Pada hari Rabu, 27 Maret 2013 pukul 09.00 WIB telah dilaksanakan pembukaan Diseminasi Hasil BBKB di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Pusat Pengkajian Teknologi dan HKI yang di dahului dengan laporan ketua panitia penyelenggara dan sambutan Ka .BBKB. Dalam laporannya ketua panitia penyelenggara Aan Edy Antana mengatakan bahwa kegiatan

Diseminasi diikuti sebanyak 35 peserta terdiri dari perajin kerajinan dan batik, Asosiasi, Dewan Riset Yogyakarta, Perguruan Tinggi, Dinas Perindagkoptam Propinsi/Kabupaten/kota D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Adapun hasil Litbang BBKB tahun 2012 yang didesiminasikan sebanyak 12 judul kegiatan, meliputi : 1). Penelitian Komposisi Lilin Batik untuk Produksi Batik Warna; 2).Pengembangan Pemanfaatan Tanaman untuk Bahan baku Zat Warna Alam Siap Pakai; 3).Pengembangan Bahan dan Proses Pengawetan Bambu dan SANT Menggunakan Bahan Alami; 4).Pengaruh Perbedaan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur  Warna ZWA Pada Tenunan Serat Kudzu (Pueraria spp.) dan Doyo (curculigo latifolio); 5). Identifikasi Desain dan Mutu Produk Industri Kecil Menengah Batik; 6). Identifikasi Desain dan Mutu IKM Kerajinan; 7). Pengembangan Desain Motif Ragam Hias Batik; 8). Pengembangan Desain Perhiasan; 9). Pengembangan Desain Produk Kerajinan dengan Kombinasi Material; 10). Rekayasa Prototipe  Mesin Irat Bambu untuk Anyaman; 1). Rekayasa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) untuk Anyaman   Serat Alam Non Tekstil (SANT); dan 12). Perancangan SNI Cara Uji Ketahanan Luntur Warna Batik.

 

Dalam sambutannya Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Dra. Zulmalizar, MM menyampaikan bahwa IKM Kerajinan termasuk dalam sektor industri kreatif yang memberikan kontribusi cukup besar pada keseluruhan ekspor industri kreatif yaitu sekitar US$1,7 Milyar pada tahun 2010, terbesar kedua setelah subsektor industri fashion, US$4 Milyar.Disamping itu industri batik juga  satu komponen industri kreatif di tanah air memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan berkontribusi positif pada penciptaan lapangan perkerjaan. Hingga tahun 2012 jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri batik sebesar 100.000 tenaga kerja dengan jumlah unit usaha sebanyak 50.000 unit dan prosentase pertumbuhan sebesar 7% pada tahun 2011. Selain itu produk batik juga memberikan kontribusi pada nilai ekspor komoditi tekstil. Data tahun 2011 menunjukkan bahwa nilai eskpor  produk-produk batik naik sekitar 13% atau sebesar US$ 761 juta. Untuk itudalam penyelenggaraan kegiatan diseminasi tersebut diharapkan IKM kerajinan dan Batik dapat memperoleh manfaat dan mengaplikasikan hasil litbang secara nyata untuk mengembangkan industri mereka. Di sisi lain, Balai Besar Kerajinan dan Batik  dapat memperoleh umpan balik dari hasil penelitian-penelitian yang dilakukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

 


 

Kepala Kepala Pusat Pengkajian Teknologi dan HKI, Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri, Kementerian Perindustrian Ir. Moehammad Setiono, MBA dalam sambutannya menekankan bahwa pembangunan di Indonesia mulai menitikberatkan pada usaha pengembangan proses efisiensi dan peningkatan kualitas produk. Pada 2011-2012, Indonesia menempati peringkat 46 dari 142 negara (tahun lalu peringkat 44) jauh dibawah Malaysia yang berada pada posisi 21 dan Thailand pada posisi 39. Dari 12 pilar penilaian daya saing global, pilar yang mewakili iptek (pilar kesiapan teknologi) dinilai masih lemah, yakni di peringkat 94. Pilar kesiapan teknologi tersebut, dalam kurun waktu 2008-2012, selalu berada pada peringkat 90-an. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa, kemajuan hasil litbang iptek belum berdampak nyata terhadap peningkatan daya saing, serta masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga. Untuk itu peningkatan kemampuan inovasi, kesiapan terapan teknologi, keterkaitan inovasi hasil litbang dengan kebutuhan dunia usaha serta kepercayaan industry besar terhadap hasil penelitian bangsa Indonesia harus terus ditingkatkan.

Bagikan di Media Sosial Anda