WhatsApp
overhead-view-woolen-baby-s-clothing-with-pacifier-wooden-table


 

 

photo by freepik

Pakaian bayi termasuk produk wajib SNI (Standar Nasional Indonesia) di Indonesia demi memastikan keamanan dan kenyamanan si kecil buah hati. Salah satu tahapan penting dalam sertifikasi SNI adalah uji laboratorium, yang menentukan apakah produk layak mendapatkan sertifikat SNI. Berikut ini adalah tips praktis agar produk pakaian bayi Anda lolos uji lab dengan lancar.

1. Pahami Persyaratan Uji SNI Pakaian Bayi

Uji laboratorium mengacu pada standar SNI 7617:2013/Amd 1:2014 dan mencakup aspek fisik, kimia, dan keamanan produk. Berikut ini parameter dan syarat mutunya:

Syarat Mutu Pakaian Bayi Berdasarkan SNI 7617:2013/Amd 1:2014:

Parameter Uji Syarat Mutu
Kandungan Formaldehida

Tidak terdeteksi (Bayi)

Maks. 75 mg/kg (Bersentuhan kulit)

Maks. 300 mg/kg (Tidak bersentuhan kulit)

Zat Pewarna Azo karsinogen Tidak boleh terdeteksi
Cd (Kadmium) Maks. 0,1 mg/kg
Cu (Tembaga)

Maks. 25,0 mg/kg (Bayi)

Maks. 50,0 mg/kg (Bersentuhan kulit)

Maks. 50,0 mg/kg (Tidak bersentuhan kulit)

Pb (Timbal)

Maks. 0,2 mg/kg (Bayi)

Maks. 1,0 mg/kg (Bersentuhan kulit)

Maks. 1,0 mg/kg (Tidak bersentuhan kulit)

Ni (Nikel)

Maks. 1,0 mg/kg (Bayi)

Maks. 4,0 mg/kg (Bersentuhan kulit)

Maks. 4,0 mg/kg (Tidak bersentuhan kulit)

Keamanan Fisik Produk Tidak ada bagian tajam/lepas, tidak berisiko tersedak/tertusuk
Kesesuaian Label/Penandaan Merek, jenis serat/komposisi serat, peruntukan, produsen/importir

Tips:
Pastikan bahan baku bebas zat berbahaya, gunakan pewarna tekstil aman untuk bayi, dan lakukan pengujian produk pra sertifikasi sebelum diajukan dalam proses sertifikasi produk.

2. Gunakan Bahan Baku Bersertifikat

Pilih bahan yang memiliki sertifikat uji bahan kimia. Ini membantu dalam menjamin keyakinan produsen akan kualitas produk akan memenuhi saat pengujian laboratorium.

3. Produksi Sampel Sesuai Spesifikasi

Produk massal harus konsisten dengan sampel. Laboratorium hanya menguji sampel, tapi yang dinilai adalah keseluruhan produk.

4. Penuhi Ketentuan Label Produk

Label wajib memuat informasi lengkap sesuai ketentuan SNI dan mudah terbaca. Kesalahan label bisa menyebabkan penundaan atau penolakan sertifikat.

5. Konsultasi dengan Laboratorium Terakreditasi

Pilih laboratorium yang telah terakreditasi KAN, seperti BBSPJIKB Kemenperin, yang berpengalaman menguji produk tekstil pakaian bayi.

Lolos uji laboratorium untuk sertifikasi SNI pakaian bayi adalah bentuk komitmen terhadap keselamatan konsumen dan kepatuhan regulasi. Dengan memenuhi syarat mutu sesuai SNI 7617:2013/Amd 1:2014 dan mengikuti tips ini, proses sertifikasi bisa berjalan lancar.

Bila Anda adalah pelaku industri pakaian bayi dan tertarik untuk mengurus sertifikat SNI Pakaian Bayi? Jangan ragu untuk menghubungi BBSPJIKB untuk mendapatkan penawaran spesial. 

Segera daftarkan produk Anda dan Jadilah bagian dari industri yang bertanggung jawab dan berkontribusi dalam menyediakan produk berkualitas bagi generasi masa depan.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:

Unit Pelayanan Publik Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kementerian Perindustrian

Jl. Kusumanegara No. 7 Kota Yogyakarta 55166 

D.I. Yogyakarta

0274-546111 (ext. 109)

https://wa.me/6282223799288 (Aldila) atau

https://wa.me/6285232605316 (Ridwan)

Mari wujudkan produk pakaian bayi yang aman, berkualitas, dan kompetitif di pasar! 

(Penulis: Ridwan Sahara)

Tag: Sertifikasi SNI pakaian bayi, Uji laboratorium pakaian bayi, SNI 7617:2013 pakaian bayi, Cara lolos uji SNI tekstil bayi, Syarat mutu pakaian bayi SNI, Laboratorium terakreditasi SNI pakaian bayi, Kandungan formaldehida pakaian bayi, Azo dye pada pakaian bayi, Sertifikasi produk tekstil pakaian bayi

Bagikan di Media Sosial Anda