7_fotor


Keuletan dalam mengikuti materi yang diberikan para instruktur Balai Besar Kerajinan dan batik (BBKB) Yogyakarta dan ketekunan berlatih para peserta Pelatihan Pembuatan Batik Tulis telah membuahkan hasil. Keberhasilan ini tidak lepas dari semangat belajar dan berlatih para peserta pelatihan yang semula sama sekali tidak mengenal proses batik (tingkat dasar) dan sekarang mampu menghasil produk batik. Kemauan yang tinggi dan keberanian dalam meninggalkan kampung halaman beserta keluarga selama 5 (lima) hari telah mengubah pola pikir dan mampu memberikan harapan baru. Hal ini disampaikan Ibu Sutarmi ketika menyampaikan kesan dan pesan dalam acara penutupan setelah mengikuti pelatihan di BBKB Yogyakarta, Jum’at (24/3). Kemauan untuk terus belajar dan mengikuti pelatihan lanjutan merupakan potret dari kehausan dan keinginan peserta dalam menimba pengetahuan dan pengalaman dalam mempelajari menghasilkan produk batik yang mempunyai kualitas lebih baik.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan dan SDM Kabupaten Sidoarjo Ibu Fenny Apridawati dalam sambutan menyampaikan bahwa Sidoarjo telah menjadi kota industri karena disini berdiri ribuan perusahaan baik skala besar, sedang dan kecil. Untuk itu warga Sidoarjo khususnya para peserta harus berubah mainset untuk menjadi lebih baik. Para peserta seusai pelatihan ini dan kembali ke Sidoarjo harus mampu menggali segala pontensi yang ada disekitarnya dan terus berkarya dengan membuat motif batik yang bercirikhas Sidoarjo. Bantuan bahan dan peralatan yang telah diberikan mewajibkan kepada 12 (dua belas) peserta pelatihan  untuk membuat batik. Pada awalnya para pengrajin batik harus bangga mengenakan karyanya sendiri dan mengenalkan kepada orang lain serta terus mendengarkan selera konsumen, sehingga mampu memperbaiki kualitas produknya. Bupati Sidoarjo mempunyai komitmen yang kuat dalam memberikan mendukung penumbuhan dan pengembangan industri kecil menengah (IKM) dan menyediakan anggaran untuk modal bagi IKM sebesar 8,7 milyar. Dalam menggairahkan pasar guna menumbuhkan ekonomi, maka warga juga diminta untuk memutarkan uangnya di Sidoarjo. Disamping itu BBKB Yogyakarta dihimbau untuk melakukan monitoring dan evaluasi ke pengrajin secara sampling, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap permasalahan, agar terapi/pengobatannya lebih tepat.

Pada kesempatan yang sama Kepala BBKB Yogyakarta Bapak Isananto Winursito sebelum menutup pelatihan menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan dan SDM Kabupaten Sidoarjo yang telah melakukan kerjasama pelatihan, dengan harapan kedepan kerjasama tersebut dapat terus berlanjut. Para peserta juga diminta seusai pelatihan  dan kembali ke daerah masing-masing jika menemui kendala dalam proses pembuatan batik dapat berkomunikasi dengan para instrukur BBKB dengan menggunakan berbagai media sosial yang ada, yaitu : telephon, WA, Facebook, Instagram, Faximile, website, dll. Kedua belas peserta yang telah mengikuti pelatihan juga harus senantiasa berlatih terus, karena ilmu yang telah diperoleh selama pelatihan merupakan modal awal, sehingga harus terus dikembangkan. Dalam proses pembatikan dengan penggunaan Zat Warna Sintetis (ZWA) akan mempengaruhi lingkungan maka  lingkungan harus dijaga dan tetap dilestarikan(Wd)

Bagikan di Media Sosial Anda