WhatsApp
desain_batik


Beberapa foto desain batik kerjasama dengan BBSPJIKB dari berbagai daerah

 

 

Batik merupakan warisan budaya takbenda yang telah diakui UNESCO sejak tahun 2009. Namun, di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, batik menghadapi tantangan besar: kian berkurangnya minat generasi muda untuk mengapresiasi, memakai, apalagi menciptakan karya batik. Di sinilah pentingnya peran institusi seperti BBSPJIKB (Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik) sebagai instansi pendorong perubahan melalui penyelenggaraan pelatihan desain batik yang adaptif, inovatif dan inklusif.

 

Permasalahan Utama: Batik dan Generasi Muda

Studi Desy Nurcahyanti (2019) mengungkap bahwa batik kerap dipersepsikan sebagai busana formal, kaku, dan kurang relevan dengan selera visual generasi muda yang dinamis dan ekspresif. Hal ini diperkuat oleh riset dari Retno Wulandari (2022) yang mencatat bahwa 65% responden usia 17–25 tahun lebih memilih fesyen luar negeri atau streetwear dibandingkan batik.

Masalah ini bukan hanya terletak pada desain yang dianggap konvensional, tetapi juga pada terbatasnya ruang edukatif yang mendorong generasi muda untuk berpartisipasi dalam mencipta, bukan sekadar mengonsumsi batik. Pelatihan desain yang kontekstual menjadi jembatan penting untuk menjawab tantangan tersebut.

Desain Batik: Lebih dari Sekadar Motif

Desain batik bukan hanya sekadar urusan estetika, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofis dan identitas kultural. Kajian estetika oleh Siska Pratiwi (2021) menyoroti bahwa batik Sleman, misalnya, memuat simbol pertanian dan gunung Merapi sebagai representasi ekologi dan spiritualitas lokal.

Namun, nilai-nilai ini akan terus tergerus bila tidak diadaptasi dan dikomunikasikan dengan pendekatan desain yang sesuai zaman. Di sinilah pentingnya metode pelatihan yang mampu menghubungkan antara kearifan lokal dan gaya visual kontemporer, sebagaimana diusulkan oleh Sandy Rismantojo (2023) dalam kajiannya terhadap batik Tiga Negeri.

BBSPJIKB dan Komitmen terhadap Inovasi Desain Batik

Sebagai unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Perindustrian, BBSPJIKB telah memiliki rekam jejak panjang dalam penumbuhan dan penguatan industri batik nasional di wilayah Nusantara. Salah satu fokus utama BBSPJIKB saat ini adalah Pelatihan Desain Batik, yang menyasar pelaku usaha muda, mahasiswa, dan komunitas kreatif.

Pelatihan ini tidak hanya berisi materi menggambar motif batik saja, tetapi juga mencakup:

1. Dasar Desain Visual pada Batik

Pondasi awal dalam hal desain akan ditanamkan menggunakan pendekatan konsep umum dalam proses penciptaan desain 

2. Eksplorasi Identitas Visual Lokal

Peserta diajak menggali potensi simbol dan cerita lokal sebagai sumber ide desain. Hal ini penting untuk mendorong kepekaan peserta dalam mulai mengenali unsur dan nilai lokal yang terkadang terabaikan.

3. Pemahaman Warna 

Materi ini penting agar batik tetap relevan di pasar fesyen nasional maupun internasional.

4. Digitalisasi Desain Batik

BBSPJIKB akan mengajarkan penggunaan software grafis untuk menciptakan pola batik yang bisa diterapkan pada berbagai media, seperti tekstil, produk lifestyle lain yang berbasis batik.

5. Branding 

Di era ekonomi kreatif, kemampuan menjual cerita dan nilai batik yang menyentuh aspek kejiwaan penggunanya bisa menjadi salah satu kunci keberhasilan .

Pelatihan Desain Motif Batik (Teknik Manual) Kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Jember

 

Menghidupkan Desain Batik yang Relevan

Pelatihan desain di BBSPJIKB terbukti menghasilkan banyak inovasi. Beberapa peserta berhasil menciptakan motif batik bertema urban culture, kearifan lokal lingkungan, bahkan isu sosial seperti perempuan dan keberagaman. Ini sejalan dengan gagasan desain inklusif dan responsif terhadap realitas kekinian, sebagaimana diusulkan dalam riset Puspitasari (2022).

Desain batik yang inklusif akan membuka ruang interpretasi baru dan menjadikan batik sebagai media komunikasi lintas generasi. Ini penting, karena desain yang hidup adalah desain yang bisa bercerita, melalui media batik misalnya. 

 

Membentuk Ekosistem Batik Masa Depan

Revitalisasi batik tidak cukup dengan kampanye “cinta produk lokal” semata. Diperlukan pendekatan strategis dan edukatif untuk membentuk kembali relasi emosional generasi muda terhadap batik. Pelatihan desain batik oleh BBSPJIKB adalah langkah nyata untuk mengaktifkan kembali ekosistem batik yang kreatif, adaptif, dan berkelanjutan.

Dengan menjadikan generasi muda sebagai co-creator, bukan sekadar pengguna, maka batik tidak akan hanya bertahan, tapi berkembang — sebagai simbol budaya yang dinamis dan membanggakan.

 

 

 

Referensi:

Nurcahyanti, D. (2019). Pengembangan Desain Batik Kontemporer Berbasis Potensi Daerah dan Kearifan Lokal. ResearchGate.

Pratiwi, S. (2021). Kajian Estetika Desain Batik Khas Sleman. Academia.edu.

Rismantojo, S. (2023). Komparasi Gaya Visual dan Makna Desain Batik Tiga Negeri. ResearchGate.

Puspitasari, N. (2022). Peran Generasi Muda dalam Inovasi Batik Berkelanjutan. Jurnal PkM.

BBSPJIKB (2024). Profil Pelatihan Desain Batik. bbkb.kemenperin.go.id.

 

Baca juga:

NaDIn & Pelatihan Batik Warna Alam: Solusi Ramah Lingkungan dan Efisien untuk Industri Batik Indonesia

Peralatan dan Proses Pewarnaan Alami Batik: Panduan Lengkap untuk Pemula hingga Profesional

 

Tag: desain batik, generasi muda, pelatihan batik, BBSPJIKB, batik kontemporer, pelatihan desain batik, industri kreatif, pelestarian budaya, digitalisasi batik, ekonomi kreatif, batik dan anak muda, inovasi batik, batik Indonesia, warisan budaya, pelatihan BBSPJIKB


BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK

Jalan Kusumanegara No. 7, Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta 55166
Telp. 0274-546111 Ext.109 | Fax. 0274-543582
E-mail:bbkb@kemenperin.go.id | Instagram : @bbspjikb_kemenperin | Whatsapp : 6282223799288

Bagikan di Media Sosial Anda