penutupan_batik_pekalongan1


Setelah berlatih batik dengan pewarnaan alam selama 5 (lima) hari, sejak 25 Februari 2019 bertempat di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Kepala BBKB menutup secara resmi pelatihan tersebut   kerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Pekalongan (1/3).

Salah peserta pelatihan Nurul Huda ketika menyampaikan kesan dan pesan mengatakan, bahwa selama pelatihan mempunyai kenangan yang luar biasa. Karena pelatihan ini bukan hanya materi pewarnaan alamnya saja, akan tetapi juga diberikan terkait dengan teknik membuat pola, mencanting dan memberikan motivasi bukan hanya industri batik akan tetapi juga dari aspek ekonomi. Untuk itu bimbingan yang berkelanjutan sangat diharapkan dari instansi terkait, dimana pelatihan ini diikuti sebanyak 20 orang dengan sebagian besar pesertanya merupakan kawula muda.

Ketua Dekranasda Kabupaten Pekalongan Hj. Munafah, ketika berkunjung di BBKB dan hadir dalam acara penutupan menyampaikan bahwa para peserta yang merupakan pelaku industri batik ini berkeinginan mengembangkan dan menindaklajuti dari pelatihan ini, mengingat sungainya sebagian di Kabputen Pekalongan sudah pekat, sehingga akan beralih ke pewarnaan alam. Disamping itu sebagian  konsumen beralih ke produk yang ramah lingkungan “ungkapnya”,.  Indikator sungai sungai keruh sebagai tanda jalannya perekonomian merupakan pola pikir yang harus diubah. Batik Kabupaten Pekalongan akan menekankan pada produk batik yang memiliki filosofi, sehingga  menggambarkan karakter bagi pemesannya melalui eksplorasi berbagai potensi sumber daya lokal yang ada di daerah.  Untuk itu produk batik bukan hanya dilihat seabagai produk sandang, melainkan menggambarkan juga aspek budaya dari lahir hingga mati.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BBKB Yogyakarta Titik Purwati Widowati ketika memberikan sambutan dan menutup pelatihan menyampaikan BBKB menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Ibu Bupati yang konsen terhadap pengembangan IKM, sehingga kolaborasi yang telah di jalin akan terus dilanjutkan. Harapannya kerjasama ini tidak hanya berhenti sampai disini tapi akan terus dikembangkan sehingga Kabupaten Pekalongan sebagai batik pewarna alami dapat diwujudkan. Karena belum semua industri mau beralih dari zat sintetis ke warna alam “tegasnya’,. BBKB juga telah melakukan berbagai riset terkait dengan ZWA dengan melakukan eksplorasi potensi lokal/daerah sehingga dapat dimanfaat sebagai zat warna, antara lain tegeran, tingi, secang, rumput laut, mengkudu/pace, kakao, cangkang kepala sawit, dll. Sehingga harapan kdepan Kabupaten Pekalongan sebagai Kota Batik warna alam dapat diwujudkan.

Bagikan di Media Sosial Anda