Jumlah Data : 7072
No | Judul | Abstrak | Pengarang | Penerbit | Tahun | Subyek |
---|---|---|---|---|---|---|
6871 | Promosi Dagang Industri Dan Investasi Kode Panggil: BBKB 658.82 Wis p 2008 |
Kegiatan Promosi Dagang , induastri dan investasi merupakan salah satu kegiatan dari kegiatan Pengembangan dan Pelaynan Teknologi Industri Kerajinan dan Batik , Balai Besar Kerajinan dan Batik Tahun Anggaran 2008. Kegiatan yang di laksanakan adaalah promosi melalui pameran. Pada setiap pameran yang di ikuti oelh Balai Besar Kerajinan dan Batik selalu memamerkan hasil penelitian dan pengembangannya . Adapun pameran yang di ikuti pada tahun 2007 antara lain : 1. Pameran Riset Unggulan dan Sertifikasi di Cikarang (Jawa Barat) ,pada tanggal 28n April 2008 sampai dengan 2 Mei 2008. 2. Pameran Pekan Produk Budaya Indonesia, Jakarta Convetion Center (JCC) , Jakarta pada tanggal 4 sampai dengan 8 Juni 2008. 3. Pameran PPI Regional di Kalimantan Timur , Pada tanggal 5 juli 2008 sampaid engan 12 juli 2008 4. Pameran Texcraft , di Yogyakrta pada tanggal 9 sampai dengan 13 juli 2008 5. Pameran yayasan Batik Indonesia , Departemen Perindustrian RI, Jakarta , pada tanggal 8 sampai dengan 12 September 2008. 6. Pameran Teknologi Tepat Guna , di PRJ Semarang , pada tanggal 30 Oktober sampai dengan 3 November 2008. 7. Pameran Hasil Riset dan Teknologi Industri , Jakarta pada tanggal 24 sampai dengan 28 November 2008. Diharapkan dengan adanya kegiatan promosi Dagang, Industri dan Investasi ini Keberadaan Balai Besar Kerajinan dan Batik lebih di kenal masyarakat luas. Sehingga dapat meningkatkan kerja sama pengembangan dan terbukanya komunikasi timbal balik antara Balai Besar Kerajinan dan Batik dengan pemda setempat , BUMN, BUMD. dan instansi terkait dalam UKM kerajinan dan Batik . | Drs.A.Wisnu Pamungkas, M.Si | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | pameran dagang |
6872 | Pemasyarakatan Teknologi Batik Masyarakat Pasca Gempa Yogyakarta Kode Panggil: BBKB 75.02 Sul p 2008 |
Ir. Sulistyono | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | alih teknologi | |
6873 | Pengembangan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) Kode Panggil: BBKB 389.6 Sur p 2008 |
Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) adalah Lembaga yang menyediakan jasa penilaian kesesuaian. Sedangkan Penilaian Kesesuaian adalah pembuktian bahwa acuan yang berkaitan dengan produk, proses, system, personil atau lembaga telah terpenuhi. Pengembangan Lembaga Penilaian Kesesuaian merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2008 di Balai Besar Kerajinan dan Batik. Program ini dilaksanakan sebagai upaya penguatan struktur BBKB dan dalam rangka melakukan penerapan SNI dan sesuai dengan tugas BBKB yang salah satunya adalah pengujian dan sertifikasi (SK Menperind No:46/M-IND/PER/6/2006). Pada pengembangan LPK ini ada 3(tiga) kegiatan: . Re Asesmen Laboratorium Uji Komoditi Industri Kerajinan dan Batik (LUK-IKB). LUK-IKB telah terakreditasi sejak tahun 1996, tahun 2008 saatnya Re Asesmen karena masa berlaku sertifikat telah habis. . Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk (LSpro) . Akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) Keluaran dari pengembangan LPK: . Diperoleh sertifikat LIK-IKB yang baru . LSpro TOEGOE yang terakreditasi . LSSM CRAFTIQA yang terakreditasi Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa ada satu lembaga yang belum akreditasi yaitu LSSM. Hal ini disebabkan karena terbatasnya personil yang memenuhi persyaratan dalam menduduki jabatan di Lembaga tersebut yaitu harus memahami dan berpengalaman dalam bidang Sistem Manajemen Mutu (ISO 9000), sehingga sebagian besar personel merangkap jabatan, di 3(tiga) lembaga tersebut, hal ini mengakibatkan penyelesaian pekerjaan kurang optimal. Namun demikian seluruh persyaratan LSSM untuk pelaksanaan akreditasi telah terpenuhi. | Surti Indriastuti, ST | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | SNI Kerajinan dan Batik |
6874 | Sinergi Pengembangan Industri Sutera Desa Tocemba, Sulsel Kode Panggil: BBKB 677.37 Kri s 2008 |
Sutera adalah serat yang diperoleh dari jenis serangga yang di sebut Lepidoptera. Serat sutera berbentu filamen, dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk kepompong . Species utama dari ulat sutera yang dipelihara untuk menghasilkan sutera adalah bombyx mori. Pemeliharaan ulat sutera dimulai di negeri Cina , Kemudian menyebar ke Jepang, Asia Tengah , Asia TimurN dan Ke Eropa. Pada saat ini negara utama penghasil sutera adalah Jepang, Cina, Italia dan Prancis. Proses degumming merupakan proses penghilangan serisin yang terkandung dalamkokon , tujuannya untuk mendapatkan pegangan yang lembut, muculilau dan bahan menjadi bersih dan putih. Kain dapat di buat dengan proses tenun dan rajut , tetapi di samping kedua proses tersebut ada proses pembuatan selembar kain tanpa melalui proses petenunan maupun peoses perajutan, yaitu proses non woven. Dimana bahan yang di gunakan tidak berubah untaian benang melainkan langsung dari serat yang disusun lalu diberi perekat sehingga terbentuk lembaran kain. | J. Krismartono | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | sutera |
6875 | Pemetaan Dan Inventarisasi Lembaga Pembudayaan Iptek Kode Panggil: BBKB 061.6 Agu p 2008 |
Ciri yang di gambarkan pada motif batik ternyata memiliki makna simbolisasi yaang menggambarkan budaya dan kearifan dari setiap daerah yang ada di Indonesia. Terbukti dari ciri, bentuk dan corak batik dari berbagai Daerah mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya baik motif maupun citra warnanya yang berhubungan erat dengan lokasi geografis tingkat kehidupan tradisi daerah setempat. Hal ini tertuang pada batik tradisional yang merupakan salah satu potensi unggulan dari setiap daerah di Indonesia yang perlu di lestarikan. Sementara itu sampai saat ini seluruh potensi kekayaan yang ada belum sepenuhnya dapat berkembang, untuk itu perlu di adakan sebuah kegiatan dalam upaya pengalian kembali , pengembangan, termasuk upaya pembinaan dan pelestarian terhadap potensi batik di setiap daerah di Indonesia. Balai Besar Kerajinan dan Batik sebagaai salah satu institusi pemerintah di harapkan menjadi lokomotif penggerak industri kerajinan dan batik di Indonesia sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Balai Besar Kerajinan dan Batik memilik ikewajiban untuk melakukan pemantauan dan pemetaan potensi kerajinan dan batik daerah di Indonesia. Pemetaan potensi daerah pad hari ini di titik beratkan pada pemetaan terhadap potensi batik di daerah provinsi Jambi (kota Jambi dan sekitarnya) , provinsi DIY (Yogyakarta dan ssekitarnya ) . Dari kegiatan tersebut di dapatkan data-data otentik mengenai potensi batik di daaerah tujuan kegiatan . Data- data tersebut berupa kondisi UKM batik , profil UKM batik , permasalahan yang di hadapi oleh UKM batik , ciri dan karakteristik dari produk batik , teknologi proses UKM batik tujuan kegiatan serta contoh- contoh produk batik yang menjadi cirm khas batik dari daerah tujuan kegiatan . | Agus Haerudin, A.Md | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | Inventarisasi Lembaga Iptek |
6876 | Pendidikan dan Latihan perhiasan Kode Panggil: BBKB 376.6 Han p 2008 |
Drs .Handoyo | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | pelatihan | |
6877 | Pendidikan Dan Pelatihan Struktural Kode Panggil: BBKB 376.6 Bal p 2008 |
Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | pelatihan | ||
6878 | Pelatihan Kompetensi Kelompok Kerja Bengkel Kode Panggil: BBKB 376.6 Suh p 200 |
Telah di laksanakan pelatihan peningkatan potensi kinerja bengkel di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta jl.Kusumanegara No.7 selama 5(lima) hari setara dengan 40 jam pelajaran dengan peserta sejumlah 10 orang seksi Alih Teknologi dan Inkubasi Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Kompetensi kinerja bengkel merupakan faktor utama dalam mewujudkan kinerja yang optimal di seksi alih teknologi dan inkubasi dalam rangka melayani masyarakat UKM untuk merancang dan membuat serta melakukan inovasi alih teknologi peralatan tepat guna bagi perajin kerajinan dan batik di seluruh pelosok nusantara. Kemampuan untuk merancang, memilih bahan , dan membuat serta finishing peralatan dan memasyarakatkan hasil rekayasa alat teknologi tepat guna merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada kelompok kerja bengkel Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Metode pelatihan menggunakan metode andragogik yaitu dengan ceramah diskusi , praktek dan evaluasi. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa kompetensi kinerja bengkel meningkatkan dengan indikator luaran terciptanya sebuah alat teknologi tepat guna yang telah memenuhi kaidah rancang bangun dan alih teknologi dengan tahapan kerja, diantaranya adalah penentuan tema, observasi analisis, hipotensis, plan decider,eksperimen ,realisasi, dan evaluasi. | Suharyanto,ST.MT | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | pelatihan |
6879 | Penyusunan Konsep SNI Kerajinan dan Batik Kode Panggil: BBKB 389.6 Mah p 2008 |
Telah dilakukan : Penyusunan Rancangan SNI (Revisi) Produk Batik, Tahun Anggaran 2008 sebanyak 4(empat) judul yaitu : 1. Definisi dan penggolongan batik 2. Istilah-istilah batik 3. Definisi dan penggolongan pola batik tradisional 4. Procede batik tradisional Dalam rangka melaksanakan kegiatan penyusunan revisi SNI tersebut di atas, tim kegiatan melakukan serangkaian kegiatan mulai dari pengkajian SNI yang akan di revisi, studi pustaka, pendalaman materi tentang peraturan dan persyaratan-persyaratan baru mengenai standardisasi, mengkaji standar pendukung serta melakukan uji ulang terhadap produk-produk batik untuk data pendukung bagi standar-standar yang akan di revisi. Melalui beberapa kali pertemuan dan rapat-rapat teknis dengan tenaga ahli dan stake holder, perguruan tinggi, para petugas fungsional dan pihak-pihak lain yang berkomitmen, akhirnya dapat disusun 4(empat) konsep rancangan batik SNI. Keempat konsep rancangan (revisi) SNI tersebut siap untuk dibahas dalam rapat Pra Konsensus di Jakarta | Ir. Mahdi Ja'far | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | SNI Kerajinan dan Batik |
6880 | Penelitian Pengembangan Pemanfaatan Kayu Lokal(Non Komersial) Untuk Mebel Kombinasi Kode Panggil: BBKB 674 Suh p 2008 |
Kayu banyak terdapat di negeri kita, hampir setiap pula dapat tumbuh berbagai macam jenis kayu baik yang bernilai ekonomi tinggi sampai pada jenis non-ekonomis (kayu tahun). Di setiap pulau di negeri kita memiliki jenis-jenis kayu unggulan dan antara pulau yang satu dan yang lain berbeda. Sebagai contoh kayu jati dapat tumbuh dan berkembang di setiap pulau, namun kayu jati yang berkualitas terbaik di hasilkan di pulai jawa, khususnya di daerah Cepu, Blora dan sekitarnya. Karena kebutuhan akan kayu yang berkualitas ini antara budidaya dan penebangan tidak seimbang, maka terjadilah kekurangan. Berawal dari sini, usaha untuk menutupi dan memanfaatkan kayu lokal dan kayu non-ekonomis mulai mendapat tempat tersendiri sebagai bahan baku pengganti. Untuk memanfaatkan jenis-jenis kayu lokal, agar derajat kwalitas perlu diupayakan serangkaian proses pengolahan baik dari pengawetan, pengeringan sampai proses pengerjaannya. Karena dalam litbang ini diaplikasikan sebagai bahan mebele kombinasi maka diperlukan bentuk dan corak dengan bahan yang dipakai sebagai bahan kombinasi. Dari sekian banyak kayu non ekonomis berdasarkan hasil kajian dan penelitian kayu trambesi dan kayu akasia mendapat urutan atas. Untuk pengawetan kayu dengan bahan kimia yang mengandung racun dengan batas aman dipergunakan bahan yang larut air. Sebab disamping tidak banyak merubah warna juga mudah dilaksanakan dan lebih ekonomis. Untuk menstabilkan dimensi dan ketahanan terhadap serangan jamur dikeringkan minimal 8-120& kadar air. Untuk bahan aplikasi diperlukan bambu, tempurung dan kulit kerang dan batu aji sebagai aksesoris tambahan agar lebih variatif dan lebih menarik. Untuk memproteksi setelah produk jadi digunakan bahan pelapis wood stain mowilex. Bahan ini disamping menambah warna tekstur kayu juga memperkuat lapisan luar setiap permukaan kayu dan lebih tahan lama. Adapun jenis produk sebagai contoh percobaan ada lima macam: 1. Meja tmu persegi 2. Meja tamu model x 3. Meja console 4. Kaca rias dinding 5. Rak buku | Suhono | Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan | 2008 | kayu |