Kemenperin Promosikan Malam Batik Sawit dan Batik Halal
Melalui Workshop di Jawa Timur
-Kegiatan Promosi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit di Wilayah Jawa Timur dan Promosi Halal Produk Turunan Kelapa Sawit-
21/10/2024 - 24/10/2024
Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan nilai tambah produk kelapa sawit sebagai salah satu unggulan Indonesia agar bernilai jual lebih tinggi. Selain untuk pemenuhan kebutuhan industri pangan dan energi, komoditi kelapa sawit juga merambah sub sektor industri kreatif seperti industri batik. Ini sebagai upaya hilirisasi dalam mempertahankan posisi Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan jumlah 45,5 juta metrik ton per tahun sekaligus memperkuat ekosistem industri halal nasional.
“Hilirisasi dari kelapa sawit bisa menghasilkan produk yang berguna bagi industri batik. Salah satu produk turunannya yaitu stearin, bisa dimanfaatkan sebagai substitusi parafin impor, minyak kelapa dan kendal (lemak hewan). Lebih jauh, stearin ini bisa memberikan rasa aman bagi para konsumen akan kehalalan malam batik yang digunakan” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (23/10).
Hal inilah yang mendorong diselenggarakannya kegiatan Promosi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit di wilayah Jawa Timur dan Promosi Halal Produk Turunan Kelapa Sawit melalui Workshop Batik Berbasis Kompetensi (skema pembuatan malam batik). Kegiatan tersebut dihelat atas kerjasama Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik di bawah BSKJI Kementerian Perindustrian dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Kabupaten Pacitan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang dan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang. Kegiatan dilaksanakan selama 4 (empat) hari, dari tanggal 21-24 Oktober 2024 di Parai Hotel & Resort Pacitan, Jawa Timur.
Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, Budi Setiawan dalam sambutan yang disampaikan oleh Aan Eddy Antana, Ketua Tim Kerja Pengembangan Jasa Industri saat membuka kegiatan menyebutkan bahwa melalui workshop yang terselenggara atas dukungan berbagai pihak ini, 30 (tiga puluh) tenaga terampil yang tersebar di Provinsi Jawa Timur bisa mendapatkan sertifikat BNSP dengan skema Pembuatan Malam Batik dengan acuan SKKNI Nomor 104 Tahun 2018. “Dari skema workshop tersebut nantinya akan diajarkan dan diujikan 5 (lima) unit kompetensi yang terdiri dari penyusunan rencana kerja, pemilahan limbah, pengolahan malam bekas, pembuatan malam batik dan pengujian kelenturan malam yang salah komponennya adalah stearin” jelas Aan (22/10).
Selain perwakilan dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB), turut hadir, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Kabupaten Pacitan, Prayitno, Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansah didampingi Anwar Sadat, Analis Senior BPDPKS, Pembina Industri Ahli Muda Bidang Pemberdayaan Industri Sub Koordinator Pembinaan Industri Hijau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Ira Yuni Pantiwardhani dan Pembina Industri Ahli Muda BBSPJIKB, Ratri Yuli Lestari.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Pacitan, Prayitno dalam sambutannya, mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dari BBSPJIKB dan BPDPKS serta berharap workshop tersebut dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing pelaku batik di daerah Pacitan dan Jawa Timur. Pada kesempatan tersebut juga diserahkan sertifikat halal batik, dimana batik termasuk lingkup barang gunaan, kepada delapan pelaku industri batik di wilayah Jawa Timur yang telah melalui tahapan pendampingan hingga sertifikasi halal. Industri batik yang menerima sertifikat halal adalah Sri Nasifah dari Jayanti Batik, Patemi dari Batik Mekar Sejati, Evi Wahyu Astutik dari Griya Batik Sengguruh, Astutik Ningtias dari Batik Wagastu, Muthmainah dari Batik Muthidea, Rahmi Masita Prihatiningtias dari Batik Organic by Yagasu, Elok Evi Nurul aini dari Batik Mojo dan Sri Widjayati dari Batik Bambu Kenanga.
Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kementerian Perindustrian, Budi Setiawan saat menutup kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan di Pacitan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya di Kota Banjarbaru. Budi juga berharap sertifikat BNSP yang berlaku selama 3 (tiga) tahun untuk para peserta yang telah lulus (direkomendasikan oleh assesor) bisa dipertahankan dan diperpanjang secara mandiri.
Di samping untuk mendorong industri batik dalam memanfaatkan potensi kelapa sawit, kegiatan ini juga sebagai langkah strategis kampanye positif wujud keberpihakan Pemerintah Indonesia pada industri kelapa sawit nusantara yang sempat mendapatkan serangan negatif dari negara-negara Eropa beberapa waktu lalu, agar citra kelapa sawit kembali positif di mata internasional.
Demikian siaran pers untuk disebarluaskan