Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
871 | Logam Tidak Mulia (Kerajinan Tembaga Dan Seni Pandai Pamor) Kode Panggil: 669.3 Jas l c.1 |
Bahwa Indonesia adalah bangsa yang sejak dulu kaya agaknya bukanlah bualan belaka. Setidaknya itulah kesimpulan yang bisa kita tarik ketika mencoba mengikuti jejak J.E.Jasper (1874-1945) dan Mas Pringadie (1865-1936) dalam buku ini. Jasper adalah seorang etnografer dan pegawai sipil pemerintahan kolonial keturunan Indonesia-Belanda, sedangkan Pringadie dikenal sebagai seorang seniman. Mendapat penugasan dari pemerintah Kolonial, keduanya menjelajah Nusantara untuk mendokumentasikan seni kerajinan Nusantara semasa pemerintahan kolonial Belanda. Hasilnya dituangkan ke dalam lima jilid buku berbahasa Belanda dengan tebal keseluruhan 1.900 lebih halaman. Jilid 1 membahas anyaman, jilid 2 tenun, jilid 3 batik. Dua jilid berikutnya, jilid 4, menguraikan kerajinan emas dan perak, dan yang terakhir jilid 5 tentang kerajinan logam tidak mulia.. Buku yang ada di tangan Anda ini adalah terjemahan buku yang pertama kali terbit 105 tahun lalu, atau tepatnya pada 1912. Bukan hanya memperlihatkan ragam kriya, buku ini juga sangat kaya dalam paparannya mengenai bahan-bahan lokal, teknik, metode pengerjaan, hingga data-data perdagangan yang terkait. Sebagai seorang etnografer, Jasper, bersama Pirngadie, juga jeli melihat kaitan aktivitas dan hasil kerajinan itu dalam seluruh tatanan adat-istiadat masyarakatnya. Berbagai syarat pemakaian dan pamali yang terkait dengan hasil kerajinan tertentu bisa dijumpai dalam buku ini. Kelima jilid buku ini juga berisi ratusan istilah lokal berkaitan kriya, mulai dari nama bahan, penyebutan alat, cara pengerjaan, hingga produk hasilnya. | J.E. Jasper Dan Mas pirngadie | Dewan Kerajinan Nasional | 2017 | Logam tidak mulia |
872 | Penelitian Pengolahan Sampah Biomasa Menjadi Arang Briket Kode Panggil: BBKB 631.87 - p 1990-91 c.2 |
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1991 | arang briket | ||
873 | Pemanfaatan Enceng Gondok Untuk Industri Kerajinan Kode Panggil: BBKB 581.9 - p c.2 |
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1988 | enceng Gondok | ||
874 | Penelitian Teknologi Disain Dan Peralatan Serat Alam Asalan (Non Tekstil) Menjadi Bahan Baku Siap Pakai Pada Industri Kerajinan Kode Panggil: BBKB 633.5 Suw p 1983-84 c.2 |
Peneliti teknologi, desain dan peralatan serat alam asalan (non tekstil) menjadi bahan baku siap pakai pada industri kerajinan, ditekankan pada penelitian serat pandan dengan tujuan untuk memperoleh metode pengolahan serat pandan, serta menentukan peralatannya. Kegiatan penelitian diarahkan pada percobaan2 pembersihan serat, pengelentangan dan pewarnaan. Evaluasi hasil percobaan dilakukan dengan cara pengujian secara visual terhadap kenampakan serat yaitu kebersihannya, tingkat keputihannya, maupun hasil pencelupannya, serta pengujian kekuatan tarik serta dengan menggunakan alat uji kekuatan tarik ZWEIGLE type F 440, dengan jarak jepit 10 cm serta kecepatan penarikan 30 +_ 1 cm/menit. 2 bahan pembersih, teepol dan kostik soda menunjukkan, bahwa teepol dapat membersihkan serat dengan cukup baik, tanpa berpengaruh nyata terhadap kekuatan tarik serat. Sedangkan kostik soda menyebabkan pengarutan serat serta warna kecoklatan, disamping kekuatan tarik yang rendah. Kaporit dan perhidrol dapat memutihkan pandan dengan baik, tetapi kaporit ternyata sangat berpengaruh terhadap kekuatan tarik serat. Semakin besar dosis kaporit, semakin putih serat yang diperoleh, tetapi serat menjadi semakin repuh. Pemutihan dengan perhidrol memberikan hasil baik, dimana pandan menjadi putih tanpa berpengaruh nyata terhadap penurunan kekuatan tarik. Diperoleh petunjuk bahwa pandan dapat diwarnai dengan baik, menggunakan cat basis serta cat asam, dengan cara celupan panas. Beberapa desain peralatan disajikan pula dalam laporan ini, dengan harapan dapat menunjang proses penyediaan bahan baku pandan siap pakai. | Suwardjono, BSc | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1984 | Serat pandan |
875 | Penyusunan Rancang Bangun Dan Perekayasaan Industri Chopstik Dari Bambu Kode Panggil: BBKB 633.58 - p 1989-90 |
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1990 | chopstik bambu | ||
876 | Hand Book For Bamboo Culture And Processing Kode Panggil: 633.58 Kyo b c.1 |
Asia Kyokai | Asia Kyokai | 1958 | kerajinan bambu | |
877 | Penelitian pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar industri kerajinan gerabah Kode Panggil: BBKB 631.56 - p 1992-93 c.1 |
Pada penelitian "Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Industri Kerajinan Gerabah" dilakukan dengan 2 cara, yakni : 1. Pembakaran dari bawah 2. Pembakaran dari bawah dibantu dengan memasukkan sekan dari ruang tungku. Suhu tertinggi yang dicapai dengan cara (1) yaitu 400 derajat Celcius selama 8 jam pembakaran, dan bahan bakar yang dibutuhkan 100 kg sekam suhu tertinggi yang dicapai dengan cara (2) yaitu 475 derajat Celcius selama 3 1/2 jam pembakaran dan bahan bakar yang dibutuhkan 80 kg sekam keretakan yang terjadi pada sebagian produk diperkirakan karena gerebah siap bakarnya belum kering benar. Melihat suhu maksimal yang dicapai baik pada cara (1) maupun cara (2) maka dapat disimpulkan bahwa sekam hanya baik untuk pembakaran awal. Setelah itu untuk mencapai suhu yang diinginkan harus ditambah bahan bakar yang nilai bakar/panas jenis lebih tinggi, misalnya: kayu bakar, batu bara curah, brikat gambut dll. | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1993 | sekam padi | |
878 | Penelitian Teknologi Pelapisan (Enameling) Logam Non Ferous Kode Panggil: BBKB 621.357 - p 1992-93 c.2 |
Teknologi pelapisan (enameling) untuk produk kerajinan logam non-ferous adalah suatu proses pelapisan yang menggunakan campuran dari beberapa macam barang bukan logam, yang setelah melalui proses pembakaran akan membentuk suatu lapisan seperti gelas tipis . Salah satu penetuan keberhasilan pelaksanaan proses enamel adalah penggunaan temperatur dan waktu/lamanya proses pembakaran lapisan enamel baik untuk pembakaran enamel dasar maupun lapisan enamel penutup (pewarna). Dari hasil pengamtan untuk pembakaran lapisan enamel dasar pada temperatur 850 derajat Celcius memerlukan waktu selama 9 menit untuk dapat melelehkan lapisan enamel dasar diseluruh permukaan benda kerja membentuk lapisan gelas, sedang untuk pembakaran lapisan enamel penutup (pewarna) pada temperatur 825 derajat Celcius memerlukan waktu selama 6 menit untuk dapat melelehkan lapisan enamel penutup. Sistimm pembakaranya baik untuk lapisan enamel dasar maupun penutup yang menggunakan alat pembakar tungku api adalah lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan alat pembakar bunsen (blow-torch) dengan bahan bakar LPG. | Ir.Dwi Suheryanto | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 1993 | Pelapisan Logam |
879 | Peningkatan Ketahanan Luntur Zat Warna Alam Dengan Cara Pengerjaan Iring Kode Panggil: BBKB 667.2 Sul p 199-2000 c.2 |
Sulaeman,S.Teks | Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik | 2000 | Zat Warna alam | |
880 | Mengenal Kayu Kode Panggil: 674 Dum m C.4 |
J.F. Dumanauw | Pendidikan Industri Kayu Atas | 1993 | Kayu |