Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta melakukan kunjungan ke Kabupaten Banyumas,Jawa Tengah dalam rangka penjajagan kerjasama industri kerajinan dan batik. Dalam kunjungan tersebut rombongan dipimpin langsung Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Ibu Zulmalizar di dampingi Kabid. SARISTAND Endang Pristiwati, Kabid. PJT A.Wisnu Pamungkas, Kabid.PKAT Sujanarto, Kabag. TU Erikson Tampubolon dan Kasie Kerjasama Ivone De Carlo. Dalam sambutannya Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta Dra Zulmalizar, MM mengatakan, kunjungannya ke Kabupaten Banyumas merupakan kunjungan balasan sekaligus ingin melihat langsung perkembangan batik Banyumas untuk kemudian saling berbagi untuk bersama-sama menumbuhkembangkan pengrajin batik di Kabupaten Banyumas. BBKB Yogyakarta siap untuk memberikan bimbingan dan pendampingan apabila diinginkan oleh Kabupaten Banyumas tetapi harus dibuatkan kerjasama terlebih dahulu untuk memudahkan dalam pelaksanannya maupun dalam penanganan permasalahan. Selain itu ibu Zulmalizar menambahkan, dirinya sangat mengapresiasi atas usaha yang dilaksanakan oleh Pemkab Banyumas dalam menumbuhkembangkan batik di Banyumas, dimana seluruh pegawai negeri di Banyumas telah menggunakan batik selama 4 hari dalam satu minggu.
Dalam sambutannya Bupati Banyumas yang diwakili oleh Asekbang dan Kesra Ir. Didi Rudwiyanto, SH.M.Si menyampaikan, bahwa Kabupaten Banyumas mempunyai potensi industri / IKM kerajinan yang cukup banyak dan beragam, antara lain: kerajinan batik (tulis, cap dan kombinasi), kerajinan alas kaki dari ban bekas (bandol-ban bodol), kerajinan bordir, kerajinan logam, kerajinan payung kertas, kerajinan tas, sepatu dan jaket kulit, kerajinan bambu, kerajinan tempurung, kerajinan keramik, dll,. Industri tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas sampai dengan tahun 2013 tercatat ada 850 IKM kerajinan atau sekitar 2 % dari jumlah total unit usaha ikm sebanyak 42.773 unit usaha di Kabupaten Banyumas.
Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Besar kerajinan dan Batik Yogyakarta mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dalam mengembangkan industri kerajinan dan batik di wilayah Kabupaten Banyumas . Adapun kendala yang dihadapi Usaha IKM di Banyumas masih dihadapkan pada beberapa kendala, seperti kenaikan harga bahan baku / penolong yang cukup tinggi, lambatnya regenerasi perajin khususnya untuk usaha batik, kerajinan bambu dan keramik gerabah, masuknya produk-produk dari luar negeri khususnya dari China ke pasaran domestik dengan harga yang jauh lebih murah, keterbatasan sarana dan prasarana produksi, keterbatasan permodalan, dan kemampuan manajemen usaha yang masih kurang. Pemkab Banyumas dalam mengembangkan IKM maupun batik telah melakukan berbagai program diataranya melakukan pelatihan tenik produksi,motif desain dan perwarnaan batik, magang, sosialisasi SNI, Batuan pinjaman permodalan, Pembuatan blooket, kampanye cinta batik dan night batik carnival.
Bekenaan dengan keinginan pengrajin batik Banyumas untuk meningkatkan teknik perwarnaan, ketahanan warna dan peningkatan kwalitas batik, Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta pada prinsipnya siap untuk membantu memberikan pelatihan terkait dengan teknik perwarnaan, ketahanan warna dan upaya untuk peningkatan kwalitas batik.
Dalam kesempatan dialog dengan para pengrajin batik di Banyumas yang diantaranya menayakan tentang keinginan untuk diadakan pelatihan perwarnaan, penenunan dan upaya penanganan peniruan batik yang dapat menurunkan citra batik Banyumas, ibu Zulmalizar mengatakan, "prinsipnya Balai Besar Pengrajin batik siap untuk melakukan pendampingan dan pelatihan, setelah diadakan kerjasama antara Pemkab dengan BBKB untuk penanganan peniruan yang berdampak pada citra batik Banyumas supaya dibuatkan labelisasi" jelasnya. Kunjungan BBKB dilanjutkan dengan kunjungan ke Pengrajin batik Sokaraja dan Banyumas untuk melihat langsung kondisi pengrajin batik. Dari hasil kunjungan ke perajin batik, diperoleh beberapa permasalahan, antara lain belum di kenalnya cara pengolahan limbah batik, dan dikeluhkan perajin tenun tentang hasil yang tidak seperti diharapkan (kain hasil tenunan bila ditarik mudah longgar/mulur)