Jumlah Data : 7026
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
174 | Adiwastra Nusantara Kode Panggil: 746 Ach a |
Kain, apakah ditenun, dipukul, diikat atau dirajut, jauh lebih banyak daripada pakaian di Indonesia. Selama berabad-abad telah berfungsi untuk mengikat orang, keluarga, dan komunitas, untuk menghasilkan pendapatan, menampilkan status keluarga dan keterampilan teknis pembuatnya, untuk mengingatkan pemirsa, melalui pola simbolis, etika, kewajiban moral, dan makna yang lebih dalam kehidupan, membuat bilik untuk pelaksanaan ritual, melindungi dan memberkati, dan membedakan satu kelompok orang dari yang lain, atau mengungkapkan identitas kelompok. Indonesia modern, kain yang dibuat secara tradisional terus memberikan sandang, penutup, pekerjaan, dan pendapatan, tetapi nilai-nilai lainnya kehilangan atau kehilangan relevansinya. Namun, satu hal yang tetap konstan adalah peran kain sebagai ekspresi identitas. Orang Indonesia bangga mengenakan tekstil khas mereka dan biasanya memiliki koleksi kecil barang-barang warisan superlatif untuk digunakan pada acara-acara khusus, seperti pernikahan. Di atas fondasi yang kaya akan koleksi warisan inilah Himpunan Wastraprema, sebuah perkumpulan orang-orang yang berdomisli di Jakarta dan sangat tertarik dengan tekstil tradisional, menyelenggarakan pameran "Adiwastra Nusantara Mahakarya Kepulauan" pada bulan April 2008. Buku ini, sebuah katalog pameran, menyajikan foto-foto berwarna dari tekstil yang paling menonjol dalam pameran tersebut. Ini adalah perayaan tradisi tekstil Indonesia dan kesaksian keterampilan pembuatnya. | Judi Achjadi | Dian Rakjat Publishing | 2010 | |
175 | Tenun Gedhog Kode Panggil: 677.024 Ach t |
Dalam masyarakat tradisional Tuban hingga sekitar pertengahan tahun 1980-an, selendang panjang wanita atau sayut menunjukkan usia generasinya, sedangkan rok selendang sepanjang mata kaki menunjukkan lokasi desanya-entah ke timur, selatan, barat, atau barat. utara dari pasar mingguan yang terletak di pusat. Sebelumnya pada abad ke-20 th, pakaian pria dikaitkan dengan status sosial mereka. Semua kain ditenun pada alat tenun sederhana menggunakan kapas tenunan tangan buatan sendiri yang diwarnai dengan bahan pewarna nabati yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Banyak dari ini tidak lagi berlaku hari ini, tetapi ingatannya tetap ada, sehingga masih memungkinkan untuk mendokumentasikan budaya kain Tuban yang menakjubkan. | Judi Knight Achjadi | Media Indonesia Publishing | 2010 | |
176 | Batik Jepara: Identitas dan Perkembangannya Kode Panggil: 75.02 Ala b |
Buku ini berisi paparan beberapa dimensi seputar batik sebagai warisan budaya Indonesia. Keberadaan batik di Jepara disoroti dari dimensi artistic untuk menggambarkan bagaimana batik sebagai warisan budaya anak bangsa Indonesia.. Buku ini tidak menampilkan seluruh proses, seluk beluk, dan pesoalan yang melingkupi jagad batik. Meskipun demikian, buku ini dapat dipandang sebagai salah satu wujud upaya peningkatan apresiasi kita terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia, khususnya batik dari Kabupaten Jepara. | Alamsyah, dkk | CV. Tigamedai Pratama | 2019 | batik |
177 | Sarung Tenun Indonesia: Ensiklopedia Filosofi, Motif Sampai Industri Kode Panggil: 677.024 Kus s |
Bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang di ujung barat hingga Merauke di ujung timur, baik pria maupun wanita sejak dadulu kala memiliki tradisi berbusana dengan memanfaatkan kain sebagai busana bawahan. Kain tersebut dibuat dengan bahan, teknik menenun dam motif-motif sesuai tradisi budaya setempat. Cara mengenakan kain tersebut sebagai busana bawahan itulah yang secara umum dapat disebut sebagai sarung. Jika di Jawa, orang mengenal bagaimana membedakan kain panjang sebagai sinjang (jarit) dengan sarung, maka di daerah lain Nusantara ini istilah sarung juga dikenal sebagai salah satu cara mengenakan kain bawahan baik untuk busana pria maupun wanita. Membahas tentang sarung tenun, ternyata akan membuka wawasan kita, bahwa kain sarung tidak terbatas pada konteks sebagaimana yang kita kenal sehari-hari yaitu sebagai busana khas yang biasa digunakan umat muslim Indonesia baik untuk sarana beribadah di masjid maupun sebagai pakaian keseharian. Oleh karena itu, buku ini hadir untuk membuka wawasan mengenai filosofi motif sampai industry sarung tenun Indoneisa. | Adi Kusrianto | Andi Offset | 2020 | tenun |
178 | Batik Cantik Kode Panggil: 8-3 Tim b |
Motif batik bisa dipakai dalam berbagai kesempatan. Mulai dari pakaian resmi, pakaian santai, hingga menjadi aksesori pelengkap pakaian seperti syal, bros, ataupun topi. Motif batik juga bisa disesuaikan dengan gaya kesukaanmu! Gunakan stiker-stiker dalam buku ini untuk membantu Aurin, Hana, dan Lolie mencocokkan koleksi batik milik mereka sesuai dengan aktivitas yang mereka lakukan. | Tim EFK | Erlangga for Kids | 2015 | batik |
179 | Profil Batik Tegal: 191 Koleksi Batik Tegal: Sogan Keraton, Sogan Pedalaman & Sogan Pesisir Kode Panggil: 75.02 Ami p |
Dalam buku ini terdapat 191 motif yang tercatat sejak tahun 2009. Ada berbagai macam ragam hias berupa bunga, daun, buketan, hewan ikan, buah-buahan atau berupa lambang-lambang lainnya. Koleksi dibagi menjadi 3 bagian, Sogan Keraton, Sogan Pedalaman, & Sogan Pesisir. Semua bagian memiliki karakternya masing-masing. Sogan Keraton & Sogan Pedalaman, dibuat dengan satu kali proses perebusan dan proses pengikisan menggunakan pisau untuk menghilangkan lilinnya. Perbedaannya adalah pada motif Sogan Keraton yang hanya dikenakan oleh keluarga kerajaan. Sogan Pesisir banyak digunakan untuk masyarakat yang ingin memakai sogan, namun pengerjaannya dibuat lebih singkat. | Nur Anisa Amini | Apsara | 2015 | batik |
180 | Profil Batik Tegal: 183 Koleksi Batik Tegal: Klasik Pesisir & Kelir Pesisir Kode Panggil: 75.02 Ami p |
Dalam buku ini terdapat 183 motif yang tercatat sejak tahun 2009. Ada berbagai macam ragam hias berupa bunga, daun, buketan, hewan ikan, buah-buahan atau berupa lambang-lambang lainnya. Koleksi dibagi menjadi 2 bagian, Klasik Pesisir & Klasik Kelir Pesisir. Klasik pesisir, dibuat dengan dua proses perebusan dan klasik kelir pesisir dibuat hanya dalam satu proses perebusan. Mereka hampir memiliki kesamaan warna | Nur Anisa Amini | Apsara | 2015 | batik |
181 | Teritik Emas di Lembaran Kain: Koleksi Kain-kain Nusantara Nuny Asmuni Said Kode Panggil: 746 Mas t |
Di usianya ke 70 tahun, Nuny,ingin membagikan dokumentasi koleksi kain batik, songket, dan tenun yang dimilikinya kepada anak, cucu, keluarga, kerabat, teman, dan sahabat. Sebagian besar koleksi beliau peroleh dengan memesan dan bertemu langsung dengan perajin. Khusus kain-kain heritage/antic didapat dari orang tua, mertua, kerabat, dan membeli dari penjual yang datang ke rumah | Shinta Said Mashuri | PT Kramayudha | 2009 | |
182 | Kain Tenun Minangkabau: Narasi Masyarakatnya Kode Panggil: 677.024 Djo k |
Ketika berpartisipasi dalam suatu upacara, baik laki-laki maupun perempuan harus mematuhi tata cara berbusana yang sudah digariskan oleh adat. Setiap fungsi dan peran dalam upacara direpresentasikan oleh busana tertentu. Pentingnya busana dalam kehidupan Urang Minang tentu sangat terkait dengan perkembangan kegiatan menenun di Minangkabau yang telah menyediakan berbagai variasi corak, bentuk, jenis, bahan, ukuran, dan warna kain tenun sesuai dengan wilayah yang menghasilkannya dan pengaruh luar yang diterima setiap wilayah penghasil tenun. | Nian S. Djoemena | Indonesia Kebanggaanku | 2015 | tenun |
183 | Arsitektur Rumah Saudagar Batik: Simbol, Pola, dan Fungsi Ruang Kode Panggil: 75.02 Mir a |
Rumah saudagar batik merupakan bangunan yang kompleks karena merupakan gejala budaya sehingga bentuk dan pengaturannya sangat dipengaruhi budaya ligkungan di mana bangunan itu berada. Bentuk rumah merupakan konsekuensi dari cakupan faktor-faktor budaya yang telihat dalam pengertian yang luas. Bentuk berubah menurut kondisi iklim, metode konstruksi, material yang tersedia dan teknologi. Yang menjadi faktor utamanya adalah sosial budaya, sedangkan lainnya merupakan factor yang kedua atau melengkapi/memodifikasi. Rumah saudagar batik memiliki perbedaan yang nyata, yaitu sebagian besar ruang yang ada di dalam bangunan akan dimanfaatkan untuk produksi batik, sedangkan sebagian kecil hanya dimanfaatkan untuk menghuni. Hal lain yang menarik adalah di dalam rumah tersebut menampung dua kegiatan yang memiliki sifat yang berbeda yaitu kegiatan menghuni yang sangat membutuhkan kenyamanan dan kegiatan produksi yang sangat aktif dan dinamis. Rumah Saudagar Batik ini juga adalah bagian dari eksistensi diri para saudagar yag diekspresikan pada tampilan bangunan baik interior maupun eksteroir bangunan. | Rinaldi Mirsa | Teknosain | 2019 | batik |