kepuasan masyarakat serta menyelenggarakan kegiatan temu pelanggan dalam bentuk diskusi panel. Hasil dari kegiatan ini yaitu terselenggara satu kali kegiatan Temu Pelanggan di Yogyakarta. Kata Kunci : Temu Pelanggan, Layanan Jasa Teknis | Masiswo,S.Sn M.Sn | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | Temu pelanggan BBKB |
999 | Penelitian Zat Warna Alam Berbahan Baku Lokal Papua Dan Palu Untuk Produk Batik Kode Panggil: BBKB 667.27 Far p 2016 |
Telah dilakukan penelitian Zat Warna Alam (ZWA) berbahan baku lokal Indonesia timur (Papua dan Palu) untuk produk batik. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan sumber bahan baku dan teknologi ekstraksi ZWA dari Papua dan Palu yang berpotensi sebagai pewarna alami untuk batik dalam rangka meningkatkan daya saing produk fashion Indonesia. Sumber ZWA yang digunakan yaitu; kulit kayu angsana (Pterocarpus indicus), kulit kayu kudo (Lannea coromandelica), kayu matoa (Pometia pinnata) dan kulit akar mengkudu (Morinda citrifolia). Ekstraksi ZWA dilakukan dengan pelarut air pada suhu 75°C dan 100°C. Ekstrak ZWA diaplikasikan pada kain batik sutera dan katun pada suasana asam dan basa. Mordan yang digunakan adalah tawas dan jirek serta fiksator yang digunakan tawas dan tunjung. Hasil penelitian menunjukkan mordan alam dari jirak dapat menggantikan mordan kimia tawas;angsana (Pterocarpus indicus), kudo (Lannea coromandelica), matoa (Pometia pinnata) dan mengkudu (Morinda citrifolia) dapat digunakan sebagai sumber zat warna alam untuk batik; keempat ZWA memberikan nilai tahan luntur terhadap cucian yang baik serta masing-masing memiliki arah warna yang berbeda dalam mewarnai kain batik. Kata Kunci : ekstraksi, zat warna alam, angsana (Pterocarpus indicus), kudo (Lannea coromandelica), matoa (Pometia pinnata), mengkudu (Morinda citrifolia). | Farida,Dipl.Teks,M.Sc | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | zat warna alam |
1000 | Penelitian Dan Pengembangan Bagi Mahasiswa Kode Panggil: BBKB 001.891.55 Car p 2016 |
Setiap kegiatan membutuhkan suatu bukti pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban meliputi pertanggungjawaban keuangan maupun dokumentasi laporan. Terbitnya laporan kegiatan ini menjadi tanda dari berakhirnya atau selesainya semua tahapan dalam kegiatan. Tujuan dari pembuatan laporan adalalah sebagai bukti pertanggungjawaban dari suatu kegiatan dan menjadi alat dokumentasi semua tahapan kegiatan yang sudah dijalankan untuk mencapai tujuan dari kegiatan tersebut. Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah dengan mengumpulkan semua catatan setiap tahapana kegiatan yang sudah dilaksanakan. Catatan tersebut kemudian dianalisa dan dipaparkan dengan jelas dalam laporan. Laporan juga dilengkapi dengan bukti yang dapat memperjelas penyampaian hasil kegiatan. Dari hasil kegiatan pembuatan laporan diperoleh suatu dokumen laporan yang berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan, keluaran, tahapan pelaksanaan. Pada bab berikutnya disampaikan dasar teori yang diikuti oleh pelaksanaan kegiatan, pembahasan dan kesimpulan serta saran. Laporan dilengkapi juga dengan daftar pustaka dan lampiran. | Ir.Ivone De Carlo,M.Si | Balai Besar Kerajinan Dan Batik | 2016 | Litbang Mahasiswa |